Pages

Thursday, 30 January 2025

Birth Story : Hana Punya Cerita (2)

 (part 1 di sini)

HPL (Hari Perkiraan Lahir) ku tanggal 25 Agustus 2020. Kami belum benar-benar memutuskan akan lahiran dimana. Rencana kami, jika tanggal 20 belum lahir, kami pulang ke Bandung. Jika tanda-tanda kelahiran mucul sebelum itu, berarti aku lahiran di Cianjur. Oh ya, opsi lahiran dengan dr. Wulan sudah aku coret sejak awal. Bukan masalah dokternya, tapi masalah tempatnya. Saat itu beliau hanya bisa membantu persalinan di RSDH saja, sementara di klinik hanya untuk pemeriksaan kehamilan dan praktik lainnya. Karena aku menghindari rumah sakit, otomatis pilihan ini tidak masuk ke rencanaku. Meski begitu, sampai usia kandungan 38 minggu aku masih kontrol ke beliau. 

Selasa malam tanggal 18 Agustus, sekitar isya, ada flek keluar. Perasaanku, tentu saja bahagia karena tanda lahir sudah tiba. Tapi aku juga cemas, khawatir dan gugup. Aku chat bidan Ajeng dan menceritakan kondisi saat itu bahwa aku sudah keluar flek namun belum ada kontraksi. Bidan Ajeng mengatakan untuk segera ke klinik jika kontraksi sudah 10 menit sekali. Saat itu aku pakai aplikasi penghitung kontraksi di handphone ku tapi aku lupa namanya. Menjelang tidur aku khawatir ketuban pecah dini seperti yang terjadi saat menjelang kelahiran Bana. Tapi alhamdulillah aku bisa tidur sampai subuh. Subuh aku mulai merasakan kontraksi yang semakin lama semakin kuat dan jedanya semakin sebentar. Aku duduk di gymbal sambil bergoyang-goyang. Aku juga masih sempat memandikan Bana dan membuat sarapan. Sekitar pukul 07.30 pagi kontraksi mulai 10 menit sekali, aku segera chat bidan Ajeng  dan meluncur ke klinik. 

Di perjalanan kami sempat mampir ke minimarket untuk beli cemilan Sina dan Bana. Hanya suami yang turun. Aku dan anak-anak menunggu di mobil. Saat itulah aku merasa kontraksi semakin menguat dan serasa tanpa jeda. Aku merasa suamiku lama sekali, beliau masih antri untuk bayar di kasir. Aku ingin berteriak agar beliau batalkan saja beli cemilan dan langsung ke klinik. Saat suami masuk mobil, ku katakan bahwa kontraksi sudah tanpa jeda dan aku mulai merasa ingin buang air besar. 

Suami agak panik. Alhamdulillah lokasi minimarket sudah dekat klinik, tidak sampai 100 meter. Kami segera ke linik. Sampai di depan klinik, suami mengajak aku turun. Tapi saat itu aku merasakan kontraksi sedang kuat dan menunggu ada jeda untuk berjalan masuk ke dalam klinik. Kutunggu-tunggu jeda itu tak ada. Aku bilang ayolah turun tapi sepertinya ga kuat.  Aku ingat beliau berkata :"Bun, masih tahan ga? Hayu turun. Waduh kalau bisa jangan lahiran di mobil." Haha.

Suami menuntunku masuk ke klinik. Kemudian balik lagi ke mobil mengambil Bana di carseat dan menuntun Sina. Saat masuk, ternyata bidan Ajeng sedang dalam perjalanan dari puskesmas. Ada asistennya yang langsung mengarahkanku untuk cek urin. Beliau memberikan wadah untuk sampel air seni. Aku mengambilnya kemudian masuk ke toilet. Aku mulai kesulitan berdiri setelah dari toilet karena kontraksi semakin menguat. Aku berbaring di bed ruang periksa kehamilan. Bidan Ajeng sudah datang dan langsung bersiap. beliau ijin untuk cek dalam, dan ternyata SUDAH BUKAAN SEMBILAN!!!! Iya bukaan sembilan. Bidan Ajeng mengatakan ayo ke ruang bersalin. Namun aku sudah tak sanggup berdiri. Kontraksi yang kuat dan rasa ingin mengejan membuatku kesulitan berpindah. Alhamdulillah beliau mengatakan :"Ya sudah, di sini saja." Entah apa yang beliau dan asistennya persiapkan aku sudah tak memperhatikan. 

Saat itu, Sina dan Bana menunggu di luar. Iya di luar ruang periksa. Mereka berdua saja tanpa ada yang menemani. Ibu dan Ateu masih dalam perjalanan menuju Cianjur. Saat sensasi ingin mengejan semakin kuat, bidan Ajeng memandu untuk aku tetap mengatur nafas. Kepala bayi sudah mulai keluar dan tiba-tiba Bana buka pintu ingin masuk. Asisten bu bidan sempat meminta anak-anak tetap di luar dan hendak menutup pintu. Namun Bana menangis "Mau ke Bunda.....".

Akhirnya Sina dan Bana masuk ke ruangan. Suami menggendong Bana sambil tetap berdiri di sampingku dan memegang erat tanganku. Sina pun berdiri di belakang ayahnya. Aku yang sedang mencoba mengatur nafas terdistraksi. Kepala bayi yang sudah sedikit keluar tertahan. Saat sensasi rasanya datang lagi, aku mengatur nafas lagi dan byuuuuuur bayi keluar pukul 08.46 WIB, tanpa mengejan, Alhamdulillah. Ya, kedua anakku menyaksikan saat air ketuban dan darah keluar bahkan sampai mengotori lantai. Aku sudah ceritakan ya bahwa aku lahiran di ruang periksa, bukan ruang bersalin dengan bed khusus yang ada bolongan tempat keluar cairan dan darah. 

Alhamdulillah, bayi perempuan langsung ditempelkan di dadaku. Yang kurasakan saat itu, lemas. Tak lama kemudian alhamdulillah plasenta lahir. Sesuai birth plan, tali pusat dibiarkan tetap terhubung dengan bayi. Beberapa menit kemudian, bu bidan memasang IUD. Aku tak ingat berapa lama kami melakukan IMD, tapi rasanya waktu itu bayiku belum sampai bisa menghisap puting susu. Bayiku kemudian dibersihkan, ditimbang dan diukur tingginya. Berat 4,1kg dan tinggi 50,5cm. Alhamdulillah. 

