Selama 2 minggu liburan di rumah ibu, ada hal yang mengganggu pikiran saya. Ini tentang teman masa kecil saya yang kini 'berubah'. Sebut saja namanya Neng, saat ini usianya 24th ++. Saya kenal saat masih SD. Saya kelas 6, dia kelas 3 saat itu. Aslinya dari Pameungpeuk. Maksud saya ibunya asli Pameungpeuk, ayahnya asli Gadog, sekampung dengan bapak saya. Saat itu dia baru pindah dan merekalah yang membeli rumah orangtua saya. Kami kenalan dan menjadi akrab. Kami sering bermain bersama. Main boneka, sekolah-sekolahan, sondah, megan, bekles, papasakan, botram, ucing sumput, jojogedan dan lain-lain banyak lah permainan anak kampung pokoknya. Suaranya bagus, dia jadi vokalis di grup qasidah anak-anak di madrasah tempat kami ngaji. Dia juga pinter, sering ranking di sekolahnya walau bukan ranking pertama. Ibu saya juga suka sama dia, kalau abis main pasti diberesin lagi, kalau abis makan piringnya langsung dia cuci. Kami masih sering main bersama sampai saya lulus SMP kemudian lanjut sekolah di Bandung.
Saat saya sudah di Bandung, kami ga ada kontak sama sekali, waktu itu belum musim punya hp kayak sekarang. Kami hanya bertemu sesekali kalau saya lagi libur. Kesininya udah ga pernah ketemu kalaupun saya lagi libur karena ternyata dia melanjutkan SMP di Pameungpeuk.
Singkat cerita, saya sudah mulai kuliah dan semakin jarang pulang. Suatu hari menjelang ramadhan, saya pulang karena berencana munggahan di rumah ibu. Saya ketemu dia di warung, ternyata dia lagi hamil 8 bulan waktu itu. Kami ngobrol lumayan lama, yang saya inget dia berkata : "Teh, semangatnya kuliah na, sing jujur. Abi mah tos teu tiasa neraskeun. Insyaallah sasasih deui ngalahirkeun. Piduana nya."