Dalam seminggu, ada 3 hari saya mengajar privat di rumah sore hari. Kakang Sina biasanya asyik bermain bersama teman-temannya selama sesi privat berlangsung. Saat sedang asyik berdiskusi, Kakang tiba-tiba masuk dengan terengah-engah dan wajah tegang, berkata : "Bun, ada kucing ketabrak sama mobil, matanya keluar, pupnya keluar, berdarah."
Diskusi kami terputus. Salahsatu siswa bertanya dimana lokasinya. Kakang bersama Arka, teman akrabnya, dengan semangat mengantar ke TKP yang jaraknya sekitar 40m dari rumah kami. Saya ga ikut.
Beberapa menit kemudian mereka kembali. Kakang lanjut cerita kalau yang tertabrak itu kucing temannya yang sedang di luar kandang. Saya bertanya apa Kakang lihat langsung saat kucingnya tertabrak, jawabnya nggak, tapi lihat sesudahnya. Kakang lanjut cerita kalau mayat kucingnya dimasukkan ke kantong kresek kemudian dikubur.
Beberapa siswa yang ikut melihat mayat kucing itu bilang menyesal telah melihatnya karena jadi terbayang terus, creepy cenah. Waduh gimana sama Kakang yang tadi juga melihatnya.
Selesai sholat magrib, tiba-tiba Kakang mendekati ayahnya dan kembali bercerita tentang kucing tadi. Saya dan suami saling pandang sejenak menyadari ternyata Kakang masih kebayang-bayang. Kakang lalu bercerita dengan lebih detail apa yang dia lihat. Saya spontan bertanya : "Kakang kasihan ya sama kucingnya?" Lupa sama poin mengganti pertanyaan interogasi dengan observasi, heu.
Selanjutnya ayahnya yang memberi pengertian, sedikit memberi nasihat tentang berhati-hati di jalan, juga sekilas tentang semua yang hidup pasti mati.
Terkait deskripsinya tentang mayat kucing, kami tak membahasnya lagi, kami mengalihkan fokusnya pada solusi, sudah benar langsung dikubur agar tidak bau atau terinjak atau terlindas kendaraan lain.
#hari3
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
No comments:
Post a Comment