Pages

Sunday, 25 February 2018

DESAIN PEMBELAJARAN DIRI
NHW #5 Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Assalamualaikum.
Sejujurnya saya bingung dengan NHW #5 ini. Perasaan NHW sebelumnya juga saya bilang bingung ya? Terus kapan ga bingungnya? Haha. Maksud saya, kali ini saya bahkan bingung sejak pertama kali membaca NHW ini. Ini disuruh ngapain sih? Mencari tahu tentang desain pembelajaran kemudian menuliskannya? Atau membuat desain pembelajaran ala saya? Hehe.
Berbicara tentang desain pembelajaran sesungguhnya mengingatkan saya pada saat masih mengajar di SMA. Saya paling males dan tidak pernah mengerjakan rencana pelaksanaan  pembelajaran, silabus dan semacamnya. Tentu saya selalu kena tegur oleh Pa Nunuh (Saya bahkan sudah lupa apa istilahnya, pokoknya semacam QC-nya guru-guru lah.) Poin saya plus di urusan mengajar, tapi administrasinya minus pisan. Saya selalu beralasan "Ah, saya bukan lulusan pendidikan, ga ngerti yang begitu-begitu." Dan saya selalu menolak kalau dibilang saya ini guru. Saya bilang "saya cuma pengajar. Beda sama guru yang harus digugu dan ditiru." 
Jika dulu saya abai, maka kali ini saya mantap akan mengerjakannya. Yang pertama saya lakukan adalah googling dengan keyword 'NHW 5 Desain Pembelajaran'. Tujuan saya adalah ingin tahu apa yang ditulis oleh kakak-kakak angkatan sebelumnya tentang NHW #5 ini. Banyak sekali dan ternyata bermacam-macam. Saya baca sekilas-sekilas dan saya belum nemu yang sesuai dengan saya. Maka saya ulangi lagi dengan mencari tahu apa itu desain pembelajaran.

Desain Pembelajaran adalah 

Saturday, 24 February 2018

A Design Thinking Process

Assalamualaikum.
Tulisan kali ini saya hanya ingin mencatat link tentang Design Thinking agar saat saya membutuhkannya kembali saya tinggal klik aja, ga perlu googling lagi. Saya juga sudah bookmarks di browser saya, tapi saya browsing tidak hanya di satu gawai saja. Kadang  di hp, kadang di laptop, kadang pinjem punya suami, kadang nebeng di rumah siapa gitu. Jadi ini cara yang paling aman dan mudah untuk mencatatnya.
Link-nya sebagai berikut

Wednesday, 21 February 2018

HEbAT dan IIP

Assalamualaikum.

Alhamdulillah, saya bersyukur sekali bisa mengikuti perkuliahan matrikulasi Institut Ibu Profesional. Terimakasih kepada Ibu Septi yang telah menyusun kurikulum sedemikian rupa sehingga Alhamdulillah saya bisa mendapat banyak pencerahan. Semangat belajar sebagai orangtua yang sempat melempem alhamdulillah sekarang berkobar kembali.

Tugas minggu kemarin tentang mendidik dengan kekuatan fitrah membuat saya teringat grup HEbAT yang selalu menggaungkan tentang fitrah. Saya bergabung dengan HEbAT sejak nama grup masih HEBPA dan dibagi regional-regional. Awalnya saya rajin mengikuti materi kulwap dan diswap di grup, sempat bergabung juga di pokja CBE Bandung Timur meski dari awal sampai grup dibubarkan saya tidak berkontribusi apa-apa. Saya juga sudah membeli buku Fitrah Based Education sejak versi awal dikeluarkan. Tapiii, jujur, saya belum mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Baru sekilas sekilas dan masih saya pilih pilih bab apa yang saya perlukan. 
Hingga akhirnya beberapa hari yang lalu saya memutuskan kembali membuka grup wa HEbAT, yang kini sudah dikelompokan sesuai usia anak, dan membaca dengan serius percakapannya. Saya bahkan baru sadar nama saya ada di jadwal piket minggu lalu, yang artinya saya melalaikan tugas untuk masuk dapur piket grup. 
Untungnya, saat grup lama membahas materi matrikulasi Home Education ini, saya sempat save materi-materinya di laptop. Alhamdulillah masih ada, tinggal saya yang harus bersiap mengulang lagi mempelajari dan memahami materinya satu persatu. 
Andai saja saya serius mempelajari dan memahami materi-materi hebat dari dulu, mungkin saat mengerjakan NHW kemarin saya tidak akan kebingungan mencari jurusan kehidupan, menentukan misi hidup, bidang yang ingin dikuasai serta dan peran saya sebagai apa. Kini setelah menyadari maka PeEr saya bertambah. Saya akan mengulang mempelajari materi matrikulasi HEbAT. 
IIP dengan HEbAT ini ternyata seiring sejalan, klop. Materinya banyak beririsan. Bu Septi yang founder IIP juga merupakan salah satu SME di HEbAT. Dalam beberapa diskusi di grup matrikulasi IIP juga saya melihat framework Fitrah Based Education yang ada di buku. Kemudian saya baru sadar ada yang berbeda dengan di buku yang saya pegang. Ternyata oh ternyata, punya saya masih versi 1, yang diberikan Teteh fasilitator sudah versi 7. Barulah saya ngeh kalau saya belum mendapatkan revisiannya.
Framework FBE versi awal
Alhamdulillah pokoknya. Yuk ah semangat belajar, semangat memperbaiki diri. Mari mendidik diri sendiri demi mendidik anak-anak.
Wassalamualaikum.

