Pages

Monday, 30 April 2018

Melahirkan Tanpa Rasa Sakit?

Sumber Gambar
Assalamualaikum Wrwb.
Saat hamil Kakang, salah satu buku yang khatam saya baca adalah buku "Melahirkan Tanpa Rasa Sakit" -nya Mbak Evariny Andriana. Hamil kali ini buku itu belum saya sentuh sama sekali. Sebenarnya alasannya karena memang belum sempat aja buat membaca ulang buku itu, tapi setelah ikutan kelas AMANI kemarin, saya sedikit mengubah mind set saya tentang rasa sakit saat melahirkan. 
Saya ingat betul cerita Dokter Dea tentang rasa sakit saat melahirkan. Ada tiga hal istimewa yang Allah berikan kepada ibu yang sedang merasakan sakit saat melahirkan
- sakit adalah karunia Allah, menggugurkan dosa-dosa
- diberi pahala
- disamakan dengan jihad, jaminan surga
Rasa sakit tak perlu dihilangkan, tapi justru pasrah, ikhlas menerima rasa sakit, bersyukur karena digugurkan dosa-dosa...
Yakin kita mampu melewati sakit tersebut karena Allah tidak pernah memberikan cobaan diluar kemampuan hambanya.
Lagipula saat tubuh merasakan rasa sakit, tubuh mengeluarkan endhorpin alaminya yang berfungsi sebagai pain killer. Jadi yaa sesakit apapun sebenarnya jika sakit itu sakit yang alami yang bukan karena ditambah-tambahkan sesuatu ke dalam tubuh maka tubuh kita pasti bisa melewatinya, pasti kuat.
(bersambung)

Kelas AMANI Hari #5






Kelas AMANI Hari #4


Kelas AMANI Hari #3

Assalamualaikum.
Sebenarnya saya ingin cerita banyak, tapi kami harus menghargai hak cipta yang ada pada Bu Aisha Al-Hajjar sehingga sangatlah tidak baik jika saya menceritakan dengan detail apa yang saya pelajari di kelas AMANI kemarin. Kami belajar tentang gambaran persalinan dan kelahiran, bagaimana bekerja sama dengan tubuh, menjaga lingkungan dan meminimalisasi intervensi medis.
Ada satu yang sangat nempel di ingatan saya tentang salah satu yang saya pelajari di hari ketiga ini, tentang perlu atau tidaknya tes atau prosedur medis.
Jika kita ditawarkan untuk melakukan satu atau serangkaian prosedur medis maka kita harus mengecek dulu "BRAIN" sebelum memutuskan untuk menyetujui atau menolak. Ini tidak hanya untuk tes atau prosedur medis sih, ini bisa berlaku untuk semua hal.
Jadi, saat kita akan memutuskan sesuatu, maka cek 
B : Benefits alias manfaatnya 
R : Risks alias resikony 
A : Alternative alias adakah alternatif lain selain hal tersebut 
I :  Istikharah, ini jelas ya. Sebagai muslim, istikharah memang salah satu jalan meminta petunjuk ketika kita akan memutuskan sesuatu. 
N : Now/ Never/ Nothing
Hanya itu yang bisa saya share.
Wassalamualaikum, 




Kelas AMANI Hari #2



Kelas AMANI Hari ke#1

.

Sunday, 29 April 2018

AMANI Child Birth Education Class
Rumah Omah Bandung

Assalamualaikum Wrwb.
Alhamdulillah, lagi-lagi Allah memberikan rezeki tak terduga. Kali ini rezeki dalam bentuk kesempatan untuk menuntut ilmu seputar kehamilan dan persalinan. Alhamdulillah  tanggal 16-20 April 2018 kemarin bisa mengikuti kelas AMANI CBE di Rumah Omah Bandung. Sejak hamil anak kedua ini, saya memang sudah kabita ingin ikut belajar AMANI tapi terkendala dengan biaya. Iyes, belajar kelas AMANI ini ga murah, tapi setelah selesai ikut kelas ini, saya yakin harga yang harus dibayar itu sesuai, terhitung murah malah jika dibandingkan dengan ilmu dan segala fasilitas yang didapat.
Btw, ada yang belum ngeh apa itu AMANI?
AMANI Birth sendiri merupakan akronim dari Assisting Mother for Active, Natural, Instinctive Birth. AMANI Birth berpedoman untuk membantu ibu hamil untuk melahirkan secara aktif, alami, dan mengikuti insting. AMANI ini bukan sebuah metode melahirkan, tetapi merupakan sebuah filosofi untuk mempercayai desain Allah yang Maha Sempurna dalam tubuh perempuan juga sebuah wadah untuk memberikan edukasi tentang bagaimana tubuh wanita bekerja di masa yang Allah berkahi selama kehamilan, persalinan, melahirkan dan masa awal menjadi ibu. 
Jadi belajar apa aja dong?
Banyak, mulai dari kebutuhan ibu hamil, fisiologi kehamilan, nutrisi kehamilan, senam  kehamilan, tahapan persalinan, membuat rencana kelahiran, perawatan pasca kelahiran dan banyak lagi dengan total 21 modul. 
Selama lima hari itu ga ada rasa bosennya loh, selain pemaparan materi dan tanya jawab, ada simulasi dan praktik langsung juga. Ada banyak cerita hikmah yang saya dapat, baik dari pengalaman para pengajar sendiri maupun pengalaman beliau-beliau mendampingi ibu bersalin.

