Pages

Wednesday, 12 September 2018

Game Level 1 : Komunikasi Produktif Hari #7


Sejak semalam saya bilang ke Kakang bahwa hari ini kami akan mengajaknya untuk menengok adek bayi, sepupunya. Saya janjikan pergi jam sembilan pagi. 
Bangun tidur seperti biasa, nyamperin Bana ngajak main sebentar, kemudian ingat mau pergi nengok adek bayi. Saya bilang abis semua mandi dan sarapan, jam 9 kita berangkat. Alhamdulillah Kakang minta mandi duluan, padahal biasanya banyak alasan kalau disuruh mandi pagi. 

👩🏻 : "Alhamdulillah, terimakasih ya Nak sudah mau mandi pagi sendiri tanpa disuruh". 

Ayah, Kakang, sama Bana sudah mandi. Tinggal saya yang masih 'caludih', masih mengerjakan urusan domestik seperti biasa. Kakang mulai ga sabar ingin segera berangkat. Saya mencoba berbicara dengan intonasi rendah.

👩🏻 : "Kan Bunda sudah bilang berangkat jam 9. Sekarang Bunda mau mandi dan siap-siap dulu. Tunggu ya."

Keadaan aman terkendali. 
Di rumah sepupu, Kakang hanya duduk diam sekitar 5 menit saja. Saat saya ngobrol-ngobrol, Kakang malah lari-lari dengan sepupu yang lain. Awalnya saya bilang untuk jangan lari-lari. Tapi kemudian ingat untuk mengatakan hal yang diinginkan, bukan yang tidak diinginkan.

👩🏻 : "Kang, Bunda mau Kakang duduk di sini sama Bunda. Adek bayinya nanti terganggu kalau Kakang lari-lari dan berisik aja."

Beberapa menit berhasil duduk manis, selanjutnya lari-lari lagii. Saya mengulangi lagi kalimat sebelumnya, berhasil sebentar kemudian lari-lari lagi. Sama Abang diajak ngasih makan ikan, berhasil pada diam. Menit selanjutnya mulai kejar-kejaran lagi. Si Bunda mulai bertanduk, tarik nafas. Daripada ngomel, akhirnya kami pamitan, lanjut ke rumah nenek. 
Di rumah nenek, Kakang bolak balik naik turun tangga sambil teriak-teriak. Saya mengibarkan bendera putih, nyerah, minta tolong ayahnya yang menemani. Selanjutnya anteng main perosotan di kaki ayahnya sampai energinya hampir habis dan tertidur di samping Bana. 
Maaf ya Nak, Bunda agak menjauh dulu tadi, soalnya udah gemes pengen ngomel. Semoga besok bisa lebih sabar lagi.

#hari7
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tuesday, 11 September 2018

Game Level 1 :Komunikasi Produktif Hari #6


Salah satu aturan di rumah kami adalah bermain maksimal dua jenis mainan dalam satu waktu. Jika ingin berganti mainan lain maka salahsatu harus dibereskan dan disimpan ke tempat semula. Salah dua nya adalah merapikan dan mengembalikan ke tempatnya jika sudah selesai bermain. 

.
Kakang sedang asyik bermain dengan dua temannya ketika ada rame-rame di luar. Mereka bertiga keluar dan beberapa menit kemudian Kakang kembali, sendirian. Melihat adiknya sedang 'baceo' Kakang mendekat. Mainan masih berserakan.

.
👦 : "Bun, boleh main sama dede? Boleh disayang?"

.
Saya memintanya untuk cuci tangan-kaki dulu karena baru saja dari luar, kakinya sedikit kotor. Tadinya mau sekalian minta beresin mainannya dulu tapi Alhamdulillah inget perintahnya harus satu-satu. Kakang ga mau, nanti saja katanya. Biasanya saya jawab lagi dengan rada 'mengancam' ga boleh pegang-pegang adeknya kalau belum cuci tangan. Kali ini, saya coba mengontrol nada bicara dan mengatakan apa yang saya inginkan.

.
👩🏻 : "Bunda maunya Kakang cuci tangan-kaki dulu, biar bersih :)"

.
Alhamdulillah langsung nurut. Main-main deh sama Bana, ngajak ngobrol, pegang tangannya, usap-usap, kiss :) Masyaallah bahagia sekali melihatnya, Alhamdulillah.

