Pages

Sunday 28 January 2018

Jurusan di Universitas Kehidupan
NHW #1 Matrikulasi Institut Ibu Profesional




Assalamualaikum WrWb.
Alhamdulillah, setelah hampir seminggu menggalau karena saya kebingungan mengerjakan Nice HomeWork #1 Matrikulasi Insitut Ibu Profesional berkaitan dengan materi "ADAB MENUNTUT ILMU", hari ini saya mantap menuliskannya di sini.

1. TENTUKAN SATU JURUSAN ILMU YANG AKAN ANDA TEKUNI DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI!
Saya mantap memilih ilmu "MANAJEMEN  KELUARGA" sebagai bidang yang akan saya tekuni.
Yang akan saya pelajari di jurusan ini adalah bagaimana cara
  • Menyiapkan makanan sehari-hari yang sehat, murah tapi memenuhi pedoman menu gizi seimbang.
  • Menyesuaikan cara berpakaian dengan kepribadian masing-masing anggota keluarga, usia dan situasi.
  • Mengatur dan merawat rumah dengan baik agar semua anggota keluarga nyaman.
  • Mengelola keuangan dan ikut membantu menjaga kestabilan perekonomian keluarga.
  • Memahami hak-hak dan kewajiban orangtua terhadap anak juga cara merawat, mendidik, dan membimbing anak. Mempersiapkan anak menghadapi masa aqil-baligh sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing.
  • Mengatur anggota keluarga agar mampu bekerja sama sebagai tim dalam menggapai cita-cita keluarga.
  • Mewujudkan keluarga yang berakhlaq (bersikap dan bertingkah laku) sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

Pembukaan Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch #5

Assalamualaikum. 
Sudah lewat tengah malam, Cipadung masih  mati lampu. Suara Pak Satpam yang berkeliling bersama tongkat besinya cukup memecah kesunyian. Dua lelaki terkasih sudah lelap sejak tadi, tinggal saya sendirian gulang-guling gelisah ga jelas.
Alhamdulillah, sudah hampir sepekan berlalu sejak dimulainya perkuliahan Matrikulasi batch 5 IIP. Materi minggu pertama tentang ADAB banyak menyentil saya. Kini saya sadar mengapa banyak hal (ilmu) yang saya pelajari tapi sepertinya cuma sekedar lewat saja. Ternyata saya sangat kurang memperhatikan adab sebelum ilmu tersebut. Tapi kali ini saya tidak akan mereview materi tersebut, saya hanya akan menuliskan poin-poin yang dijelaskan Bu Septi dalam video yang berjudul "Pembukaan Matrikulasi Institut Ibu Profesional"
Link Youtube

Program matrikulasi ini adalah program perkuliahan awal di Institut Ibu Profesional yang  bertujuan untuk 
  • menyamakan konsep wawasan Institut Ibu Profesional
  • mempelajari ilmu-ilmu kompetensi dasar bagaimana menjadi ibu profesional
  • sebagai gerbang perempuan Indonesia untuk bergabung, berkumpul, berlajar bersama di komunitas ibu profesional
Ada 9 materi yang akan dipelajari di kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional
  1. Adab menuntut ilmu.
  2. Overview Ibu Profesional
  3. Bunda Sayang : Membangun peradaban dari dalam rumah
  4. Bunda Sayang : Pola mendidik dengan fitrah, berbasis hati nurani.
  5. Bunda Cekatan : Ibu manajer keluarga
  6. Bunda Cekatan : Belajar bagaimana caranya belajar
  7. Bunda Produktif : Rezeki itu pasti, kemuliaan harus dicari.
  8. Bunda Produktif : Menemukan misi spesifik hidup.
  9. Bunda Shaleha : Ibu sebagai agen perubahan
Semua materi ini akan diperkuat setiap minggunya dengan Nice HomeWork. Nice HomeWork ini bertujuan untuk mengikat ilmu juga sebagai syarat kelulusan program matrikulasi yaitu mengerjakan 80% NiceHomework.

Bismillah, semoga proses belajar ini mengantarkan saya kepada kebaikan. Mari semangat melalui semua prosesnya agar tercapai tujuan kita yaitu menjadi seorang ibu yang profesional.
Salam (calon) ibu profesional.
Wassalamualaikum.