Bayiku, masih terhubung ke plasenta.

Aku lupa berapa lama aku istirahat di bed ruang periksa. Bu bidan mengatakan, jika aku sudah kuat, ayo mandi dan pindah ke ruang pemulihan. Aku meminta waktu karena aku merasa lemas. Diantara ketiga proses lahiran, aku merasakan kali ini paling  lemas. Hanya lemas, tidak pusing atau sakit. 

Ketika aku merasa sudah tak terlalu lemas, aku membersihkan diri, ganti baju dan beristirahat di ruang pemulihan. Tidak lama kemudian, Ateu datang. Suami pulang sejenak ke mess bersama Ateu dan anak-anak. Ibu kemudian datang, memelukku, menanyakan kondisiku. Beliau berkaca-kaca dan memujiku, membesarkan hatiku. Baru kemudian beliau melihat bayiku. 

Proses pemotongan tali pusat dengan dibakar

Aku tak ingat bagaimana dan berapa lama proses latihan menyusui. Aku hanya ingat proses memotong tali pusat. Alhamdulillah keinginanku untuk memotongnya dengan cara dibakar bisa terlaksana. Pertama lilin dipegang olehku dan suami, kemudian lilin yang aku pegang dilanjutkan dipegang oleh ibu. Pemotongan tali pusat ditunda sekitar 5 jam. Alhamdulillah. 

Hari itu juga aku bisa pulang ke mess. Alhamdulillah wa syukurillah. Alhamdulillah bayi lahir dengan sehat dan selamat, dan bayi itu kami panggil dengan nama "Hana".

Terimakasih bidan Ajeng, aku bisa lahiran dengan nyaman, tanpa mengejan, tanpa dijahit, langsung pasang IUD, penundaan pemotongan tali pusat, pemotongan tali pusat dengan dibakar. Ah semua sesuai keinginanku. Terimakasih suami, support sistem terbaik. Terimakasih Ya Allah, semuanya tak mungkin terjadi jika bukan kehendak-Mu. 

Ada banyak detail yang tak kutuliskan di sini. Insyaallah akan di update jika tiba-tiba teringat. 

Cerita lahiran Sina klik di sini

Cerita lahiran Bana klik di sini

Tuesday, 28 January 2025

Birth Story : Hana Punya Cerita (1)

Assalamualaikum.

Aku merasa bersalah sekali karena baru bisa menuliskan cerita ini hari ini, lebih dari tiga tahun sejak Hana lahir. 

November 2019, kami mengetahui bahwa aku mengandung anak ke-3. Saat itu usia Bana masih 16 bulan. Perasaanku campur aduk, khawatir karena Bana masih minum ASI, bingung karena kami akan pindah ke Cianjur. Sampai kami pindah ke Cianjur awal Januari 2020, keluarga besar belum kami kabari. 

Yang pertama kami lakukan adalah mencari dokter kandungan dan bidan yang "cocok" di Cianjur. Sejak masih di Bandung aku sudah mulai menelusuri sosial media. Hashtah #gentlebirth tentu saja masih menjadi fokusku saat itu. Sampai bulan Februari, aku belum cek kandungan sama sekali. Dan COVID menerjang!!!!!!

Kami memutuskan untuk kontrol kandungan di klinik dekat mess tempat tinggal kami. Alhamdulillah di sana dokter spesialis kandungan perempuan. dr, Wulan Nurmala Dewi, sp.OG. Kesan pertama melihat beliau dalah, takjub dengan pakaiannya. Gamis lebar dengan kerudung panjang di bawah bokong. Matanya cantik. Beliau mengenakan masker jadi hanya matanya yang terlihat. Karena saat itu covid, maka setiap kontrol aku hanya sendiri. Sebenarnya bisa ditemani 1 orang saja, tapi saat itu suami akan menunggu di mobil bersama Sina dan Bana. Karena tidak mungkin meninggalkan mereka berdua di mess. Saat itu kami juga belum ada teman atau tetangga yang bisa dititipi. Jadilah sampai menjelang kelahiran, aku selalu kontrol kandungan sendiri. 

Dokter kandungan aman sudah dapat. Selanjutnya adalah mencari bidan pro gentle birth. Ternyata sulit ya. Kami membuat rencana andai tidak menemukn bidan sesuai harapan di Cianju, aku lahiran di Bandung saja lah. Bidan Okke di Bumi Ambu (lahiran Sina) atau Bidan Farida di Bumi Sehat Bahagia (lahiran Bana). Aku chat beliau berdua, menanyakan apakah memungkinkan lahiran di sana tapi kontrol tiap bulan di Cianjur. Alhamdulillah keduanya membolehkan, dengan sebagala pembatasan karena saat itu sedang COVID.

Aku menemukan satu bidan Cianjur yang dari postingannya sepertinya pro gentle birth ya, meskipun beliau tidak secara langsung menegaskan beliau pro gentle birth. Namanya bidan Putri. Aku coba hubungi, alhamdulillah nyambung. Sayangnya, ternyata saat itu beliau sedang tidak praktek karena sedang hamil dan sakit. Tapi beliau merekomendasikan teman beliau yang menurut beliau sama-sama pro gentle birth, bidan Ajeng. Aku mengirim pesan ke beliau, mminta alamat lokasi prakteknya dan datang kesana. 

Kesan pertama bertemu, wah beliau masih muda, enakeun saat menjelaskan, bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaanku yang segambreng. Tentu saja langsung kuceritakan proses pencarianku mencari tempat lahiran pro-gentle birth. Ku ceritakan juga bagaimana proses lahiran Sina dan Bana, dan keinginanku untuk lahiran anak ketiga nanti. Dipertemuan pertama aku sudah menyodorkan birth plan padahal usia kandungan masih 5 bulanan. Beliau menjawab insyaallah bisa diusahakan. Lega.