.
Beberapa menit kemudian Kakang minta ijin pinjam hp, mau main game cenah. Saya jawab boleh setelah bereskan mainan. Dia baru sadar domino-nya belum beresin dan beralasan cape kalau bereskan mainan dulu. Nego dia, main hp dulu sebentar baru nanti beresin cenah. Saya ga kasih, tetap minta bereskan dulu. Nego lagi, minta dibantuin. Saya ga bantu, akhirnya dia bereskan sendiri dengan wajah sedih. 

.
👩🏻 : "Kang, dulu waktu Bunda kecil juga Bunda suka disuruh beresin lagi kalau habis main. Kalau ga diberesin Nenek jadi kesel. "

.
Niatnya mau mengganti nasehat dengan refleksi pengalaman. Tapi Kakang masih kelihatan sedih. Diam ga menjawab. Ayah kemudian ngajak main. Ketawa-ketawa lagi deh. Beresin mainan selesai, minjem hp pun ga jadi karena keasyikan bercanda sama Ayah.

.
Alhamdulillah hari ini berlalu tanpa omelan. Semangat ya Nak, semoga besok kita bisa lebih baik lagi. 
.
#hari6
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional


Game Level 1:Komunikasi Produktif Hari #5

Saya lagi main hp lihat-lihat IG ketika Kakang Sina mendekat dan bertanya Bunda lagi main apa. Saya tunjukin postingan lama saya di IG, foto Kakang Sina jaman dulu pas usia 3-4tahun.Melihat beberapa foto, Kakang kabita mau main lagi. 
.
Yang pertama ditunjuknya main kebun binatang - kebun binatangan. Tapi Kakang ga mau bikin sendiri, ga bisa katanya. Saya yakinkan kalau Kakang pasti bisa, coba dulu. Masih keukeuh ga mau. Setelah nego-nego yang membuat say terus narik nafas panjang akhirnya sepakat saya yang bikin ruangannya, Kakang yang "ngandangin" binatangnya. 
.
Ga sampe 15 menit, Kakang bosen, minta ganti main campur-campur air berwarna. Sama saya dibolehin tapi dengan beberapa syarat.
.
👩🏻 : Boleh, tapi lego-legoan sama binatangnya beresin dulu. Terus Sina nya tidur siang. Bangun tidur siang makan dulu. Kalau sudah tidur siang dan makan nanti kita main air yang dikasih warna ya. Bunda harus cari dulu gelas-gelas plastiknya.
.
Tetot. Si Bunda malah nyerocos lupa dengan poin 'keep short and simple'. 😬
Kakang keukeuh mau langsung main. Saya juga keukeuh mainnya nanti setelah tidur siang. Kakang pundung, saya baeud. Tetot lagi, si Bunda lupa ekspresi wajah ramah. Yang pundung masuk kamar, diam sampe akhirnya tertidur.
.
Saat Kakang tidur, barulah saya menyadari hari ini ga berhasil menerapkan beberapa poin komunikasi produktif. Nyeseel, kasian, saya minta maaf sambil usap-usap.
.
Kakang Sina bangun ketika saya sedang menyusui Bana. Nyamperin, ngusap-usap kepala adeknya lalu mencium keningnya. Masyaallah bahagia melihatnya. Kakang bilang boleh ga main air dikasih pewarna? Saya bilang boleh, kebetulan gelas-gelas plastik dan pewarnanya sudah saya siapkan. 
.
.
Mengendalikan emosi, menahan diri biar bicara ga nyerocos dan ngomel-ngomel, menjaga intonasi suara tetap rendah dan ramah ternyata ga mudah. Adakalanya berhasil, tak jarang pula lupa dan gagal. Semangat kita belajar terus ya, Nak. Semoga besok lebih baik lagi. Terimakasih telah hadir di hidup Bunda 😭😘❤️

#hari5
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Game Level 1: Komunikas Produktif Hari #4


Saya baru saja selesai menyusui dan menidurkan Bana ketika melihat Kakang masih asyik main domino. Saya keluar kamar berniat membereskan meja yg berantakan kemudian menemani Kakang bermain. Kakang yang mau membantu beberes membawa 2 toples makanan dan 1 wadah mainan berisi kelereng dan kuwuk congklak, ditumpuk, dibawa sekaligus.

👩🏻: Bawanya satu-satu, Nak
👦: Bisa da.

Tiba-tiba braaak, wadah mainan jatuh, tutupnya terbuka, kelereng dan kuwuk berserakan kemana-mana, sebagian besar ke kolong kursi dan meja. Bana yang baru saja tidur kaget dan bangun lagi.. 

