Kelas Akar Ibu di Ibu Profesional kini memasuki pos 7 Akar Piramida. Kami ditugaskan menyimak rekaman Studium Generale : Piramida Ibu profesional di link ini.
Piramida Ibu profesional dulunya bernama Piramida Ibu Rumah Tangga profesional. Gagasannya sudah ada sejak tahun 2003 dan dikembangkan lebih serius pada tahun 2008 oleh Pak Dodik Mariyanto khusus untuk istrinya, Ibu Septi Peni Wulandani disesuaikan dengan kebutuhan beliau saat itu.
Pak Dodik, yang saat itu belajar psikologi geometri dan terinsipasi dari buku , memilih bentuk piramida sebagai model karena bentuk piramida kokoh di bawah dan mengerucut ke atas. Menurut beliau, sebuah model harus sederhana, mudah dipahami dan mudah diterapkan. Piramida yang dipilih bukan piramida biasa, namun dua piramida yang saling bertemu di puncak seperti double helix, dengan titik temu yang menggambarkan arah pertumbuhan seorang ibu yaitu akhlak mulia.
![]() |
| Gambar Piramida Ibu Profesional Sumber |
Piramida atas menggambarkan perjalanan seorang ibu dari sisi diri dan keluarganya. Ada empat hal yang menjadi pondasinya yaitu
- percaya diri
- Hebat mengelola keluarga
- Mampu mendidik dan mengembangkan anak
- Terus menerus mengembangkan diri
Percaya diri menjadi pondasi pertama karena perempuan seringkali kehilangan rasa percaya dirinya serelah menjadi seorang ibu. Ada semacam pandangan masyarakat yang membuat rasa percaya diri seorang perempuan semakin berkurang, bahkan bisa membuat kita lupa siapa diri kita sebelum menjadi seorang istri atau ibu. Setelah menikah banyak perempuan dipanggil dengan nama suaminya seperti Bu Joko, Bu Ridwan, dan lain-lain, juga dipanggil dengan nama anaknya ketika telah memiliki anak seperti Mamah Sina, Bunda Barqi, Umi Hanin dan lain-lain yang serupa dengannya.
Padahal, rasa percaya diri itulah yang menjadi pondasi segalanya. Setelah percaya diri, kita akan belajar mengelola rumah tangga dengan bahagia, mendampingi tumbuh kembang anak dengan penuh cinta dan terus mengembangkan diri sesuai dengan minta dan bakat kita.
Piramida bawah menggambarkan perjalanan seorang ibu berupa kontribusi ibu kepada dunia di luar diri dan keluarganya. Ada empat hal yang menjadi titik fokus di piramida bawah, yaitu
- Revitalisasi makna ibu
- Jaringan kemandirian perempuan
- Pengembangan sarana Ibu Profesional
- Pendidikan dan pelatihan Ibu Profesional
Piramida atas dan bawah saling terkait dan disatukan di titik puncak yaitu akhlak mulia. Harapannya seorang ibu bisa aktif berkontribusi di masyrakat sekitarnya dengan tetap menjalankan tugas utamanya dengan bahagia. Ukuran keberhasilan seorang ibu bukan diukur dari besarnya penghasilan atau banyaknya kegiatan yang diikuti. Seorang ibu profesional dikatakan berhasil jika dia menjadi kebanggan keluarga.
Ketika kita aktif berkegiatan di masyarakat atau bekerja di area publik, dan suami protes, maka itu adalah lampu kuning. Kita harus mengevaluasi dan mendiskusikan kembali apakah kita bisa dan boleh melanjutkan kegiatannya. Namun ketika anak yang protes, maka itu adalah lampu merah. STOP. Kita harus berhenti berkegiatan di luar dan kembali dulu ke keluarga.
Untukku pribadi, Piramida Ibu Profesional bukan sekedar model, tapi merupakan sebuah peta perjalanan dari dalam ke luar, dari diri sendiri menuju keluarga dan masyarakat. Semuanya berporos pada satu hal yaitu menjadi manusia yang terus belajar, berkembang dan berakhlak mulia.



