Saturday, 19 April 2025
Kita punya rencana, Takdir Alllah yang menentukan
Friday, 18 April 2025
Jurnal Penggalian Diri (2)
Assalamualaikum.
Aku lanjutkan jurnal penggalian diriku ya.
Keyakinan negatifku
- Aku tidak bisa mengelola emosi dengan baik
- Masakanku tidak enak
- Aku tidak bisa melanjutkan homeschooling anak anak
- Homeschooling itu melelahkan. Aku jadi tidak bisa mempunyai waktu untuk diriku sendiri.
- Kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan cara sehat adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan bisa dilatih
- Memasak merupakan basic skill yang harus dikuasai. Kemmapuan memasak bisa dilatih dengan terus praktik, bereksperimen, belajar dari berbagai sumber dan meminta umpan balik dari suami dan anak anak. Selama suami dan anak-anak tidak komplain, berarti aman.
- Homeschooling bisa jadi menyenangkan jika kita bisa mengelolanya dengan baik dan tersedianya support system yang memadai.
- Tugas kita hanya berusaha sebaik-baiknya dan selalu meminta pertolongan Allah. Apapun hasilnya, Allah paling tahu apa yang terbaik untuk kita.
- Baca buku selain novel. Aku ingin memperluas pengetahuan, mengembangkan imajinasi dan kreatifitas, juga menambah sumber inspirasi.
- Mandi sebelum subuh. Selain membuat tubuh lebih segar dan menghilangkan rasa kantuk, mandi subuh juga memiliki efek baik untuk kesehatan tubuh.
- Workout empat kali seminggu. Tujuannya adalah agar tubuh lebih bugar dan mendukung program penurunan berat badan.
- Scroll social media kelamaan. Niat awalnya rebahan sebentar setelah mengerjakan house core, eh kebablasan sampai pekerjaan lain tertunda.
- Baca novel sambil memasak. Sambil menunggu matang saat menggoreng atau sambil menunggu air mendidih, tapi sering lupa hingga masakan gosong. Haha.
- Memulai kembali hafalan Al-Quran, barengan dengan Sina.
Tuesday, 15 April 2025
Jurnal Penggalian Diri (1)
Assalamualaikum.
Sudah dua hari aku tidak menulis, bukan karena tak ada yang ingin ku tulis, tapi karena aku kesulitan menemukan waktu yang pas untuk menulis. Menulis saat anak-anak masih bengun itu ga bisa foks, tapi saat mereka sudah tidur akupun ngantuk dan tertidur. Subuh sebelum anak-anak bangun biasanya aku sudah sibuk di dapur. Akau perlu mengatur ulang prioritas kegiatan agar energi-ku cukup untuk melakukan semua hal yang aku ingin lakukan.
Kali ini aku ingin menuliskan draft jurnal penggalian diri, sebgai salah satu tugas yang harus disetorkan besok di kelas Menjurnal Bersama Teman.
Mengenali Diri
Hal/value yang aku anggap penting dalam hidupku adalah tanggung jawab, kejujuran, empati dan ketenangan batin.
Hal yang menjadi keunikan dan kekuatanku adalah analysing. Aku bisa dan senang dengan aktivitas seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu secra metodologis untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu, kemudian di cari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Sederhananya aku seorang yang berpikiran logis dan analitis, aku cepat belajar, dan memiliki pertimbangan seksama.
Hal yang membuatku semangat menjalani hidup adalah menata dan menghias ruangan, bermain dengan angka, kucing, berjalan-jalan (traveling), dan suara rintik hujan.
Hal yang menjadi motivasi dan inspirasiku dalam hidup adalah suamiku. Suamiku memotivasi dan menginspirasiku bagaimana menjalani hidup yang tenang, tak peduli apa kata orang, family man, santai tapi ter-organize, dan sabar tak ada batas.
Sukses buatku adalah melihat ibuku tersenyum bangga, mengetahui suamiku bangga padaku dan anak-anak bangga memiliki aku sebagai ibunya. Mandiri, tidak bergantung kepada orang lain. Bisa memeberi manfaat kepada orang lain.
Sepuluh hal yang aku sukai tentang diriku adalah cerdas, cepat belajar sesuatu, teguh pendirian, bisa "menolak", bisa dipercaya, dan tidak gengsi meminta maaf jika salah.