Bunda langsung bertanduk, heu, pengen ngomel nyerocos tuh kan kata Bund juga bawanya satu-satu bla bla bla. Tapi mencoba bertahan, ngomel sih di dalam hati. Kakang juga sudah menatap Bunda, sieun dicarekan hehe, dan tanpa diminta langsung meminta maaf.

Saya diam kemudian tersenyum. 

👩🏻: Gapapa, sok masukin lagi ke wadahnya. 
👦: Iyaa, tapi yang di kolong susah ambilnya.
👩🏻: Bisaa, coba dulu.

Tapi asa karunya masuk ke kolong ngambilin kuwuk satu-satu. Saya meminta tolong Kakang ambilkan sapu, langsung diambilkan ga pake tapi ga pake nanti. Saya sapu kuwuk2 dan dikumpulkan agar Kakang lebih mudah memasukkannya kembali ke wadah. Kelereng mah tetap diambil satu-satu soalnya pas di sapu malah menggelinding kesana kemari. Selesai. Wadah mainan sudah disimpan ke tempatnya.

Tiba-tiba Kakang bertanya, Bun ga marah?
Heu, Kakang heran da biasanya kalau kayak gitu pasti si Bunda marah, minimal ngomel. Alhamdulillah kali ini berhasil mengendalikan emosi dan menjaga intonasi suara tetap rendah. Semoga hari-hari berikutnya bisa terus berhasil. Semangat belajar bersama ya, Nak.

#hari4
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional








Game Level 1
Komunikasi Produktif Hari #3


Dalam seminggu, ada 3 hari saya mengajar privat di rumah sore hari. Kakang Sina biasanya asyik bermain bersama teman-temannya selama sesi privat berlangsung. Saat sedang asyik berdiskusi, Kakang tiba-tiba masuk dengan terengah-engah dan wajah tegang, berkata : "Bun, ada kucing ketabrak sama mobil, matanya keluar, pupnya keluar, berdarah."
Diskusi kami terputus. Salahsatu siswa bertanya dimana lokasinya. Kakang bersama Arka, teman akrabnya, dengan semangat mengantar ke TKP yang jaraknya sekitar 40m dari rumah kami. Saya ga ikut.
Beberapa menit kemudian mereka kembali. Kakang lanjut cerita kalau yang tertabrak itu kucing temannya yang sedang di luar kandang. Saya bertanya apa Kakang lihat langsung saat kucingnya tertabrak, jawabnya nggak, tapi lihat sesudahnya. Kakang lanjut cerita kalau mayat kucingnya dimasukkan ke kantong kresek kemudian dikubur. 
Beberapa siswa yang ikut melihat mayat kucing itu bilang menyesal telah melihatnya karena jadi terbayang terus, creepy cenah. Waduh gimana sama Kakang yang tadi juga melihatnya.
Selesai sholat magrib, tiba-tiba Kakang mendekati ayahnya dan kembali bercerita tentang kucing tadi. Saya dan suami saling pandang sejenak menyadari ternyata Kakang masih kebayang-bayang. Kakang lalu bercerita dengan lebih detail apa yang dia lihat. Saya spontan bertanya : "Kakang kasihan ya sama kucingnya?" Lupa sama poin mengganti pertanyaan interogasi dengan observasi, heu. 
Selanjutnya ayahnya yang memberi pengertian, sedikit memberi nasihat tentang berhati-hati di jalan, juga sekilas tentang semua yang hidup pasti mati.
Terkait deskripsinya tentang mayat kucing, kami tak membahasnya lagi, kami mengalihkan fokusnya pada solusi, sudah benar langsung dikubur agar tidak bau atau terinjak atau terlindas kendaraan lain.