Beliau bercerita kalau di Cianjur sini kalau yang begitu-begitu itu masih dianggap aneh. 
Kalau ada yang lahiran nunggu proses bukaan, "bu bidan kenapa ga diinfus? kenapa ga disuntik?". Menunggu kontraksi dan bukaan alami itu malah ada yang bilang "koq dibiarkan" katanya. Begitu pun dengan penundaan pemotongan tali pusat, aneh katanya koq ga langsung digunting. Aku bilang bahwa aku ingin proses pemotongan tali pusatnya dilakukan dengan cara dibakar, beliau bilang kalau di sini belum pernah, tapi beliau pernah melakukannya di tempat lain. Aman lah ya insyaallah, pikirku. 

Alhamdulillah pencarian bidan selesai, tapi masih ada sedikit yang mengganjal. Tempatnya. Ruang praktek yang agak berantakan dan sedikit berdebu. Barang-barang menumpuk di luar. Lampu yang kurang terang. Agak mengganggu ya menurutku, apalagi yang menjadi referensiku adalah tempat lahiranku sebelumnya. Tapi aku berusaha maklum. Beliau bilang bahwa saat itu mereka sedang dalam proses pindahan. Kemungkinan saat HPLku mereka suda di tempat yang baru. Baiklah, aku berusaha mengabaikannya, yang penting bidannya oke dan bersedia mewujudkan birth planku. 

Sejujurnya aku masih ragu, maka kami memikirkan kembali opsi lahiran di Bandung saja. Rencananya, jika tanda-tanda lahiran mulai ada, kami akan segera meluncur ke Bandung. Alhamdulillah saat itu kami masih ada kendaraan pribadi, lebih leluasa jika bepergian kemana saja, jam berapa saja. Saat pulang ke Bandung, sekitar usia kandungan 7 bulanan, aku sempat periksa ke klinik bedan yang cukup dekat dari rumah. Jika dilihat dari postingannya, cerita proses lahiran pasiem-pasiennya, sepertinya beliau pro gentle birth juga. Bidan Deti, namanya. Dan setelah periksa, konsultasi, menceritakan birth plan, aku rasa Bidan Deti bisa menjadi salah satu opsi jika akan melahirkan di Bandung, mengingat jaraknya yang dekat jika dibandingkan ke Bumi Ambu atau ke Bumi Sehat Bahagia. 

Bana kecil meniru rebozo :)

Selama kehamilan ini, aku periksa selang-seling antara ke dr. Wulan dan ke bidan Ajeng. Alhamdulillah kandunganku sehat. Aku juga tidak memiliki keluhan-keluhan yang berarti. Aku rajin olahraga. Saat itu karena tidak memungkinkan untuk berjalan cepat di luar ruangan, aku memilih untuk squat 150-200x sehari. Tentu aku kesulitan squat dengan perut besar dan badan yang gendut, berat. Maka aku mengaitkan samping (gendongan kain) ke pintu dan aku berpegangan setiap kali akan berdiri saat squat. Aku juga rajin duduk di gymbal sambi goyang-goyang pinggul. Main hp, nonton, baca buku kulakukan di atas gymball. Sesekali berlatih rebozo. Bagaimanapun, kuusahakan impianku untuk melahirkan dengan aman, nyaman, minim rasa sakit, dan bahagia. Aku juga mengontrol porsi makanku, kuusahakan hanya makanan bergizi yang masuk ke tubuhku dan janinku. Ku kencangkan ibadahku, ku langitkan doa-doa dan harapan akan pertolongan Allah dalam proses lahiranku. 

Hingga tanda lahiran itu hadir....

(lanjut part 2 di sini)


Saturday, 25 January 2025

Flexing Paling Mahal

Assalamualaikum.

Beberapa hari aku menemukan sebuah postingan tentang flexing paling mahal di feed IG ku. Aku tertarik dan langsung meng-screenshot tulisan itu. Berbicara tentang flexing, aku menghubungkannya dengan mereka yang suka update status Whatsapp atau story IG. Aku sendiri sudah berhenti menulis status WA sejak sekitar tiga tahun lalu.

Dulu aku termasuk yang sering update status WA. Kadang foto kegiatan sehari-hariku di mess, kegiatan homeschooling anak-anak, pergi kemana, atau sekedar tulisan perasaanku hari itu. Seingatku, tak ada niat pamer sama sekali saat aku membagikan status-status tersebut. 

Tapi kemudian suatu hari, ada teman lama kami yang berkunjung, sesama homeschooler. Setelah bercerita ini itu, beliau kemudian bercerita bahwa beliau pernah merasa sakit sekali melihat update statusku tentang homeschooling kami. Katanya, beliau merasa terintimidasi, merasa apa yang mereka lakukan tidak sehebat yang kami lakukan. Beliau sedih sekali dan merasa bersalah kepada anak-anaknya. 

Aku tertohok, mendadak sulit menelan cemilan tahu sumedang yang saat itu sedang ku nikmati. Aku meminta maaf, menjelaskan bahwa tak ada niat sama sekali untuk pamer, menyindir, atau merasa lebih hebat dari beliau. Setelah hari itu, setiap kali akan update, aku selalu teringat. Aku selalu takut ada orang yang merasa tersakiti dengan status-statusku. Aku sempat meng-hide temanku yang itu dan lanjut update status. Tapi semakin lama aku tak nyaman sampai akhirnya aku berhenti. Tak pernah update status sama sekali. 

Aku menceritakan kegelisahanku pada suami. Suami sih, memang sejak dulu tak pernah update-update apapun, kecuali yang berupa pengumuman atau sesuatu yang terkait pekerjaannnnya. Saat itu beliau bertanya, apa sesungguhnya yang diinginkan ketika kita update status itu. Bukankah memang ingin dilihat orang lain, ingin orang lain tahu kita sudah melakukan apa, kita punya pencapaian apa, rencana apa. Ya itu flexing kan, menurut beliau. Jika tujuannya ingin mendokumentasikan sesuatu, menurut beliau cukup di galeri hp kemudian back up ke drive atau cloud atau semacamnya, jika khawatir hilang. 