Hidup yang berkualitas buatku adalah beribadah tepat waktu, sehat fisik dan mental, tidur cukup, makan makanan yang enak (buat lidahku), melakukan hal-hal yang kusukai, bahagia bersama keluarga, menjalani keseharian dengan tenang. Hidup yang setiap harinya lebih baik dari hari kemarin.
Saturday, 12 April 2025
Aki, Sang Penyayang Yang Telah Berpulang (1)
Assalamualaikum.
Tiba-tiba teringat sama almarhum aki, namanya Aki Kiman, lengkapnya Sukiman bin Daelami. Saat hari raya Idul Fitri kemarin kami ke makam aki dan makam aki tanahnya turun sehingga temboknya rata dengan tanah sekitarnya. Aku khawatir jika ada hujan deras tanahnya akan semakin turun. Tapi saat ini kami belum ada budget untuk memperbaiki makamnya.
Aki ini sebenarnya aki sambung. Aki menikah dengan Emak (Ibunya Bapak) entah berapa tahun sejak Aki Wiria (Ayahnya Bapak) meninggal. Aku hanya tahu Aki Wiria dari foto, karena beliau sudah meninggal sebelum aku lahir. Maka Aki yang aku kenal hanya Aki Kiman.
Aki Kiman dan Emak tidak memiliki anak. Tapi Aki sangat penyayang kepada anak kecil. Kata orang-orang, dulu aki sangat sayang kepada kakak perempuanku, juga kepadaku. Kami diperlakukan seperti cucu kandungnya sendiri, bahkan saat aku kecil aku merasa orang yang paling menyayangiku adalah Aki. Begitupun ketika kakakku punya anak, Aki memperlakukan cicit-cicitnya dengan penuh kasih. Aku sering mengasuh, mengajak bermain, menyuapi, membelikan jajan, membuatkan mainan dan lain-lain. Sayangnya, saat aku punya anak, aki sudah sakit-sakitan dan beliau meninggal saat anak pertamaku masih bayi. Anakku tidak sempat merasakan betapa penyayangnya Aki, tapi Alhamdulillah aku sangat merasakan kasih sayangnya, bahkan hingga aku dewasa.
Aku ingat dulu aku lebih suka tidur di rumah Aki dan Emak daripada di rumah Ibu Bapak. Kadang dulu Ibu manyun, mungkin Ibu inginnya saya ga terus-terusan tidur di rumah Aki Emak. Hehe.
Aki dulu seorang bandar buah. Aki mencari dan membeli buah dari pemilik pohon, kemudian Aki menjualnya kembali ke bandar besar atau langsung ke pasar. Aku paling senang kalau Aki sudah membawakan nangka dan alpukat. Kalau pulang dari kota menjual buah-buahnya, Aki selalu membawa sesuatu. Dulu pernah aku ingin Chitato, keripik kentang yang ada iklannya di tv dan belum ada yang jual di kampungku, Aki yang pertama membelikan itu. Begitu juga makanan-makanan "mewah" lainnya. JIka aku bilang "mau itu" sambil menunjuk iklan di tv, maka aki akan mencari dan membelikannya saat beliau ke kota.
Nanti dilanjut ya...
Friday, 11 April 2025
Random : My Daily Activity
Assalamualaikum.
Sudah lebih dari pukul 21.00 WIB, aku dan suami baru selesai print materi-materi workshop homeschooling , persiapan besok kelas online Sina sudah dimulai kembali. Ada kelas pengganti sebelum libur yang diselenggarkan besok, sehingga Sina masuk lebih awal, dijadwal sih seharusnya lusa hari Senin tanggal empat belas April 2025. Aku tak ada ide untuk bahan menulis di blog, maka aku coba menulis kegiatanku seharian ini.
Semalam aku kurang tidur, Hana batuk-batuk beberapa kali terbangun dan sempat muntah. Sekitar pukul tiga dini hari Hana terus-terusan minta dipijat perut atau kakinya. Setiap tanganku berhenti memijit atau mengusapnya, dia terbangun. Aku sudah terlanjur terbangun ya sudah sekalian ga tidur lagi. Menjelang subuh aku pindah ke kamar sebelah, gogoleran, tiba-tiba Bana menghampiri dan tiduran di sebelahku. SEkalian saja kusuruh untuk ke kamar mandi untuk pipis, cuci muka dan wudhu. Beberapa menit kemudian terdengar suara yang loncat ke kasur bawah, Sina sudah pasti, Sina terbangun juga. Saat adzan shubuh berkumandang mereka berdua sudah siap sholat.