Saturday 27 January 2018

Galau Menentukan Pilihan Jurusan

Assalamualaikum.
Gambar dari grup WA Matrikulasi Batch 5 Bandung 3
Sudah H-3 deadline pengumpulan NiceHomeWork #1 Institut Ibu Profesional batch 5 ini, tapi saya masih galau menentukan jurusan apa yang akan saya tekuni di universitas kehidupan ini.
Teman-teman di kelas sebagian besar sudah mengumpulkan NHWnya. Teteh fasilitator bilang, tinggal 18 orang lagi yang belum. 18 dari 48 orang itu berarti sekitar 62% teman di kelas sudah mengumpulkan.
Saya masih bingung, masih galau, jurusan apa yang benar-benar saya butuhkan. Ada banyak yang ingin saya pelajari. Dari mulai ilmu ikhlas, ilmu sabar, ilmu menjadi ibu dan istri yang profesional, parenting, ilmu tata laksana rumah tangga, manajemen emosi, dan ada beberapa lagi yang membuat saya bingung menentukan ilmu yang mana yang akan menjadi fokus saya. Yang sedang jadi pertimbangan saya adalah kelimuan yang saya peroleh di perguruan tinggi kan ga terlalu klop ya dengan kehidupan yang saya jalani saat ini, maka saya ingin jurusan yang saya pilih saat ini adalah jurusan yang memang betul-betul saya butuhkan dan bisa memperbaiki kehidupan saya. 
Saya teringat jaman menjelang SPMB tahun 2006 dulu. Saat menentukan pilihan jurusan, sepertinya kegalauan saya mirip dengan saat ini. Hanya saja dulu yang membuat saya bingung adalah saya takut salah jurusan dan tidak bisa menyelesaikan kuliah. Sebenarnya dari hasil psikotes, konsul dengan guru-guru, diskusi dengan orang tua, dan minat saya sendiri insyaallah mantap memilih Kedokteran UNPAD. Tapiiii, dodolnya saya saat itu, saya bingung karena kecengan saya tidak memilih UNPAD dalam SPMBnya. Antara ingin tetap memilih kedokteran UNPAD, atau memilih jurusan lain di kampus yang sama dengan kecengan saya itu. Saya mikirnya, walaupun tidak sejurusan, minimal kalau satu kampus peluang saya untuk sering bertemu lebih besar. Astagfirullah. Masa-masa itu, lucu, tapi jadi malu...
Sampai kemudian di hari terakhir sebelum pengumpulan formulir SPMB, saya mengubah pilihan saya. Yang tadinya pilihan 1 Kedokteran UNPAD, pilihan 2 MIPA ITB menjadi pilihan 1 MIPA ITB, pilihan 2 MATEMATIKA UPI. Hehe
Selama menunggu pengumuman hasil SPMB, saya tak pernah berdoa agar saya lulus di pilihan pertama seperti doa teman-teman lain pada umumnya. Doa saya adalah semoga saya diterima di kampus yang sama dengan kecengan saya. Kecengan saya saat itu memilih FIKTM ITB dan MATEMATIKA UPI. 
Alhamdulillah Allah kabulkan doa saya. Saya kuliah di FISIKA ITB dan kecengan saya di Teknik Geofisika ITB. Tapi ternyata, meski satu kampus, harapan untuk sering bertemu tinggal harapan. Gedung prodi kami berada di barat-timur. Kami sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Tuh kan, cenah lagi galau memilih jurusan di universitas kehidupan, tapi malah nostalgia saat memilih jurusan kuliah dulu. Gapapa lah ya, sedikit menyegarkan pikiran. 'Kan saya jadi senyum-senyum sekarang, dan siap berpikir lagi jurusan apa yang akan jadi pilihan saya kali ini. Hehe...
Wassalamualaikum.



Cibiru, 27012018, saat matahari masih malu menampakan diri.