Kupikir-pikir, suamiku benar juga. Dan keinginanku untuk update pun semakin lama semakin hilang, semakin nyaman dengan kehidupan yang private. Sesekali aku masih update untuk keperluan pekerjaanku, tapi tidak dengan kehidupan sehari-hari keluarga kami.  Kami sempat liburan seminggu ke Yogya, dan aku berhasil tidak update status satupun, apalagi suami. Bahkan rekan kerja suami bilang, suami tuh 'cuma' kurang flexing aja dalam menghadapi hari-harinya di tempat kerja. Haha.

Tapi biarlah kali ini aku flexing di sini, toh ga ada yang baca juga. Somehow aku bersyukur blog ini sepi pengunjung. Kembali ke postingan seseorang tentang flexing paling mahal, ternyata yang dia tulis, biidznillah aku memilikinya.  Alhamdulillah terimakasih Ya Allah, atas segala karunia, kemudahan, kebahagian yang Engkau berikan kepada kami. Aku bahagia, aku bangga, dan aku akan menjaga semuanya tetap tersembunyi. Aku flexingnya di sini saja, sekali saja. 


Friday, 24 January 2025

Random Post : Yogya Cianjur

Assalamualaikum.

Beberapa hari yang lalu kami (saya, suami dan si putri  bungsu) ga sengaja main ke Yogya Cianjur. Ga sengaja karena sesungguhnya malam itu rencananya kami hanya ingin jajan cemilan di dekat tempat tinggal kami. Karena di sepanjang jalan kami tidak juga menemukan apa yang kami mau, suami memutuskan kita ke Yogya saja, berburu roti H-1 yang diskon 20-50%. 

Aku ga terlalu berharap bisa dapat roti kadet keju kesukaanku karena saat itu sudah lewat maghrib, biasanya roti diskon tersisa satu atau dua saja. Tapi hari itu ternyata rotinya masih banyak. Aku memilih roti kadet keju, suami memilih roti coklat kesukaaannya, dan putriku mengambil cup cake pisang. Aku juga mengambil roti tawar jumbo untuk kedua jagoanku. 

Selain roti, kami juga membeli susu, biskuit, bumbu-bumbu dan beberapa barang lain yang hampir tiga perempatnya adalah makanan. Kondisi akhir bulan dan sebenarnya jatah jajan kami bulan ini sudah habis. Alhamdulillah, suami tetap meng-iya-kan, bersedia mengeluarkan uang lebih untuk jajan kami, Allahumma bariik. Semoga Allah selalu melimpahkan rezeki kepada beliau dan memudahkan segala urusannya.

Saat sampai di kasir, putriku memindahkan belanjaan dari trolley mini ke meja kasir. Saat itu ada ibu-ibu yang mungkin usianya 2-3 tahun di atasku (atau mungkin sebaya) sedang membayar belanjaannya. Beliau menatap putriku lekat, kemudian bertanya beberapa hal seperti "ini apa namanya?" ketika putriku memindahkan garam. Putriku menjawab setiap pertanyaan ibu itu sampai kemudian beliau pergi setelah membayar seluruh belanjaannya. Kami pun kemudian selesai membayar belanjaan kami.

Ketika keluar Yogya, karena males jalan ke parkiran, aku dan putriku duduk di selasar sambil menunggu suami mengambil kendaraan. Saat itu ibu yang tadi pun seertinya sama, menunggu suaminya mengambil kendaraan. Beliau mendekat dan mengajak putriku ngobrol lagi, bertanya "berapa usianya?","suka ngaji ga?", "suka main apa?"dan banyak lagi sampai kemudian beliau cerita bahwa beliau juga punya putri, dan meninggal sekitar sebulan yang lalu di usia 8 tahun. Beliau bilang beliau kangen almarhumah putrinya dan meminta ijin ingin memeluk putriku. Saat ku tanya putriku apakah dia bersedia dipeluk ibu itu, putriku menolak. Aku bilang kalau salam aja gimana, putriku bersedia. Tak lama kemudian ibu tersebut bertanya apakah putriku mau uang jajan. Putriku mengangguk, dan ibu tersebut memberikan sejumlah uang. Aku bengong, ingin menolak tapi beliau berkata "tolong jangan ditolak ya" sambil berkaca-kaca. Putriku menerima uang tersebut dan mengatakan terimakasih.

Saat itu suami si ibu sudah datang, mobilnya brhenti tepat di depan kami dan melihat semuanya. Beliau menurunkan kaca jendela mobilnya dan meminta maaf kepadaku. Kemudian saat si ibu membuka pintu, tapi kemudian beliau balik lagi dan menggendong putriku, sebentar saja, kemudian menurunkannya. Beliau bilang terimakasih dan dadah-dadah sambil melambaikan tangan. Putriku juga melambaikan tangan. Mobil ibu itu berlalu, dan aku melihatnya menangis.

Suamiku ternyata memperhatikan, beliau ada di belakang mobil ibu itu. Sambil jalan aku menceritakan semuanya. Suami mengingatkan tentang ujian orang itu memang berbeda-beda. Aku melihat ibu tersebut nampak sempurna. Cantik, modis, perhiasan di tangannya banyak, mobilnya mewah. Ternyata beliau kehilangan putrinya. Ujianku mungkin beda lagi, tapi setidaknya aku harus selalu bersyukur atas apa yang sudah Allah karuniakan kepadaku, salah satunya putriku ini. Masyaallah. 



Wednesday, 15 January 2025

Memulai 2025 : Aspirasi, Intensi, Bekal Ilmu dan Penghargaan Diri

Dalam satu kata, aku ingin tahun 2025 menjadi tahun yang "TENANG".  

Tenang jiwaku, tenang hari-hariku


Definisi keberhasilan/kesuksesan tahun 2025 bagiku adalah ...

- Bisa mengontrol amarah

- Bisa mengatur waktu, mendahulukan prioritas.

- Bisa menjaga kesehatan (fisik dan mental) dengan makan sehat, olahraga teratur, tidur yang cukup, beribadah dengan baik, rutin baca Al-Quran, tak meninggalkan dzikir pagi dan petang.

- Bisa menemani anak-anak dengan mind-full, menjalankan homeschooling dengan sadar dan sesuai lesson plan.

- Bisa menurunkan berat badan setidaknya sampai di 70kg.

