Pages

Monday, 3 June 2024

A Home Team : Basic Training season 3

 Assalamualaikum.

Zoom sesi 3 kemarin, qadarullah aku tak bisa ikut hadir di kelas. Kami sedang di perjalanan di kereta sehingga agak kurang nyaman untuk bergabung di kelas online. Alhamdulillah masih bisa menyimak rekamannya. 

Check in Season

Saat check in season, ada 5 kartu pertanyaan yang ingin ku coba jawab di sini.

1. Sebutkan satu hal tentang dirimu yang sangat ingin kamu ubah!

Kontrol emosi yang belum baik. 

2. kartu tidak terbuka.

Penasaran sebenarnya. 

3. Apa yang membuatmu bangga dengan dirimu?

Sebelumnya aku selalu bingung dengan pertanyaan, merasa tak ada yang patut kubanggakan. Tapi saat bercerita dengan suami, aku sadar ternyata ada hal-hal yang bisa aku banggakan terutama setelah aku menjadi seorang ibu. 

Aku bangga bisa merelakan melepas karierku demi membersamai anak-anak di rumah.

Aku bangga dengan diriku yang berusaha sekuat tenaga, belajar, berlatih agar bisa melahirkan anak-anak dengan lembut.

Aku bangga bisa memberikan asi 25 bulan untuk S, 20 bulan untuk B, dan 26 bulan untuk H.

Aku bangga bisa memberikan mpasi mulai tepat 6 bulan, mostly homemade.

Aku bangga bisa memutuskan homeschooling sebagai pendidikan anakku di usia dini dan dasar. 

Daaan kebanggaan lainnya yang kurasa tak akan cukup dalam satu page. 

4. Apa yang membuatmu menyesal?

Ada satu peristiwa di masa lalu, 20 tahun lalu, salah ambil keputusan yang berdampak tak baik ke berbagai lini kehidupan. Yang sampai saat ini, aku bahkan masih malu dan benci sekali jika teringat. Peristiwa ini adalah potongan puzzle kehidupan yang ingin ku buang jauh-jauh dari ingatanku.

5. Yuk cerita masa dimana kamu berhasil melewati kesulitan.

Masa terberat kedua (yang pertama aku ga mau cerita), ini duniawi sekali. Kami yang terbisa tinggal di kota besar yang akses kemana-mana mudah, perlu apa-apa gampang dicari, tiba-tiba pindah ke kota kecil yang bahkan kalau habis magrib nampak tidak ada kehidupan. Kami yang biasa tinggal di rumah yang nyaman di dalam perumahan yang adem kemudian tinggal di mess kantor yang panaaas dan ribet kalau mau ada tamu atau keluar-masuk. Kami yang sebelumnya nyaman ke sana kemari dengan kendaraan pribadi, kemudian harus kemana-mana naik angkutan umum atau taksi online, atau pakai motor jika tidak perlu bepergian bersama anak-anak. Aku yang biasa ada teman ibu-ibu pengajian, posyandu, olahraga tiba-tiba ga punya teman sama sekali .

Awalnya aku misuh resah, tapi kini setelah bertahun terlewati, aku nyaman dan bersyukur.

Identifikasi "Root Cause"

Masalah di keluarga kami sepertinya adalah manajemen waktu dan kontrol aktivitas. Jadi meski kami sering membuat rencana A B C tapi sering gagal karena tergantikan aktivitas lain yang tidak ada dalam rencana. Alasannya serandom karena lagi mager atau tiba-tiba ngantuk. Baik saya dan suami sering sekali begini. 

Ide Solusi 

Main bareng, ngobrol bareng, beraktivitas bareng.

Memaksa diri stick to the plan kecuali memang urgent.

Action Plan 

Main bareng : 

- Main Uno dan monopoli (biasanya ayah sama salah satu anak aja, next kami coba main semuanya)

- Jalan-jalan ke taman.