Thursday 25 January 2018

Empati, Melatih Kepekaan Hati

Assalamualaikum Wrwb

Saya sebenarnya bingung mau ngasih judul apa di cerita kali ini, karena ya sebenarnya ini mah sama aja kaya catatan hati alias curhat aja. Maapkan karena saya belum nulis hal-hal berbobot seperti seharusnya. Sementara ini saya masih fokus pada pengurangan sampah-sampah  emosi yang berkaitan dengan pengendalian emosi dalam diri, biar saya tetap waras.
Saya merasa tertampar, saat menyadari bahwa status WA saya mungkin telah menyakiti banyak hati. Niat saya untuk berbagi kabar gembira ternyata malah membuat sebagian orang merasa sedih dan merasa diri tak seberuntung saya.
Saya mengupload foto hasil USG kehamilan saya yang kedua. Iya , Alhamdulillah, Allah berikan kami kepercayaan kembali. Saya menahan untuk tidak upload apapun di semua media sosial saya pada awal-awal kehamilan. Ketika usia kandungan saya masuk 13minggu, tiba-tiba saya iseng menjadikan foto USG sebagai status, tanpa caption apapun.

Wednesday 24 January 2018

Catatan Hati #1

Assalamualaikum WrWb.
Bandung dingin malam ini, padahal belum terlalu larut. Angin juga sudah tidak sebesar tadi siang, semilir saja, kencang sesekali. Suara tv di ruang tengah dan anak-anak yang masih bermain bola sepulang sholat isya cukup berisik sebenarnya. Tapi tidak cukup mengusir rasa sepi yang sedang saya rasakan.
Entah, mungkin ini teguran Allah buat saya, karena telah berani berharap kepada makhluk-Nya, lancang bergantung kepada selain-Nya. Sering mengambil keputisan tanpa melibatkan-Nya, terlalu banyak berbuat dan bertindak tanpa menyadari bahwa kelak semua akan diminta pertanggungjawaban oleh-Nya.
Saya....sedang merasa sendiri. Memang benar semua hanya sementara, termasuk teman, sahabat dan saudara. Saya yang dulu sering berbagi cerita, berkisah kegalauan dan keresahan, sekarang merasa terpenjara. Bukan karena saya kehilangan mereka, sahabat-sahabat saya. Mereka tetap sahabat saya meski kini masing-masing punya urusan dan prioritas. Saya sadar sepenuhnya saya lah yang membatasi dan menarik diri. Bukan karena sudah tak nyaman lagi, tapi banyak hal-hal yang tak bisa diungkap bahkan kepada saudara kandung sendiri.
Sejak menikah, saya membiasakan diri membatasi 'curhat' saya tentang keluarga kecil kami. Sampai akhirnya saya bisa menyimpan sendiri segala sesuatu yang justru ternyata menggerogoti kewarasan saya sedikit demi sedikit. 
Dulu, jika sedang kesal atau marah dengan Rakkani (sekarang suami), saya kadang bercerita dengan sahabat saya. Biasanya, saya puas, lega, dan kekesalan saya jauh berkurang, bahkan hilang. Setelah menikah, itu tak bisa lagi saya lakukan. Saya harus menjaga kemuliaan suami saya, dan orangtuanya, dan saudara-saudaranya. Cukup simpan dalam hati, pendam, dan berharap seiring waktu semua akan baik kembali.
Dulu, jika ada hal menyenangkan atau menyedihkan, atau ada kesulitan saat kuliah atau kerja, atau hal-hal bodor tak jelas sehari-hari, saya selalu bercerita dengan orangtua, dengan Ibu terutama. Kini saya harus pilih-pilih cerita mana yang bisa saya sampaikan, mana yang tidak. Saya takut, orangtua saya menyesalkan keputusan-keputusan saya di masa lalu jika mereka tahu kepedihan macam apa yang saya alami, kesakitan seperti apa yang saya rasakan. Saya tak ingin membuat Ibu sedih dan khawatir. Semua saya telan sendiri.

Thursday 18 January 2018

Simulasi Nice HomeWork Kelas Matrikulasi Ibu Profesional

Assalamualaikum Wrwb.