- Bisa mulai ngonten dan konsisten.

- Bisa punya penghasilan sendiri, entah darimana dan bagimana caranya. 


Yang ingin aku pelajari selama 12 bulan ke depan adalah ...

- Terjemah Al-Quran, belajar tamyiz lebih serius. 

- Speak English, latihan ngomong dan ngomong.

- Ngonten. Praktik step by step dari kelas yang sudah diikuti. 

- Homeschooling dasar, usia dini dan kontinum pijakan. Melanjutkan kelas yang sedang diikuti sekarang.

- Journaling, konsisten menulis di blog.

- Kamsutra Advance!


Yang aku lakukan untuk menjaga dan menghargai diri di tahun 2025 adalah ...

Fisik

- Bangun sebelum subuh, langsung mandi kalau bisa. 

- Yoga atau olahraga ringan lain sebelum sarapan.

- Berjemur.

- Saum qodo ( sekalian intermitten fasting, qodo di awal, tidak mepet ramadhan berikutnya)

- Makan sehat kurangi minyak, tepung dan gula.

- Tidur sebelum jam 10 malam.

Emosi

- Menghindar sejenak jika emosi mulai terpancing. 

- Olah nafas dan dzikir.

Pikiran 

- Journaling, terutama to do list dan jurnal syukur.

- Belajar ga terlalu peduli orang lain di luar keluarga inti.

- Cerita ke suami jika ada yang mengganggu.

Spiritual

- Sholat di awal waktu.

- Tilawah Al-Quran setiap hari.

- Dzikir pagi petang

- Puasa senin-kamis (qodo dulu).


Dukungan yang aku butuhkan dalam satu tahun ke depan adalah....

- Mau dibantuin HS anak-anak, terutama sesi belajar hijaiyah, tilawah, pembiasaan-pembiasaan baik. Aku sering merasa tak sanggup jika sendiri.

- Aku perlu ruang yang aman untukku bisa mengelola emosi yang sulit. Bentuknya seperti apa, aku belum tahu.

- Uang. Haha. Bagaimana pun tetap saja dukungan dalam entuk materi akan sangat menyenangkan. 

Wednesday, 8 January 2025

Menutup 2024 : Yang Perlu Dilepaskan dan Yang Tidak Terselesaikan

 Yang ingin aku lepaskan dari 2024 adalah...

  • Rasa benci pada diri sendiri karena belum menjadi ibu yang baik untuk ketiga anakku. Aku mencoba belajar lebih banyak lagi bagaimana mencintai diriku sendiri, bagaimana agar tangki cintaku selalu penuh agar aku bisa memberikan cinta yang tulus juga kepada anak-anakku. 
  • Rasa kecewa pada sosok kakak atas pilihan jalan hidupnya, atas beberapa kebiasaan yang menurutku kurang baik dan merugikanku, atas sikap dan cara pandangnya pada Ibu. Aku mencoba tidak memikirkannya, namun sesekali teringat dan rasa itu masih tetap hadir. 
  • Kemalasan dalam banyak hal : olahraga, atur pola makan, pola tidur, rutinitas yang baik, kebanyakan rebahan dan banyak lainnya. Yang terbaru, malas mandi. Parah sih ya dan aku sadar, aku coba melawan. Kadang berhasil ku lawan, tapi tak jarang juga aku membiarkannya. 
  • Rasa bersalah pada ibu karena belum bisa berbakti dengan baik, karena membiarkannya mencari penghidupan sendiri di usia lanjutnya.
  • Rasa iri atas pencapaian orang lain, terutama orang-orang yang pernah akrab di masa lalu. Mereka yang kuliah lagi, yang sukses berkarir, yang bisa bolak balik umroh setahun beberapa kali, yang sudah punya banyak harta dan bisa membahagiakan orangtuanya, dan lain-lain. Sedikit-sedikit rasa iri ini memudar seiring dengan rasa syukurku karena memiliki suami yang insyaallah sholeh, anak-anak yang baik, ibu yang pengertian, badan yang sehat, kehidupan sehari-hari yang tenang dan lain-lain. Aku masih harus diingatkan terus betapa banyak nikmat Allah yang perlu aku syukuri. 
  • Harapan sahabat-sahabat lama bisa dekat kembali. Akhir-akhir ini kuhempaskan harapan itu kuat-kuat, mencoba realistis bahwa kami sudah punya kehidupan keluarga masing-masing sekarang. Melihat mereka hidup dengan baik, sehat (melalui story IG atau WA mereka) cukup membuatku tersenyum. 
  • Lemak-lemak jahat yang menempel di tubuh, haha. 
  • Barang-barang yang sudah tak terpakai lagi di kolong ranjang. Ini alhamdulillah lebih dari setengahnya sudah keluar saat ikutan jual preloved salah satu grup berbenah berbagi di akhir tahun kemarin. 
  • Kebiasaan scrolling sosial media yang tanpa sadar menghabiskan banyak waktu dan membuatku semakin malas bergerak, asik rebahan. 

Hal yang menurutku, belum aku selesaikan di 2024 adalah...

  • Belajar mengelola emosi. Hal ini tetap menjadi PRku setiap tahun. Tapi kurasa tahun 2024 tahun terburukku dalam mengelola emosi terutama saat menghadapi anak-anak. 
  • Ngonten ga mulai aja. Beberapa kelas yang kuikuti bahkan memberikan detail step by step nya namun masih saja berat melaksanakannya. Aku baru sampai tahap membuat akun atas nama anagramku di Facebook Pro dan Tiktok. Namun keduanya masih kosong.
  • Beberes, menata rumah. Kalau yang ini, entah kapan selesainya, mungkin tak akan pernah selesai sampai suatu ketika nanti kami pindah lagi ke rumah sendiri.
  • Membentuk habit anak-anak di rumah. Ada perubahan besar yang ingin kami lakukan terkait kebiasaan anak-anak sehari-hari. Kami suah merencanakannya sejak pertengahan tahun 2024. Namun pelaksanaannya masih belum lancar sampai di akhir tahun. 



Monday, 6 January 2025

Menutup 2024: Sistem Pendukung

Yang berjasa untukku 12 bulan terakhir...