Selesai sholat aku langsung ke dapur. Merendam beras ketan untuk dijadikan ketan susu keju nanti siang, mencuci beras dan memasak nasi, juga membuat bubur untuk Hana yang sedang sakit. Aku sebenarnya kurang suka memasak bubur manual di panci. Dulu saat masih punya magic com digital yang ada menu membuat bubur, rasanya simple sekali. Tinggal masukin beras yang sudah dicuci, tambahkan air, garam dan bumbu aromatik. Atur menu dan mulai memasak. Tingg menunggu matang. Sementara memasak dengan panci aku harus sering-sering mengaduk juga sesekali menambahkna air. Aku juga memasak sayur kacang merah permintaan suami dua hari lalu namun baru sempat ku masak hari ini.
Kami sarapan, ada yang makan nasi plus sayur kacang marah, ada yang memilih bubur plus abon ayam dan bawang goreng. Aku sendiri memilih sarapan bubur plus bawang goreng dan kecap. Selesai sarapan, aku mencuci baju di mesin cuci sambil sesekali menemani Hana yang sedikt-sedikit memanggil. Membereskan bekas sarapan, mencuci piring dan membuang sampah dilakukan oleh suamiku. Sina dan Bana juga mencuci piring mereka sendiri. Aku kemudian memandikan Hana, dan menonton Preman Pensiun di Youtube. Saat suami dan anak-anak sholat Jum'at, aku memasak untuk makan siang, hanya menggoreng tahu dan ikan asin sepat. Nasi putih dan sayur kacang merah yang tadi pagi masih ada.
Sore hari ba'da Ashar, aku keluar sekejap bersama suami, ke supermarket membeli Kiranti karena tamu bulananku datang hari ini. Juga melengkapi beberapa bahan makanan yang sudah habis. Pulangnya, kami mampir jajan ubi Cilembu panggang. Pas sampai rumah, pas hujan. Alhamdulillah ga kehujanan di jalan.
Aku baru teringat ada beras ketan yang kurendam sejak subuh, lupa belum ku masak. Aku juga baru teringat tadi lupa mengambil daun pandan di nursery, juga lupa membeli keju saat di supermarket. Sepertinya aku oleng karena tak tidur siang. Abis Maghrib, aku naik motor sebentar ke minimarket sebelah bersama Bana. Pulangnya langsung memasak beras ketan di magic com.
Setelah shalat isya kami sibuk. Aku memilih beberapa file materi workshop homeschooling dan suami menge-print-nya. Aku juga sambil ngoprek Canva mencoba membuat cover journal. Hana yang masih batuk-batuk tiduran di sofa sambil menonton tv, sementara Sina Bana main gasing. Sekitar pukul 20.30 kami memulai rapat keluarga. Biasanya dilakukan setelah sholat Isa, namun karena kami ada kesibukan jadi kami mundurkan tepat sebelum tidur. Saat aku ke dapur, aku melirik magic com dan tenyata dari tadi posisi tombolnya di 'warm' dong. Beras ketan yang sudah kucbayangkan akan ku nikmati setelah analk-anak tidur ternyata masih berbentuk beras. Hehe.
Thursday, 10 April 2025
Aku Kecil, Dipeluknya
Assalamualaikum
Salah satu yang wajib aku syukuri dari suamiku adalah bagaimana caranya memeluk anak kecl di dalam diriku. Banyak hal-hal di masa lalu, yang aku inginkan tapi aku belum sempat memilikinya, yang aku sukai tapi aku tak bisa mempunyainya, yang aku benci tapi aku tak bisa menghindarinya, saat ini satu persatu tanpa sadar diwujudkan oleh suamiku.