Monday, 19 February 2018

MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
NHW #4 Matrikulasi Institut Ibu Profesional


Assalamualaikum.
Mengerjakan Nice Homework #4 ini sungguh membuat saya merenung berhari-hari. Dari yang saya pahami di materi sesi empat kemarin, kita sebagai orangtua harus benar-benar mengenali diri sendiri lebih dahulu agar kita bisa mendidik anak dan keluarga sesuai dengan fitrah yang mereka miliki. 
Jujur, saya masih bingung dengan banyak hal. Masih bimbang menentukan ilmu yang ingin saya kuasai, masih ragu membaca kehendak Allah tentang misi spesifik hidup saya di muka bumi. Berkali-kali saya merenung, flash back ke masa lalu saya, bertanya kepada orang-orang terdekat saya, tapi saya tetap masih belum mantap. Saya merasa masih ada yang belum sinkron satu sama lain. Meski di tengah kebingungan, saya akan tetap menuliskan jawaban NHW #4 ini, sejauh yang saya rasakan, sedalam yang saya pahami. 

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Monday, 12 February 2018

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
NHW #3 Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Assalamualaikum. 

Nice HomeWork #3 ini lebih menantang dari dua NHW sebelumnya, jujur saya bilang lebih susah. Perlu pemikiran yang serius dan mendalam untuk menjawabnya. Sampai saat saya menulis ini pun, saya masih belum mantap dengan apa yang akan saya tuliskan. Tapi jika menunggu semua jawaban siap, saya ragu malah melewati batas waktu pengumpulannya. Bismillah, saya mulai saja.

Tentang surat cinta.
Saya sudah memberikan suratnya sejak beberapa hari yang lalu. Ini adalah kesempatan saya meluapkan rasa cinta di hati yang selama ini kadang ragu diungkapkan, malu hehe. Kalau saling bilang 'i love u' sih sering, tapi saya ingin surat cinta ini berbeda dari sekedar mengatakan 'i love u'.
Surat cinta 5 halaman