Alhamdulilah, akhirnya jadi juga saya ikutan kelas matrikulasi setelah sekian drama terlewati. Ga drama juga ketang. Saya tahu ada IIP jaman masih sering wara-wiri di komunitas blogger. Saat itu, Mei 2016, beberapa teman blogger rutin posting tentang nice homework di IIP. Saya cukup penasaran dan bertanya-tanya, tapi akhirnya saya mantap tidak ingin ikutan, karena saya merasa belum siap berkomitmen dan males kalau harus banyak tugas. Tapi saya rajin ngikutin postingan teman-teman saya tentang NHW mereka, sekedar baca dan 'oh ini ya tugasnya' gitu.  Lama-lama saya lupa dan ga ngikutin lagi. Itu saya inget banget ya bulan Mei 2016. Iya, soalnya pas sama ulangtahun saya, ada yang mengucapkan selamat ulang tahun dan berpesan jangan lupa ikutan matrikulasi IIP ya, tapi yang sekarang udah lewat, nanti batch berikutnya saja.
Saya hampir lupa sih tentang IIP ini, tapi kemudian istri adek ipar cerita-cerita lagi tentang IIP. Saya baru tahu, selain perkuliahan online ternyata IIP juga ada beberapa Rumah Belajar yang berbasis grup whatsapp. Saat itu saya diajak bergabung di RB Cibiru, saya mau dong pastinya. Nuhun ya, Phia, udah ngajakin. 
Di RB Cibiru ini juga ada pertemuan rutin bulanan yang selalu bagus dan menarik temanya. Saya mulai rutin datang ke pertemuannya, menyimak semua diskusi-diskusi di grup, yaa walaupun as a silent reader aja sih. Kesininya saya baru tahu ternyata banyak sekali RB lain, ada yang sesuai wilayah, ada yang sesuai minat. Saya bergabung di beberapa grup. Sayangnya terakhir-terakhir saya harus left beberapa grup karena saya belum jadi member IIP alias belum lulus kelas matrikulasi.
Saat pembukaan pendaftaran matrikulasi batch sebelumnya, saya sudah mantap untuk ikutan waktu itu. Sayangnya saya belum berjodoh. Sedih, tapi ya sudahlah. 
Akhirnya saya masuk ke grup foundation IIP, grup pra-matrikulasi dimana semua info terkait matrikulasi akan diinfokan pertama kali di grup ini. Alhamdulillah saat ini saya berhasil masuk ke kelas matrikulasi IIP batch 5.
Perasaan saya, ah jangan ditanya lagi, Alhamdulillah bahagia luar biasa. Ini salah satu yang saya nantikan dalam beberapa bulan terakhir. Perkuliahan belum mulai, tapi saya sudah mulai mendapatkan ilmu yang tidak saya sangka, mendapatkan teman-teman baru, dan pengalaman baru.
Harapan saya dengan mengikuti matrikulasi ini, 
  1. Saya bisa menemukan passion saya, visi misi hidup saya yang selama ini nampak masih berubah-ubah tidak jelas.
  2. Saya bisa menyusun kepingan-kepingan puzzle pengetahuan saya tentang rumah tangga dan parenting yang selama ini berserakan tak beraturan. Kerangka berpikir saya lebih sistematis dalam menjalani peran sebagai seorang istri dan ibu.
  3. Saya bisa meningkatkan level kewarasan, kesabaran dan kebersyukuran saya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
  4. Saya bisa mendapatkan teman-teman baru, keluarga baru, pengalaman baru.
  5. Seperti jargonnya IIP, semoga saya bisa menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga.
Semoga sehat terus, lancar ga ada kendala. Semoga bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Semoga Allah memberkahi saya, dan kami semua.
Salam (calon) Ibu Profesional!

Wassalamualaikum. 


Postingan ini juga sekaligus sebagai simulasi pengerjaan Nice Homework kelas Matrikulasi IIP Batch#5 Bandung 3.

Mengapa Saya Kembali?

