Alhamdulillah, hari Rabu tanggal 14 Maret 2018 kemarin saya berkesempatan mengikuti Hospital Tour di Klinik Kebidanan Harkel di Bandung. Klinik ini berada di Jalan Pasir Salam Raya I no 6-8 Bandung. Cukup jauh dari tempat saya di Cibiru. Sebelumnya pun saya belum tau ini klinik kebidanan yang bagaimana dan tidak masuk daftar tempat bersalin yang ingin saya survey.
Berawal dari melihat postingan teman di IG tentang promo biaya persalinan RP 0 di Harkel untuk hafidz juz 30, jadilah saya kepoin tuh IGnya harkel @harkel_bandung. Saya lihat ada jadwal hospital tour hari Rabu, cek ricek jadwal Alhamdulillah saya tak ada agenda penting selain ngajar sore harinya. Saya langsung wa tanya-tanya tentang hospital tour sekalian daftar, Alhamdulillah masih ada seat dan bisa langsung datang hari Rabu nya.
Menurut web www.harkel.co.id, Harkel atau Klinik Harapan Keluarga terbentuk sejak 2009 dan merupakan klinik bersalin yang berawal dari praktek pribadi dr. Ali Rustaman, SpOG. Visi dan misi klinik ini adalah menyediakan fasilitas kesehatan ibu dan anak yang disertai penerapan nilai-nilai islami. Pendiri Klinik Harapan Keluarga berkeyakinan bahwa kesehatan reproduksi dimulai dari proses konsepsi-mengandung-melahirkan, sampai dengan membesarkan seorang anak termasuk tingkatan dalam maqoshid syariah yaitu hifzun nasb (terpeliharanya keturunan) untuk membentuk generasi mendatang yang sholeh dan sholehah sebagai kebanggaan umat.
Hari Rabu pagi kami (Saya, suami dan Kakang Sina) pergi ke sana, naik motor as usual. Mengandalkan Google Maps Alhamdulillah kami sampai tepat waktu tanpa nyasar. Begitu sampai, kami disambut Bapak Security yang mengucapkan salam dengan ramah dan bertanya maksud kedatangan. Setelah bilang mau ikutan Hospital Tour kami diarahkan ke pendaftaran dengan terlebih dahulu mengganti sandal dengan sandal khusus Harkel.
Pintu masuk. Sandal sepatu disimpan rapi. Pengunjung harus berganti alas kaki dengan sandal yang disediakan Harkel. |
Begitu masuk, kesan pertama tempatnya bersih, cukup luas, hening ga berisik. Nyaman. Nuansa islami mulai terasa melihat para petugas dan bidan-bidan berpakaian dan kerudung syar'i. Di meja pendaftaran, kami mengisi daftar hadir dan data diri. Dan dapat goodie bag Alhamdulillaaah...
Tempat pendaftaran. Foto diambil tepat dari pintu masuk. |
Kemudian kami diminta menunggu di ruang tunggu.Cukup luas. Ada satu televisi di depan tapi saya lupa ambil foto. Di depan ruang tunggu ini ada ruang poli anak, dan Orange Maternity and Baby Spa.
Ruang tunggu lantai 1. Foto diambil saat sedang menuju lantai 2. |
Tak lama menunggu, acara dimulai. Kami dipandu oleh Bidan Fitri (semoga ga salah sebut nama ya Teteh :)). Ramah, bahasanya santun, penjelasannya mudah dimengerti. Dan tour pun dimulai.
Jika akan periksa kandungan, terlebih dahulu kami harus mendaftar. Biaya pendaftaran Rp 15.000. Di sini boleh pilih periksa dengan Bidan atau dengan Dokter Spesialis Kandungan (spog). Setelah mendaftar, kami akan ditimbang berat badan dan diukur tekanan darah alias ditensi dengan Bidan sambil ngobrol-ngobrol jika ada keluhan. Sambil menunggu dipanggil untuk diperiksa dokter, di sini ada layanan foot spa/massage loh buat ibu hamil. Di tempat lain ada ga ya yang seperti ini? Dan foot massage ini free alias tidak dikenakan biaya tambahan.