Aku waktu kecil tak pernah punya kamar sendiri, sekamar berdua dengan kakakku. Aku selalu iri melihat kamar-kamar anak di sinetron yang ku tonton. Punya kamar sendiri dengan kasur yang empuk, selimut tebal motif kartun, boneka kecil yang banyak dan boneka besar yang bisa dipeluk. Aku tak punya itu semua. Pernah suatu waktu, saat liburan Idul Fitri, saudara-saudara berkumpul di rumah nenek kami di kampung. Banyak orang, beratus orang kalau hadir semua. Sebagian besar mereka adalah the have yang datang menggunakan mobil pribadi dan membawa segala kebutuhannya di dalam mobilnya. Salah satu sepupuku, membawa boneka beruang besar berwarna coklat. Aku iri sekali, ssepupuku baik bersedia meminjamiku boneka itu, aku diperbolehkan memeluk dan menggendongnya. Sampai saat mereka akan pulang, boneka tersebut ada di salah satu kamar di atas tumpukan bantal-bantal. Aku tahu, tapi aku sengaja tak memberi tahu bahwa bonekanya masih di kamar. Mereka pergi, boneka sepupuku tertinggal. Aku bahagia sekali. Malam itu dan besoknya aku serasa memiliki boneka itu, ku bawa tidur, ku peluk-peluk. Dua hari kemudian boneka itu dibawa sepupu yang lain untuk diantarkan ke pemilik aslinya. Aku sedih tapi ga terlalu, aku sudah cukup bahagia bisa 'memiliki' bonka itu selama dua hari. Saat ini, saat aku sudah memiliki anak seusiaku waktu itu, aku punya boneka beruang besar warna coklat muda. Alhamdulillah.
Aku waktu kecil, aku senang sekali ke toko buku. Melihat-lihat alat tulis yang lucu-lucu, buku diary, kertas surat dan lain-lain. Aku selalu ingin memiliki penghapus wangi bentuk buah berwarna-warni, stabilo, tempat pensil unik, tapi saat itu keuangan keluarga kami terbatas, Ibu Bapak tetap membelikanku secukupnya. Aku pernah dibelikan buku diary, aku memilih diary hijau bergambar boneka dan kakakku memilih buku diary warna pink bergambar wanita berambut panjang. Aku sayang-sayang, aku jarang menulis di buku diary tersebut karena takut kertasnya cepat habis. Untuk menulis curhat-curhatan aku memilih di buku biasa. Dulu aku juga senang mengoleksi kertas surat. Ada satu dua yang sengaja dibelikan, sisanya ada yang ngasih. Saat ini, aku sering diajak suamiku ke toko alat tulis. Saat di Bandung, bahkan ke borma aja yang kutuju adalah bagian stationery. Di Cianjur ada toko buku AA yang stationery nya cukup lengkap. Suamiku hanya butuh membeli kertas A4 untuk printer, tapi beliau membiarkanku berkeliling dan memasukkan apapun yang kumu ke dalam keranjang. Aku mengambil pulpen, correction pen, kertas binder yang bergaris, kotak, polos dan titik. Aku juga mengambil pensil warna 48 warna yang pernah aku inginkan sewaktu kecil dulu. Bahkan saat Idul Fitri kemarin, aku mengusulkan untuk membagikan alat tulis lucu-lucu ke keponakan-keponakan sebagai pengganti angpau, dan suami setuju. Aku bahagia sekali memilih notes book mini, pulpen berwarna pastel, penggaris, penghapus berbentuk buah, pensil bergambar karakter anak, rautan pensil dan pouch untuk kemasannya. Di lain waktu aku juga bebas belanja online, membeli stiker lucu-lucu, lem, washi tape, dan lain-lain. Sekarang aku punya sekotak alat-alat tulis khusus milikku, yang berbeda dari milik anak-anak. Alhamdulillah.
Wednesday, 9 April 2025
Sebuah Puisi
Assalamualaikum.