Ngobrol bareng :

- Memaksimalkan waktu setelah makan bersama untuk lebih banyak saling bercerita. (Biasanya ayah-bunda aja, anak-anak langsung bubar)

- Aktifkan kembali meeting keluarga ba'da subuh, sekedar saling cerita rencana kami masing-masing di hari ini, apa ada yang perlu diselesaikan, perlu menghubungi atau bertemu siapa, sekaligus ijin-ijin jika ada rencana keluar rumah.

Aktifitas bareng :

- Masak bareng. Anak-anak bantu bunda menyiapkan bahan masak, bunda masak, ayah beberes dapur. 

- Latihan bela diri. Ayah as coach, ngajarin bunda dan anak-anak Perisai Diri. Sudah lama menjadi wacana, bismillah dimulai segera. 

Segitu aja. 

Wassalamualaikum

Monday, 27 May 2024

A Home Team : Basic Training Sesi 2

Di awal sesi, kami bercerita tentang kondisi keluarga saat ini. Jawabanku adalah seperti susana jam 8 pagi, saat matahari sudah terbit, hangat, tapi tidak terik. Haneut moyan kalau di basa Sunda. 

Kami juga diingatkan kembali tentang 3 komitmen dan gambarnya. Aku masih belum menggambarkannya di jurnal. Perkembangannya saat ini Alhamdulillah masih bisa kujalani. 

Kami kemudian berdiskusi tentang perbedaan pasar dan club sepakbola. Kesimpulannya adalah pasar itu kerumunan, sedangkan club sepak bola adalah sebuah team. 
Jika ku perhatikan keluargaku, saat ini Alhamdulillah sudah menjadi sebuah team, meski sesekali kami berkegiatan sendiri-sendiri. 

Yang menarik dari pertemuan kali ini adalah, aku masih merasa  ini di luar ekspektasi. Tadinya ku berharap akan dapat banyak materi, aku menyimak dan mencatat, tapi ternyata berbeda. Sebentar-sebentar masuk ke breakout room dimana kita berdiskusi dengan lebih sedikit orang, dituntut terlibat lebih aktif. Seru sih but sometimes jadi ga bisa disambil, haha. 






Monday, 20 May 2024

A Home Team : Basic Training Sesi 1

Assalamualaikum.
Saya, Fitri Meilawati dari Ibu Profesional Cianjur. 
Di sesi 1 (14 Mei 2024) kemarin, saya belajar:
- Mengenal diri dan kenalan dengan rekan-rekan. Nama, domisili, kekuatan diri, momen keberhasilan sebagai seorang ibu.
- Membangun kesadaran dengan menguatkan kembali strong why.
- Mengenal makna keluarga.
Makna keluarga bagi saya adalah keluarga ring 1 yaitu suami dan anak-anak. Yang setiap hari berinteraksi, tinggal bersama, menjalani kehidupan bersama. 

3 komitmen
- Serius, sungguh-sungguh mengikuti seluruh rangkaian pelatihan, saya gambarkan dengan tanda seru besar.
- Langsung praktik Step by Step, saya gambarkan dengan anak tangga.
- Menjaga semangat sampai akhir, saya gambarkan dengan api yg menyala. 

Yang menarik
- Metode belajar : pertanyaan refleksi, kelompok diskusi kecil. Namun menurut saya waktu yg diberikan di breakout room masih kurang.

Monday, 14 November 2022

New Habit : Membaca Al-Quran dan Artinya

Tugas kali ini sungguh berbeda dan Alhamdulillah menjadi jalan membentuk habit baru. Membaca Al-Qur'an beserta artinya. 

Saya rutin membaca Al-Qur'an, tapi jarang sekali membaca artinya. Apalagi mengambil hikmah dan mengaitkannya dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Saat ada tugas ini, saya memutuskan untuk mengulang dari awal kembali tilawah saya, membiasakan mengawali hari dengan membaca Al-qur'an sebelum mengerjakan hal lain. 