Suamiku, Akang RAR

Yang selalu sabar menghadapi istrinya ini yang ajaib mood swing nya.

Yang selalu menyempatkan pulang makan siang di rumah meski sedang sibuk-sibuknya.

Yang selalu mengajak jalan-jalan keluar di malam hari meski ku yakin dirinya sendiri lelah dan ingin istirahat sendiri.

Yang selalu berkata "boleh" kalau istrinya minta jajan ini itu meski isi dompet tipis dan saldo sekarat.

Yang selalu sigap membantu urusan rumah dan anak-anak meski urusannya sendiri dan pekerjaaannya tak kalah banyaknya.

Yang selalu mendahulukan istrinya, banyak ngalahnya, banyak sabarnya, banyak kasih sayangnya, banyak cintanya.

Yang berjuang keras membuat istri dan anak-anaknya selalu nyaman, aman dan bahagia. 

Semoga Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepadamu, wahai suamiku. 
Semoga Allah berikan kesehatan, keselamatan, kemudahan segala urusan, ketenangan hati dan kebahagiaan.

Semoga Allah deraskan rejekimu seperti derasnya air hujan yang paling deras dan Allah limpahkan keberkahan di setiap harta yang dititipkan.

Semoga Allah panjangkn umurmu dan kabulkan seluruh cita-citamu.

Prompt kali ini memberikan waktu 5 menit untuk menuliskan refleksi dan 25 menit untuk mengapresiasi langsung ke orang yang bersangkutan. Aku menunjukkan tulisan ini (yang di jurnal tulis tangan, sebelum menyalinnya ke sini). Responnya adalah tersenyum, tak berkata apapun. Kami sedang mudik ke Garut, agak sulit bagiku melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah terbayang. Maka aku hanya membuatkannya minuman, menyiapkan cemilan pisang goreng (yang ku beli di warung tetangga), lalu membiarkannya menonton bebebepa belas episode Soul Land tanpa aku ganggu. 

Ada beberapa orang lain yang tentu saja berjasa juga untukku selama 2023 kemarin. Ibuku, anak-anakku, tetehku, juga sahabat-sahabat IPC. Namun karena prompt-nya meminta untuk menuliskan 'siapa yang muncul pertama kali di benakmu' maka aku hanya menuliskan suamiku saja. 

Aku bersyukur dengan amat syukur memiliki suami sepertinya. Aku tahu tak ada gading yang tak cacat, tak ada manusia yang tak punya kekurangan. Begitu juga suamiku. Tapi kekurangannya tak ada seujung kuku pun dibandingkan dengan segala kelebihannya. Semoga Allah selalu memberkahi kami di waktu bahagia dan memberkahi kami di waktu susah dan semoga Allah terus menyatukan kami dalam kebaikan. 

Sunday, 5 January 2025

Menutup 2024 : Penyesalan

Hal-hal yang belum aku lakukan dengan baik di tahun ini...

  • Solat di awal waktu
Aku masih sering menunda sholat isya. Seringkali aku sholat saat menjelang tidur sekitar pukul sembilan atau sepuluh malam. Bahkan beberapa kali aku ketiduran sebelum sholat, sehingga baru sholat isya pukul tiga dini hari. 
  • Mengelola Emosi
Aku masih kesulitan mengelola emosi terutama ketika menghadapi anak-anak. Aku beberapa kali lepas kendali marah-marah di depan mereka bahkan memukul diri sendiri. Kontrol diriku masih buruk, meski aku rasa sedikit lebih baik dari tahun lalu. Tahun ini aku tak lagi melempar barang dan berteriak. 
  • Belum selesai qodo saum ramadhan
Aku bahkan belum memulainya di H-55 ramadhan. Ini jauh lebih buruk dari tahun sebelumnya. Tahun lalu aku bisa menyelesaikan qodo di h-80 ramadhan. Rasanya berat sekali.
  • Tilawah Al-Qur'an dan dzikir pagi petang masih sering ditinggalkan
Semangatku sering menghilang ketika jadwal haid dan setelahnya. Saat semangat sedang membaca, eh haid datang. Begitu terus siklusnya. Aku belum menemukan cara yang efektif agar tetap semangat meski sedang haid.
  • Mandi pagi kadang terlalu siang.
Rencanaku adalah mandi sebelum shalat subuh. Tapi yang terjadi adalah, aku mandi ketika semua pekerjaan rumah sudah selesai sekitar pukul sembilan atau sepuluh pagi. Tidak nyaman rasanya kalau sudah mandi masih harus masak atau menjemput pakaian di luar, keringanan lagi, bau lagi, dan harus mandi lagi.
  • Makan sehat 
Bakso, mie ayam, siomay masih jadi makanan favoritku. Diet hanyalah wacana.
  • Olahraga
Aku rutin olahraga pagi ke lapangan rumput namun tiba-tiba berhenti saat Siba yang biasa menemani kami ke lapangan rumput setiap pagi, meninggal. Sejak saat itu, aku belum berolahraga lagi apapun itu, bahkan olahraga di rumah pun tidak.
  • Ikut kelas online, tapi....
Beberapa aku malas bergabung saat kelasnya berlangsung. Jadi aku hanya menyimak rekamannya. Bahkan ada yang sampai saat ini masihw belum ku baca materinya.
  • Mulai ngonten ga jadi aja.
Aku berencana membuat konten sejak awal tahun 2024, tapi sampai penghubung tahun, tak satupun konten itu dipastikan. Draft banyak, edit selesai, tapi masih belum di post.

  • Manajemen gawai
Duh, aku masih sering scroll medsos berlama-lama. Pindah satu medsos ke medsos lain. Niatnya buka hp mencari atau mengerjakan sesuatu, ujungnya scrolling juga.


Thursday, 2 January 2025

Di Tahun 2024, Aku Berhasil...

Melanjutkan Homeschooling Sina

Setelah terseok-seok di tahun 2023, membujuk Sina agar pindah ke sekolah formal, Alhamdulillah di tahun 2024 Homeschooling Sina berjalan lebih smooth. Sina jauh lebih mandiri dalam mempersiapkan sesi zoom, mengerjakan kuis/tugas/responsi, mempersiapkan ujian. Berangkat ke masjid saat dzuhur dan ashar tanpa perlu disuruh lagi. Tentu kami masi banyak PR dalam mewujudkan homeschooling yang autopilot, tapi sejauh ini Alhamdulillah banyak peningkatan dari tahun sebelumnya. 