#hari3
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Friday, 7 September 2018

Game Level 1: Komunikasi Produktif Hari#2

Sejak kemarin sepertinya Bana sedang growth spurt, nyusuu terus. Kakang agak merajuk gara-gara Bunda rada hese mau main sama Kakang. Kakang maunya main domino tapi si Bunda hoream karena bikinnya lama tapi ngagubragkeun na sekejap saja.
.
👩🏻: Kang, maen hp Bund aja mau? (Emak macam apa yang malah nawarin maen hp 😁)
👦 : Gak, mau maen domino (keukeuh)
👩🏻 : Boleh tapi bikin sendiri ya, Bunda ngasih susu Bana dulu.
👦 : Ngga, mau dibantuin bikinnya bla bla bla (panjang pokona mah dan masih keukeuh)
.
Tarik nafas, berusaha menjaga intonasi suara tetap rendah dan ramah.
.
👩🏻 : Main ular tangga aja yuk, biar Bunda sambil gendong Bana [menawarkan solusi]
👦 : Hayuu
.
Alhamdulillah kondisi aman terkendali. Setelah bosan, Kakang minta main hotwheel
.
👩🏻: Boleh, ular tangganya beresin dulu [kalimat pendek dan sederhana]

Alhamdulillah, ternyata dengan intonasi suara rendah & ramah, menggunakan kalimat yang pendek & sederhana, sambil senyum membuat Kakang lebih gampang nurut dan ga ngeyel. 
Kita belajar terus ya Nak, belajar biar Bunda ga ngomel2 dan Kakang ga banyak ngeyel. 
.
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Game Level 1 : Komunikasi Produktif Hari #1

Pagi tadi Kakang Sina diomelin Ayah karena sesuatu hal yang berujung hari ini Kakang ga boleh main di luar rumah. Konsekuensi ini sudah disepakati jauh hari sebelumnya. Kakang nangis. Saya yang sedang menyusui Bana sebenarnya gatel pengen ikut ngomelin, tapi saya coba tahan, tarik nafas, istighfar, senyum.
Selesai menyusui Bana, Kakang masih nangis. Saya dekati kemudian memeluknya. Saya mencoba bicara dengan lembut dan ramah. 

👩🏻 : Kakang kenapa nangis? Sedih ya? [menunjukan empati]
👦 : Iyaa
👩🏻: Sedih kenapa?
👦: Sedih ga boleh main (masih nangis)


Sina pun cerita kenapa ga boleh main sambil terisak. Saya seringnya komentar "makanya nurut", kali ini saya coba kalimat berbeda


👩🏻: Lain kali bicaranya baik-baik ya. 

👦: (mengangguk)
👩🏻: Bunda maunya Sina jadi anak yang santun, sopan. [mengatakan apa yang diinginkan]
👦: Iya Bun, maaf.
👩🏻: Minta maaf sama Ayah ya.
Kakang minta maaf sama Ayah, minta dipeluk, langsung baikan lagi deh. Alhamdulillah mood Kakang juga langsung membaik, lanjut main ular tangga. Bismillah, sama-sama belajar ya, Nak. Perbaiki diri sama-sama.

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

#backup

Wednesday, 5 September 2018

BIRTH STORY : BaNa Punya Cerita (3)


Pagi hari sekitar pukul 8 Bidan Aisyah masuk, nanya tali pusatnya mau dibakar sekarang ga. Kami jawab iya. Alhamdulillah tercapai juga keinginan untuk memutus tali pusat Bana dengan cara dibakar, sama seperti Kakang Sina dulu. Bedanya, jika dulu talipusat Kakang Sina dibakar oleh Bidan Puri sama Bidan Fahrima, tali pusat Bana dibakar langsung sama Ayah-Bundanya.
Mulai dibakar

Itu ada makan untuk sarapan di belakang, hihi, tapi nunggu selesai dulu
Proses ini berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Selama prosesnya Bana anteng aja, ga nangis atau menunjukkan rasa tidak nyaman, Alhamdulillah.
before

after
Selanjutnya baru deh Bana dimandikan untuk pertama kalinya.
mandiiii
Selesai mandi, barulah diberikan suntikan Vit K. Kenapa ga langsung pas baru lahir? Karena kami ingin yang pertama kali masuk ke dalam tubuh Bana adalah ASI. Saya langsung belajar menyusui segera karena saat IMD Bana belum berhasil ngenyot. Alhamdulillah Bana mendapat kolostrum. Saya coba susukan terus meski ASI masih sangat sedikit. Jadi setelah yakin ada ASI yang masuk, barulah disuntik Vit K. 
Siangnya Alhamdulillah ada Kakang Sina datang, mau lihat dede bayi cenah. Dan ga mau pulang lagi ikut nenek, mau sama Bunda> Setelah dibujuk rayu Alhamdulillah mengerti dan mau pulang duluan.
Kakang Sina bersama Bana
Besoknya, Selasa, 17 Juli kami berencana pulang pagi. Tapi sebelum pulang, foto-foto dulu.

(bersambung)