Halaman Jurnal, Selembar Kertas Tak Ternilai
Di antara baris-baris tak terisi
Aku mencoba menemukan ruang untuk bermimpi
Merencanakan langkah-langkah kecil
Menuju tujuan yang besar, yang dimulai di bulan April
Setiap hari aku akan mencatat
Keseharian yang penuh warna akan terlihat
Senyum, tangis, suka dan duka
Juga dokumentasi kegiatan mereka
Menjurnal, mengikat kenangan
Merefleksi diri, bukan sekedar cerita karangan
Bukti perjalanan waktu
Bagaimana aku di rumah sebagai seorang guru
Jika saatnya evaluasi membuat gundah
Aku bisa melihat kembali jejak jejak langkah
Apa yang telah kulakukan dengan baik
Apa yang perlu diperbaiki tanp harus putar balik
Semoga dengan rutin menjurnal
Aku bisa menjadi ibu yang handal
Sekaligus seorang pendidik yang profesional
Dengan lebih bijak, tanpa harus keteteran jadwal
Cianjur, 9 April 2025
Puisi ini dibuat dalam rangka setoran tugas pertama kelas Menjurnal Bersama Teman. Kelas ini diselenggarakan oleh seorang mama homeschooler bernama Mbak Nely. Beliau memang sering sharing tentang jurnal homeschooling dan kesehariannya. Aku yang kadang merasa masih susah mengatur waktu dan menyusun prioritas, tertarik bergabung dengan kelasnya. Sebelumnya aku pernah beberapakali mencoba menjurnal, namun masih kurang konsisten. Semangat di awal namun lama-lama makin jarang dan kemudian berhenti. Di kelas ini banyak sesama praktisi homeshooler yang juga belajar menjurnal. Insyaallah kami akan bisa saling menginspirasi dan memotivasi.
Tugas pertama kemarin sebenarnya adalah menuliskan niat dan tujuan mengikuti kelas Menjurnal Bersama Teman. Tapi aku iseng-iseng membuatnya dalam bentuk puisi. Aku tidak mengerjakannya sendiri, aku dibantu suami dan anak-anak. Beberapa kali aku bertanya apa kata-kata yang tepat di akhir kalimat agar puisiku berima. Setelah selesai, aku meminta suamiku membaca dan mengoreksinya. Beliau menyarankan kata 'ratu' di bait ke tiga diganti dengan 'guru', karena bagaimanapun aku memang seorang guru untuk anak-anakku.
Aku bukan seorang yang suka membuat puisi, tapi entah mengapa kemarin tiba-tiba ingin menuliskannya dalam bentuk puisi. Justru suamiku yang dulu sering membuat puisi, bahkan sejak SMP beliau memiliki satu buku tulis khusus untuk menulis karya puisinya. Aku masih menyimpannya hingga kini, sesekali ku buka. Entah kapan beliau terakhir menulis puisi. Mungkin saat ini fokusnya adalah bagamana kami sekeluarga bisa hidup nyaman tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Monday, 7 April 2025
Just Wondering ... (2)
Assalamualaikum.
Aku mau lanjut cerita tentang teteh X dan aa Y ya...
Selain masalah makan yang dibeda-bedakan, ternyata anak-anak teteh X juga mengalami KDRT, terutama anaknya yang paling kecil. Suatu waktu, teteh X meminta tolong adiknya yang tinggal beda kota untuk mengirimkan obat. Teteh X mengirimkan foto anak bungsunya dengan mata bengkak memar keunguan. Saat itu teteh X bilang kalau anaknya jatuh kejedug sudut meja. Berbulan kemudian saat si an bunsu bertemu dangan tantenya (adiknya teteh x), si anak tersebut cerita bahwa waktu itu dia tidak jatuh kejedot meja, tapi dipukuli sama ayah tirinya alias teteh X. Ketika ditanya alasannya, katanya aa Y hanya bilang "ga suka aja lihat muka kamu, bibir kamu jelek." Jika teteh X sedang bekerja ( saat itu teteh x menjadi buruh cuci gosok di komplek perumahan dekat tempat tinggal mereka), maka si anak bungsu selalu disiksa. Kadang dipukul punggungnya tiba-tiba. Pernah juga ditendang ketika sedang tidur. Bahkan kaki dan tangannya ditusuk-tusuk jarum. Sang anak menceritakan ini sambil menangis kepada tantenya, dan menurut tantenya terlihat jelas si anak memiliki trauma.
Lama kelamaan teteh X mengetahui apa yang terjadi pada anak-anaknya dan memutuskan untuk ngontrak, tapiii meminta bantuan anak sulungnya menemani di kontrakan, karena teteh X akan tetap tinggal bersama suaminya. Katanya, ingin menyelamatkan anak-anaknya tapi juga ingin menyelmatkan rumah tangganya. Saat kekerasan terparah terjadi kepada anak bungsu, semua orang di sekitar teteh X sudah meminta teteh X untuk pergi menjauh dan lapor polisi. Adiknya teteh X sudah meminta bantuan rekannya yang satu kota dengan teteh X untuk membantu melaporkan ke komnas perlindungan perempuan dan anak juga laporan ke polisi. namun teteh X meminta menghentikan semuanya dengan alasan kasihan anak-anak kandung aa Y kalau sampai aa Y di tangkap polisi atau apalah.