Hari-hari pertama biasa aja. Bahkan saya cenderung tidak menangkap makna ayat yang saya baca meski membaca artinya. Kemudian di hari ke berapa ya, saya membaca surat Al-Baqarah ayat 275 tentang riba. Saat itu,kami sedang banyak membicarakan (mantan) rumah di Bandung karena hari sebelumnya kami memang dari sana. Rumah yang kami cicil (KPR) dan saat ini sudah kami lepas. Terkadang saya masih suka menangis jika mengingat betapa saya menyayangi rumah itu. Ingat bagaimana kami mengumpulkan uang sampai bisa bayar DP dan membayar cicilan tiap bulan, ingat saat pindahan, ingat saat-saat menempatinya, mendekornya dan banyak hal lain. Kadang masih ngerasa sayang koq dilepas. Tapi membaca terjemahan ayat itu kemarin, sungguh saya merasa bahwa ini salahsatu cara Allah menyayangi kami, agar kami terbebas dari riba. 

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (Q.S Al-Baqarah 275)

 

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa."(Q.S. Al-Baqarah 276)

Dan setelah dipikir-pikir, setelah kami melepas rumah itu, hidup kami jauuuh lebih tenang, kami lebih bahagia. Allah berikan pula tempat tinggal yang jauh lebih baik meski bukan rumah sendiri. Alhamdulillah.

 

Self Assesment Fitrah Kebundaan

Fitrah Keimanan

Alhamdulillah misi keluarga sudah jelas dan disepakati. Sudah tahu juga misi bunda secara teori namun pelaksanaannya masih naik-turun. 

Fitrah Bakat

Sudah tahu dan sadar bakat, sedang berusaha mengamalkannya di rumah demi kepentingan keluarga. Meski perlahan, alhamdulillah ada progress yang terlihat terutama di proses pendidikan anak-anak. Ada bakat lain bunda yang sedang berusaha dikembangkan agar bunda bisa punya waktu 'me-time' dan sedikit menambah pemasukan keluarga.

Fitrah Belajar dan Nalar

Alhamdulillah hasrat belajar bunda sangat tinggi terutama untuk hal-hal yang memang menjadi kebutuhan di keluarga. Keluarga pun memiliki budget khusus untuk  belajar ayah dan bunda meski terbatas. 

Fitrah Seksualitas

Sebenarnya mantap dan yakin akan pilihan dan takdir menjadi seorang ibu. Tapi dalam keseharian masih kurang lembut terhadap anak-anak. Bunda sedang belajar dan terus berlatih bersikap lebih lembut.

Fitrah Individualitas dan Sosialitas

Alhamdulillah merasa cukup mengenal diri dan bisa bersosialisasi di masyarakat meskipun hanya lingkup kecil komunitas atau lingkungan dekat saja. 

Fitrah Bahasa dan Estetika

Bunda sangat senang menata rumah, senang dengan keindahan dan kerapian. Setiap anggota memiliki tugas "beberes" tertentu sesuai usia dan kemampuan. Anggota keluarga juga dibiasakan untuk menjaga kerapian dan keindahan. Misal hal sederhana seperti mengembalikan barang ke tempatnya setelah dipakai. 

Defaultnya bunda biasa berbahasa santun dan lembut tapi bisa berbicara  kasar ketika sedang marah meledak. Ada luka di masa lalu dan bunda sedang berusaha agar tidak mengeluarkan kata kasar saat sedang marah.

Fitrah Perkembangan 

Merasa cukup dewasa namun menyadari ada beberapa mindset yang harus diubah.

Fitrah Jasmani

Pola kesehatan bunda cukup baik. Sudah rutin memakan makanan gizi seimbang, berolahraga rutin dan tidur cukup. Penerapan di keluarga masih terus berjuang terutama dalam menghadapi salah satu anak yang picky eater. Olahraga sederhana sudah rutin dilaksanakan seluruh anggota keluarga. 


Dari semua hal tersebut, sebagian besar bunda sudah tahu penyebabnya namun masih kesulitan menemukan cara untuk mengembangkannya.