Alhamdulillah bisa bertemu orang-orang hebat yang sebelumnya cuma bisa saya lihat di instagram atau youtube saja. Saat ketemu langsung, auranya itu aja udah bikin nyaman dan tenang. 
Kenapa sih harus belajar?
Nah ini nih, bahkan komentar kakek-neneknya Kakang Sina pun berkomentar :"Ah lahiran mah gitu-gitu aja, lagipula ini kan anak kedua, sudah pernah pengalaman. Kalaupun lupa bisa lah nanya-nanya sama orang tua."
Ini pilihan sih ya, saya ga bisa bilang semua ibu hamil wajib mengedukasi diri tentang kehamilan, persalinan, juga masa menyusui. Tapi kalau buat saya sendiri, saya ingin memiliki kenangan indah tentang masa kehamilan dan persalinan kali ini sama seperti waktu hamil dan lahiran Kakang. Dan saya pikir semua itu ga bisa berjalan begitu saja, ada hal-hal yang harus saya persiapan, ada ikhtiar  yang harus saya lakukan, ada banyak yang harus saya perjuangkan. Bukan artinya saya tidak bertawakkal kepada Allah, tapi bukankah tawakkal itu harus disertai dengan ikhtiar?
Selama di kelas AMANI kemarin, saya selalu diingatkan satu hadits :Ikatlah untamu.
Seseorang berkata kepada Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam“Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakkal ?” Nabi bersabda, “Ikatlah kemudian bertawakkallah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan Al Albani dalam Shohih Jami’ush Shoghir). Dalam riwayat Imam Al-Qudha’i disebutkan bahwa Amr bin Umayah RadhiyAllahu ‘anhu berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rosululloh!! Apakah aku ikat dahulu unta tungganganku lalu aku berTawakkal kepada Allah, ataukah aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal?’, Beliau menjawab, ‘Ikatlah untamu lalu bertawakkallah kepada Allah.” (Musnad Asy-SyihabQayyidha wa Tawakkal, no. 633, 1/368).
Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk bisa menggali ilmu seputar AMANI dan berguru langsung kepada orang-orang hebat, para bidan, dokter, doula, pengajar yoga.. Ah kapan lagi coba bisa bertemu dan belanja ilmu dengan beliau-beliau ini. Terimakasih untuk Teh Echa, Teh Pujiastuti Shindu, Teh Shinta Wafi, juga dr Dea yang jauh-jauh datang dari Bogor. Terimakasih juga untuk Teh Agustina dan Teh Ema.
Senang juga bisa bertemu teman-teman baru, saudara seperjuangan para ibu hamil tersayang.
Insyaallah saya akan cerita apa aja yang paling seru dari kelas AMANI di postingan selanjutnya ya. 
Wassalamualaikum.

Monday, 16 April 2018

Khataman Jama'i TSSJ KB Cibiru IIP Bandung

Sumber Gambar
Assalamualaikum Wrwb.
Alhamdulillah, hari Jumat tanggal 13 April kemarin saya bisa hadir di acara Khataman Jamai TSSJ (Tilawah Satu Hari Setengah Juz) Kelas Berbagi Cibiru IIP Bandung. 
Saya yang tilawahnya masih sesuka hati kadang iya kadang ngga - tapi sering ngga - sangat terbantu sekali dengan adanya grup TSSJ ini. Minimal saya jadi bisa konsisten tilawah meski kadang target setengah juz perhari tidak terpenuhi. Alhamdulillah, target khatam Quran dalam 13minggu bisa tercapai. Setiap hari jumat kami mengganti tilawah dengan membaca Surat Al-Kahfi. 
Serunya lagi, kami diwajibkan membuat catatan tilawah harian sebagai laporan. Formatnya bebas yang penting tertulis tercapai atau tidaknya target tilawah kita hari itu.
Catatan tilawah saya
Acara Khataman Jamai kemarin dimulai dengan tilawah bersama Juz 2. Teh Sita membaca 5 halaman awal kemudian selanjutnya semua bergiliran membaca satu halaman. Setelah selesai juz 2 dilanjut membaca juz 30 mulai surat At-Takatsur sampai An-Naas kemudian doa Khotmil Qur'an. 

Acara selanjutnya adalah menyimak tausiyah dari Ummi Syauqi. Ummi membahas tentang kunci utama kehidupan, yaitu Sholat. Betapa pentingnya menjaga sholat karena jika benar sholat kita maka seluruh aspek kehidupan kita pun insyaallah akan baik. -will be edited soon- 
Ummi juga berpesan agar jangan sampai anak menjadi halangan kita untuk tetap hadir di majelis ilmu dan untuk selalu menjadikan Al-quran sebagai pegangan hidup dalam berumah tangga. 
Ummi Syauqi
Setelah selesai tausiyah dan tanya jawab, kami berfoto bersama.
Acara terakhir adalah botram. Alhamdulillah. Saya masih akan lanjut tilawah sehari setengah juz dan semoga bisa hadir di acara khataman berikutnya.
Wassalamualaikum.
-Seluruh foto (kecuali yang pertama) diambil dari grup WA TSSJ KB Cibiru IIP Bandung -