Singkat cerita teteh X mengontrak rumah untuk anak-anaknya, bersama anak sulung yang sengaja didatangkan dari kampung halaman. Untuk biaya transport anak sulung dari kampung halaman ke kota itu dan untuk bayar kontrakan, teteh X meminjam dari adiknya dengan kesepakatan dicicil selama 4 bulan (yang ternyata sampai dua tahun). Pernah adiknya mengirimkan makanan via ojeg online karena teteh X dan anak-anak sudah dua hari tidak makan. Beberapa bulan kemudian anak-anak teteh X kembali ke rumah aa Y karena sudah tidak bisa lanjut bayar kontrakan. Si anak sulung kembali ke kampung halaman.
Teteh X berusaha tidak meninggalkan anak-anaknya bersama aa Y, tapi tetap saja KDRT itu kembali terjadi. Entah apa yang ada di pikiran teteh X hingga tetap bertahan bersama aa Y setelah semua hal yang terjadi.
Hingga anak kedua teteh X mendapat beasiswa di sebuah boarding school ternama di kota tempat tinggal adiknya teteh X. Teteh X dan kedua anaknya yang selama ini ikut bersamanya pindah ke kota itu, tinggal dekat adiknya. Kepada adiknya teteh X menceritakan sudah lepas dari aa Y, adiknya menganggap mereka bercerai. Teteh x masih tetap pergi ke kota sebelumnya setiap weekend karena ada kerjaan menjahit, dan itu menjadi satu-satunya penghasilan teteh X karena di kota baru belum mendapat pekerjaan.
Namun, suatu waktu teteh X pergi ke kota lama untuk menjahit, bos nya mengubungi adik teteh X dan menceritakan bahwa selama ini teteh X masih menemui aa Y, sering terlambat datang bekerja dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Bahkan sudah kembali tidur bersama. Sang adik menghubungi teteh X dan menanyakan hal itu, ternyata benar. Tentu sang adik kecewa sedalam-dalamnya, menegurnya dan mengingatkan apa yang telah teteh X dan anak-anaknya lalui selama ini. Namun teteh X tidak terima, merasa adiknya menggurui dan terlalu ikut campur. Mereka bertengkar hingga tak saling berhubungan beberapa minggu. Yang membuat adiknya memutuskan untuk berhenti menghubungi teteh X adalah karena sebuah pesan yang dikirim aa Y. Sang adik dimaki-maki, dibilang jangan ikut campur, disumpah serapahi dengan kata-kata terkasar yang pernah sang adik dengar, bahasa-bahasa kebun binatang bahkan kata terkasar yang sangat menyakitkan hati. Anak-anak teteh X yang kalau weekend biasanya dititipkan di rumah sang adik selama teteh X ke kota lama, saat itu tidak lagi. Mereka di tinggal berdua di rumah kontrakan, sampai suatu hari suami sang adik mendapatkan foto bahwa kedua anak teteh X ang dikontrakan sedang makan di rumah tetangga. Meski sangat benci dengan keputusan teteh X begitu, sang adik tidak tega kepada anak-anaknya. Sang adik rutin mengirimkan makanan setiap teteh X pergi.
Beberapa bulan berselang, teteh X dan sang adik mulai berkomunikasi kembali meski agak canggung. Namun sang adik sudah memutuskan untuk tak bertanya apapun, tak ikut campur apapun, tidak berkomentar apapun mengenai status teteh X dengan aa Y. Sang adik sudah tidak peduli. Sang adik tetap rutin mengirimkan makanan, sesekali membayarkan tagihan listrik atau mengisi kuota. Tak jarang pula meminjami sejumlah uang tunai. Mesin jahit teteh X satu persatu dijual, untuk mencukupi bayar kontrakan. Tak ada nafkah dari aa Y atau apalah istilahnya. Teteh x pusing sendiri. Sampai kemudian teteh X pindah kontrakan dengan masih menyisakan sisa hutang ke pemilik kontrakan, salah satu mesin jahitnya menjadi jaminan.
Bersambung lagi ya.