Assalamualaikum Wrwb

Ada yang kangen saya? Sepertinya sih tak ada ya. Saya iseng lihat pageview blog ini. Akhir-akhir ini jumlahnya tidak sampai 0,1% postingan saya tentang sepatu yang mengelupas, bahkan tidak sampai 1% dari postingan dulu tentang Garnier. Kecewa? Alhamdulillah, tidak sama sekali. Saya justru sangat bersyukur, dengan sedikitnya yang nyasar ke sini, saya bisa lebih bebas mengekspresikan apapun yang ada dalam hati dan pikiran saya tanpa ragu dan takut lagi. 
Saya yang sok sibuk, akhirnya memutuskan kembali menghidupkan blog ini karena beberapa alasan. 
Pertama, udah terlalu banyak yang menumpuk di jiwa saya tanpa bisa saya keluarkan. Saya putuskan untuk kembali menuliskan segala hal, yang paliing ga penting sekalipun karena ingin mendapatkan kembali rasa nyaman setiap kali saya selesai bercerita. Dengan bercerita di blog (atau bahkan hanya di draft saja) setidaknya saya tidak akan mendapat respon negatif menyakitkan hati seperti jika saya cerita langsung. Misal, saat saya cerita betapa bahagianya ketika USG pertama kali dan bisa mendengar detak jantung calon bayi saya, ga akan dikomentar "baru 2 bulan mah paling juga bentuknya masih segumpal daging". Buat bumil sensitif yang lagi bahagia, dengar komentar seperti itu bisa langsung mewek. Di blog, saya bebas cerita apapun, kalaupun ada respon negatif yang akan membuat saya drop, setidaknya saya bisa pilih untuk tidak menampilkannya, menghapusnya dan segera melupakannya. Ih gitu banget ya, ya biarin, blog blog saya koq. 
Kedua, saya lagi butuh beberapa tulisan saya dulu, jadi ma tak mau saya kan jadi buka lagi blog ini, kenapa ga sekalian diberesin, dirapihin dan dihidupkan kembali?
Ketiga, suami saya seriiing banget nyuruh saya nulis lagi. Katanya, tingkat kewarasan saya berbanding lurus dengan frekuensi saya  menulis. Semakin sering saya menulis, apapun, semakin waras saya dihadapan beliau. Hehe.
Keempat, dan yang paling utama, saya memerlukan media ntuk mengerjakan tugas-tugas di kelas matrikulasi IIP. Saya coba dengan langsung ngetik sekalian attachment, ternyata rada ribet dan lebih mudah saya tuliskan di blog dan tinggal copy link-nya, selesai.
Semoga bisa konsisten ya, mau ga mau sih kalau ngerjain tugas mah kan ya. Ha ha. 


Testing Post (again?)

Assalamualaikum Wrwb.
Gambar pinjem dari sini
Jika diibaratkan rumah, blog ini sepertinya sudah penuh debu, lumut, dan sarang laba-laba di sana sini saking terlalu lama ditinggalkan penghuninya tanpa ditengok sebentar pun. Tak pernah disapu debu-debunya, tak dibuka jendela-jendelanya agar aliran udara segar bisa masuk. Ditinggalin teh udah we ditinggalin ya. Pemiliknya tidak pindah rumah, hanya saja mood dan kesempatan untuk mengunjungi rumah ini sering tak ada.
Hari ini, saya coba kembali menengok rumah yang pernah menjadi tempat saya menghabiskan sebagian besar waktu saya. Saya bersih-bersih. Saya ingin suasana baru di sini, ingin menambahkan 'perabotanya" dan mengganti beberapa yang memang nampak sudah tidak layak. Tanpa mengganti desain, saya ingin menghidupkan kembali. 
Menulis pernah menjadi kegiatan tak terpisahkan dari saya, pernah menjadi satu-satunya cara saya melepas semua emosi negatif, tempat nge-charge diri, pernah menjadi sumber penghasilan saya juga. Jika sekarang saya kembali, saya tidak mengharap kejayaan masa dulu kembali, tapii setidaknya saya ingin merasakan kembali puasnya nulis curhat ga jelas berlembar-lembar, pamer ini itu untuk kepuasan saya, maki-maki orang untuk  melepas stress saya, yang tentu akan saya pilah pilih dengan baik mana yang boleh dipublikasi dan mana yang cukup saya simpan di draft.
Hidup saya berubah, banyak yang saya alami akir-akhir ini. Senang-sedih, suka-duka, naik-turun kehidupan. Begituu banyak hikmah dibalik semua ujian yang Allah berikan untuk kami. Semua ujian itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan segala anugerah yang muncul setelah itu. Meski semua kesulitan belum berakhir, Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya melihat cahaya dari balik kegelapan, semakin hari semakin terang.
Bismillah.