Wednesday, 7 February 2018

Periksa Kehamilan di Puskesmas

Assalamualaikum
Alhamdulillah positif
Alhamdulillah, shubuh ini terasa sejuk dan damai sekali. Ada rasa nyaman yang jauh berbeda dari  hari-hari sebelumnya meskipun pegal-pegal di pundak dan punggung masih terasa. Alhamdulillah segelas coklat panas dan indomie goreng sayur telur cukup untuk menambah kenyamanan ini.
Alhamdulillah lagi, mual-mual dan pusing di awal kehamilan sudah terlewati, sudah jauuuh berkurang. Sesekali saja merasa mual jika memang ada bau sesuatu yang sangat kuat atau sedikit pusing saat ngantuk tapi belum bisa tidur.
Alhamdulillah kehamilan saya sudah masuk 16 minggu. Hitungan berdasarkan HPHT sebenarnya baru 15minggu2hari, tapi berdasarkan hasil USG usia kandungan sudah masuk 16minggu4hari. Waktu hamil Kakang Sina, sejak awal testpack positif sampai usia kandungan 8 bulan selalu USG setiap bulan. Selalu excited setiap awal bulan menanti jadwal kontrol. Ga mau kontrol ke bidan karena di bidan ga bisa USG, ga bisa lihat langsung kondisi jabang bayi. Padahal saat itu saya sudah tau bahwa sebenarnya tidak perlu USG setiap bulan, cukup 1 kali saat kehamilan di bawah usia 3 bulan, 1 kali saat usia 4-6bulan, dan 2x saat usia 7-9bulan. Kecuali jika memang diperlukan untuk selalu USG jika ada gejala yang 'mencurigakan' pada jabang bayi. 
Hamil yang kedua ini, saya berniat untuk mengurangi jadwal USG, dan periksa ke bidan saja. Yang pertama terpikir tentu saja bidan Okke, bidandari yang membantu saat persalinan Kakang Sina dulu. Tapi setelah dipikir-pikir, nanti saja ketemu Teh Okke saat usia kandungan sudah di atas 28 minggu. Akhirnya saya coba periksa ke puskesmas dekat rumah, iya dekat, kalau jalan kaki paling hanya 5-10 menit sudah sampai. Sebenarnya agak-agak gimana gitu ya, sedikit underestimate sama puskesmas, karena dulu pernah periksa Kakang saat sakit tapi kurang puas sama pelayanannya. Banyak yang bilang puskesmas sekarang udah OK koq, tidak se-ngasal dulu. Mungkin dulu juga ga nagsal, cuma saya nya aja yang kurang sreg sama puskesmas.
Bismillah aja. Tanggal 7 Desember 2017, pukul 8 lebih sedikit saya berangkat, dan sampai di sana ternyata antrian pendaftaran sudah lumayan panjang. Antri ambil nomor, kemudian nunggu dipanggil untuk di data. Karena saya baru pertama ke puskesmas, jadi saya dikasih kartu baru yang harus dibawa setiap berobat. Kartu ini ga ada nama saya-nya sama sekali, hanya nama kepala keluarga saja. Ya sudah. Saya kemudian dikasih itu nomor antrian plus beberapa lembar kertas yang sepertinya lembar diagnosa, lembar resep, dan entah lembar apa lagi kemudian diminta menunggu di ruang no 7, ruang KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Bayarnya hanya RP.3000 saja. Alhamdulillah.

Sunday, 4 February 2018

INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN
NHW #2 Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Assalamualaikum.

Alhamdulillah minggu menjelang subuh ini Cibiru tak terlalu dingin setelah kemarin diguyur hujan. Alhamdulillah Sina dan ayahnya masih tidur lelap sehingga saya punya waktu luang buat ngoprek blog. 
Nice Homework #2 kali ini cukup menantang, membuat checklist indikator profesionalisme perempuan, fokusnya ke peran kita sebagai individu, sebagai istri dan sebagai ibu.
Saya coba tanya suami tentang indikator istri seperti apa yang bisa membuatnya bahagia. Beliau menjawab :"Istri yang berpakaian rapi di siang hari dan seksi di malam hari". Haha. Ada sih jawaban lain, saya coba menjadikan jawaban suami sebagai referensi dalam pembuatan indikator di tabel di bawah. 
Saya juga tanya Sina, "Sina maunya Bunda kayak gimana biar Sina-nya senang terus?" Jawaban Sina :" Sina mau Bunda temenin Sina mewarnai, temenin Sina nonton video, temenin Sina main lego, temanin Sina main mainan semuanya, temenenin Sina baca buku, sama temenin Sina bobo." Oke, intinya adalah temenin
Indikator yang dibuat ini harus memenuhi kunci yang disingkat menjadi 'SMART' yaitu Specific (unik/detail), Measurable (terukur, contoh : dalam 1 bulan 4x sharing belajar), Achievable (bisa diraih, tidak terlalu susah tapi tidak terlalu mudah), Realistic (berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari), dan Timebond (ada batas waktu).
Daaan, inilah checklist indikator profesionalisme perempuan versi saya.

Saya sebagai individu

Checklist indikator saya sebagai individu

Saturday, 3 February 2018

How To Be A Professional Mother
Rangkuman Video Materi Matrikulasi Ibu Profesional
Sesi #2

Assalamualaikum
Link youtube
Hari ini saya mau coba menulis ulang isi videonya Bu Septi di Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2 yang berjudul "How To Be A Professional Mother". Link video ini saya dapatkan di grup WA Matrikulasi IIP.

Bu Septi bilang bahwa sejak lahir anak memiliki 4 hal

  1. Intellectual Curiousity, maksudnya adalah rasa ingin tahu yang sangat besar. Sehingga sangat wajar jika anak sering sekali bertanya ini itu yang terkadang kita sebagai orang tua bosan  menjawabnya.
  2. Creative imagination. Imajinasi yang kreatif dan di luar dugaan.
  3. Art of discovery, seni menemukan sesuatu.
  4. Nobble Attitude, akhlak yang mulia.