Memulai Sesi Homeschooling Bana dan Hana

Kami sempat medaftarkan Bana di salah satu SD pada bulan Juli 2024 dan Bana sudah dinyatakan diterima. Tetapi kemudian kami mengundurkan diri. Meski aku sering berkata bahwa cukup Sina aja yang homeschooling, tapi hati kecilku sesunggguhnya masih ragu melepas Bana ke sekolah formal. Akhirnya kami putuskan menunda memasukkan Bana ke SD sampai usia Bana 7 tahun. Kami punya waktu sekitar setahun untuk kembali mempertimbangkan apakah Bana akan sekolah formal atau homeschooling seperti Sina. 

Kami memulai sesi belajar terjadwal, mempersering latihan membaca, memperbanyak mengulang stimulasi motorik yang seharusnya sudah tuntas sebelum usia 5 tahun. Kami juga sudah memiliki rancangan kurikulum, lesson plan mingguan, juga aneka buku dan worksheet. Bana sudah  memulai homeschoolingnya, dan Hana, tentu saja ikutan dengan materi yang menyesuaikan.

Lulus Tamyiz level 3

Sempat ingin menyerah saat di level 2, Alhamdulillah ternyata bisa melewati level 3. Saat ini baru mulai  level 4 dan aku masih tak yakin apa aku bisa mengikutinya. Tapi aku akan berusaha terus belajar bahasa Arab dan terjemah Al-Quran. Bukan hanya agar aku bisa mengajarkan kembali kepada anak-anakku, tapi ini untuk diriku sendiri, bagian dari kebutuhanku sebagai seorang muslimah. 

Memasak SETIAP HARI

Memasak itu bukan aku banget. Diantara semua pekerjaan rumah tangga, yang paling aku tidak suka adalah memasak. Di tahun 2024 kemarin, dengan sangat terpaksa aku harus memasak. Awalnya aku hanya memasak telur ceplok dadar rebus, goreng tahu tempe ayam dengan bumbu instan, sop atau sayur bening. Itu-itu saja, asal suami dan anak-anak kenyang dan masih terpenuhi gizinya. Alhamdulillah saat ini kemampuan memasakku sedikit meningkat. Aku bisa memasak lebih bervariasi bermodalkan tutorial memasak di tiktok. Ayam goreng kalasan dan katsu menjadi favorit anak-anakku. Sambal cumi atau sambal oncom menjadi menu wajib setiap minggu. Sayur lodeh, sayur asem, sayur kacang, opor, semur sesekali menggantikan sop andalanku. Alhamdulillah, semoga semakin hari masakannku semakin baik dan semoga ke depannya memasak tak lagi menjadi beban buatku. 

Mengeluarkan Setengah Isi Lemari 

Baju-baju yang sudah tak terpakai biasanya aku kumpulkan dalam satu tas besar dan disimpan di kolong ranjang. Saat mudik ke Garut, biasanya aku bawa untuk dibagikan di sana. Barang-barang lain seperti alat dapur, perintilan homedecor, kosmetik dll juga biasanya seperti itu. Tapi kali ini aku mencoba yang berbeda. Aku mendaftar jualan preloved di grup Berbenah Berbagi Bahagia. Ini pertama kalinya dan aku tak menyangka ternyata CAPEK, haha. Mulai dari sortir barangnya, take foto yang bagus, ukur lingkar dada dan panjang setiap baju, bikin caption, baru kemudian post di grup. Nanti kemudian packing, bikin resi, dan kirim ke ekspedisi. Belum lagi menghadapi pembeli yang ternyata macam-macam. Ada yang minta diukur seluruh bagian bajunya, minta difotoin detaiiiil banget, menawar sedalam inti bumi lalu ujung-ujungnya ga jadi. Haha. Aku jadi uring-uringan sendiri. Tapi ya lumayan karena barang tak terpakai jauh berkurang, rumah terasa lebih lega dan dapat uang jajan tambahan 700rb-an. Uangnya kupakai beli dress Angelina dong sebagai ganti gamis-samisku yang berhasil terjual. 

Belajar di Beberapa Kelas Online

Rencanaku, aku ingin ambil kuliah S2 Psikologi Islam tahun 2024 kemarin. Qadarullah belum bisa terlaksana. Tapi aku cukup bahagia bisa belajar di beberapa seminar, workshop dan kelas online. 

Aku ikut kelas AHA Homeschooling Dasar. Lebih dari 6 tahun menjadi homeschooler tak lantas membuatku berhenti belajar tentang homeschooling. Meski sebagian ilmunya sudah pernah ku pelajari, tapi aku merasa aku perlu me-refresh agar homschooling keluarga kami tetap on track. Ditambah lagi, semakin hari ilmu pengetahuan semakin berkembang, ada saja ilmu baru yang kuterima dan tentu yang penting, update tentang peraturan pemerintah tentang homeschooling. 

Aku juga ikut Kelas Matematika untuk Ibu dari Kak Avni Emisha. Aku merasa aku perlu benar-benar belajar kembali dari dasar agar semakin mantap saat mengajari Bana, yang terlihat menonjol sekali kemampuan matematikanya. Aku tak ingin ada konsep yang keliru atau terlewat saat menemaninya belajar. 

Aku ikut seminar Grafologi dan berlanjut lanjut belajar di grupnya. Aku sering kagum sama ibu yang bisa membaca karakter seseorang melalui tanda tangan atau tulisan tangannya. Saat ada info tentang belajar menganalisa karakter lewat tanda tangan, aku langsung mendaftar. Kemudian berlanjut belajar grafologi lebih dalam bersama SIGNTA Learning and Consulting. 

Aku belajar di Kelas Membuat Konten Tanpa Terlihat Wajah juga kelas FBPro. Teori sudah kuterima, tapi sayangnya sampai saat ini aku masih belum praktik. Niat membuat konten belum terlalu kuat sehingga aku masih malas-malasan memulainya. 