Tempat foot massage by Orange |
Tarif sekali periksa dan konsul dengan Bidan Rp 50.000 - Rp 100.000, sedangkan dengan dr spog Rp 200.000 - Rp.250.000 untuk konsultasi, USG dan print hasil USG. Sedangkan jika diresepkan obat atau suplemen dikenakan biaya tambahan, tapi kita bebas mau tebus resep di apotek Harkel atau di apotek lain di luar.
Ruang konsultasi dan periksa kandungan |
Selanjutnya kami diajak ke lantai dua. Yang pertama terlihat adalah tulisan di dinding "Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?" dengan foto-foto bayi-ibu hamil- keluarga dan juga tulisan "sabar-ikhtiar-tawakal". Ruang tunggu di lantai 2 ini jauuh lebih nyaman dari lantai 1. Yang ini memang lebih diperuntukkan untuk yang menunggu atau berkunjung ke yang melahirkan.
Ruang tunggu lantai 2 |
Di lantai dua kami diajak masuk ke "ruang mules". Disebut ruang mules karena di ruangan ini para ibu hamil menikmati rasa mules menjelang persalinan. Ruangannya luas dan sangat nyaman. Ada wastafel dan kamar mandi nyaman juga.
ruang mules |
Di sini boleh ditemani siapa saja, suami, keluarga, mau bawa orang seRT juga katanya boleh. Ibu yang mau melahirkan juga bebas mau ngapain aja di sini, tapi nanti diganggu setiap 4 jam untuk cek bukaan. Di ruang ini kita cuma dikasih jatah selama 12jam. Jadi kalau misal sejak check-in sampai bayi lahir lebih dari 12 jam, ada biaya tambahan sekitar Rp 40.000 perjam. Di sisi lain ruang mules yang tak tertangkap kamera, ada semacam rolling door gitu. Awalnya saya mikir ini kenapa ga dibuat dinding utuh seperti sisi lain saja, ternyata oh ternyata itu adalah ruang tindakan pas persalinan. Jadi tinggal buka rolling door nya saja ga perlu pindah ke ruangan lain.
Ruang tindakan. Bidan Fitri in frame sepotong. |
Di ruangan ini ada ranjang pink yang sakral, haha, tempat bayi keluar. Tapi kita dibebaskan koq memilih posisi melahirkan senyamannya kita, ga harus berbaring di ranjang pink itu. Di sana juga ada tempat bayi dibersihkan setelah dilahirkan, ditimbang, diberi salep mata dan suntik vit K lalu dikembalikan ke ibu untuk IMD. Ini dia
Selanjutnya di depan ruang mules ini ada ruang phototerapy. Jika ternyata bayi kita perlu phototheraphy ya di sini sudah ada fasilitasnya.
Nah, bagian ini bagian yang paling saya tunggu, melihat ruang rawat pasca persalinan. Ada beberapa ruang dengan fasilitas dan tentu biaya yang berbeda-beda. Nama-nama ruangannya menggunakan nama-nama yang familiar saat berhaji di Arab Saudi sana. Haramain, Arafah, Mina, Muzdalifah, safa, marwah..
Ruang Haramain |
Ruang Haramain dari sisi lain. Ada Kakang Sina in frame. |
Ruang Mina |
Ruang lain saya tak sempat ambil foto. Untuk ruang Safa dan Marwah, satu ruangan untuk dua orang dengan satu kamar mandi. Tapi masing-masing ada baby crib dan lemari kecil gitu. Untuk tarif perawatan, ruangan, dan lain lain silakan klik link ini ya.
Tentang penundaan pemotongan tali pusar, kalau lahiran dengan Bidan itu otomatis dilakukan karena sudah menjadi SOP Bidan di sini, tapi jika dengan lahiran dengan Dokter tergantung kebijakan dokternya. Sementara untuk proses pemotongan tali pusar dengan burning cord sepertinya belum pernah dilaksanakan di sana, soalnya pada ngahuleng ketika saya bilang boleh minta dipotongnya dengan cara dibakar.
Sekian liputan kali ini. Kabita untuk lahiran di sana tapi belum semantap di Bumi Ambu. Mudah-mudahan dimanapun dede utun kelak dilahirkan, bisa lahir dengan sehat, selamat, nyaman, aman, dan bahagia seperti proses lahiran Kakang Sina dahulu. Terimakasih Harkel untuk hospital tour yang seru dan bikin betah.
Wassalamualaikum.
No comments:
Post a Comment