Oh ya, aku juga melanjutkan belajar HSI Abdullah Roy setelah sempat tidak lulus dan berhenti. Aku mengikuti program leveling sehingga aku bisa melanjutkan belajar dari Silsilah yang aku belum lulus, tidak perlu mengulang dari awal.

Asesmen Talent Mapping

Alhamdulillah, di pertengahan tahun aku menerima kado spesial dari suami, yaitu dibayarin Asesmen Tallent Mapping lengkap. Aku sudah pernah beberapa kali ikutan test talent mapping gratisan namun tidak puas. Ingin asesmen lengkap tapi koq ya berasa mahal. Alhamdulillah sekarang aku tahu tentang bakat-bakat kuatku dan bagaimana memanfaatkannya agar hidupku tak sekedar melanjutkan hidup. Aku juga tahu bakat-bakat lemahku dan bagimana menyiasatinya agar tak menjadi penghambat jalanku. Ada banyak hal lainnya yang ku peroleh dari asesmen talent mapping yang tak ingin ku ceritakan detailnya di sini. Thanks Kak Avni sudah membantu mengasesmen. Terimakasih suami untuk kado terbaiknya. 

Alhamdulillah wa syukurillah, semuanya tak mungkin terjadi jika Allah tak menghendaki. Allah Maha Pemurah telah memberiku rezeki berbagai macam bentuknya. Semoga Allah selalu menjadikanku hamba yang bersyukur.

Wednesday, 1 January 2025

RECAP 2024

Assalamualaikum.

Alhamdulillah, Allah masih beri kesempatan bisa menghirup udara pagi di 1 Januari 2025. Aku memutuskan ikut KLIP 2025 sebagai sarana ku kembali menulis seperti dulu. Blog ini sudah lama terbengkalai, bahkan ada masa-masa aku lupa kalau aku punya blog ini. Jari-jariku kaku, tak tahu apa yang harus ku ketik. Pikiranku buntu, tak tahu apa yang harus kutuangkan di sini. Padahal pikiranku juga penuh, berisik, tapi aku kesulitan menguraikannya. Aku bingung mulai dari mana. 

Berbekal foto-foto di galeri hp, aku memutuskan untuk menuliskan recap 2024 saja. Mengikat kenangan. Sebenarnya aku tak yakin juga. Aku bukan tipe orang yang gemar mengabadikan momen dengan foto atau video, namun sesekali masih kulakukan, jika ingat haha. Recap 2023 ku tulis manual di buku jurnalku, kali ini aku mencoba menuliskannya di sini.

Januari

1 Kami di Bandung. Makan malam bersama keluarga besar suami di Ponyo Cinunuk. 

2 Mengajak anak-anak dan sepupunya ke Kiara Artha Park dan Papa Dino. 

7 Pertama kali, suami inisiatif sendiri bikin bunga dari dahan pohon rambutan kering dan daun plastik. 

Februari

Nothing spesial di bulan ini. Suami ke Malang seminggu. Aku, sama anak-anak tetap di mess. Sampai tahun lalu, setiap suami keluar kota/negeri agak lama,  kami pulang ke rumah ibu di Garut. 

Maret

9 Nonton Exhuma berdua aja. Alhamdulillah bisa movie date setelah bertahun-tahun. Anak-anak sudahbisa ditinggal dengan aman. 

11 Tarawih pertama.

30 Ulang tahun Kakang

31 Buka puasa bareng tempat kerja suami. Anak-anak happy dapat saweran.

April

1 Mudik ke Garut.

5 Baju lebaran Haneen ketinggalan. Alhamdulillah dijahitin sat set sama uwa-nya. 

8 Ke Bandung, mau lebaran di Bandung.

10 Idul Fitri, sholat 'Id di Al-Mishbah. 

14 Main ke Batu Kuda. Haneen pertama kali naik kuda. 

21 Kacamata patah :(

Mei

4 Kumpul IPC di Cipanas, yang ikut Bana. Bana kejebur kolam ikan.

10 Ada nenek, aki dan ateu ke Cianjur. Nenek terapi akupunktur. Main ke alun-alun, makan di Gacoan.

12 Ke jangari, survey lokasi family camp.

26-27 Ke Sukabumi, naik kereta. Ke rumah Wa Lili, ke Rizzy Waterpark. Menginap di *loh koq lupa nama penginapannya.

28 Anniversary pernikahan ke 12

Saat pulang dari sukabumi, kami dapat kabar tidak menyenangkan tentang pekerjaan suami.

Juni

17 Idul Adha. Kami ga mudik

25-30 Suami tour 3 negara. Kami ga mudik juga. 

Juli

3 Main ke Taman Prawatasari.

8 Survey lokasi buat JCC di Kampung Budaya Pandanwangi

28 JCC

Agustus

3 Ke undangan. Ini spesial karena ini undangan pertama kalinya sejak 2020. 

19 Ulang tahun Haneen.

21-22 Ayah tugas ke Bandung, kami ditinggal lagi.

September

19-26 Ayah tugas ke Malaysia, lagi-lagi kami di mess aja. 

22 Siba, kucing kesayangan kami, meninggal.

30 Berangkat Ke Yogya. Aku mau buat post tersendiri tentang ini.

Oktober 

1-4 Di Yogya

31 Kakang Sina pertama kali ikut olimpiade matematika offline.

November

Nothing spesial

Desember

15 Pertama kali ikutan jalan santai. Keajaiban.

23-28 Mudik ke Garut

29-31 Di Bandung

Melihat foto-foto di galeri hp, mengingatkanku pada apa yang ku rasakan di hari itu. Rasa bahagia, sedih, kesal, marah, kecewa. Apa yang kupikirkan saat itu, bersama siapa, dimana, aku ingat. Mungkin sebenarnya masih ada banyak momen lain yang spesial tapi aku tak mengingatnya. Mulai saat ini aku akan lebih sering mengabadikan momen, menyimpan kenangan, bukan untuk membagikannya di story agar orang lain mengetahuinya, tapi untuk diriku sendiri agar aku bisa mengingat apa saja yang kualami dan kurasakan hari demi hari. 

Wassalamualaikum.