Pages

Saturday, 25 January 2025

Flexing Paling Mahal

Assalamualaikum.

Beberapa hari aku menemukan sebuah postingan tentang flexing paling mahal di feed IG ku. Aku tertarik dan langsung meng-screenshot tulisan itu. Berbicara tentang flexing, aku menghubungkannya dengan mereka yang suka update status Whatsapp atau story IG. Aku sendiri sudah berhenti menulis status WA sejak sekitar tiga tahun lalu.

Dulu aku termasuk yang sering update status WA. Kadang foto kegiatan sehari-hariku di mess, kegiatan homeschooling anak-anak, pergi kemana, atau sekedar tulisan perasaanku hari itu. Seingatku, tak ada niat pamer sama sekali saat aku membagikan status-status tersebut. 

Tapi kemudian suatu hari, ada teman lama kami yang berkunjung, sesama homeschooler. Setelah bercerita ini itu, beliau kemudian bercerita bahwa beliau pernah merasa sakit sekali melihat update statusku tentang homeschooling kami. Katanya, beliau merasa terintimidasi, merasa apa yang mereka lakukan tidak sehebat yang kami lakukan. Beliau sedih sekali dan merasa bersalah kepada anak-anaknya. 

Aku tertohok, mendadak sulit menelan cemilan tahu sumedang yang saat itu sedang ku nikmati. Aku meminta maaf, menjelaskan bahwa tak ada niat sama sekali untuk pamer, menyindir, atau merasa lebih hebat dari beliau. Setelah hari itu, setiap kali akan update, aku selalu teringat. Aku selalu takut ada orang yang merasa tersakiti dengan status-statusku. Aku sempat meng-hide temanku yang itu dan lanjut update status. Tapi semakin lama aku tak nyaman sampai akhirnya aku berhenti. Tak pernah update status sama sekali. 

Aku menceritakan kegelisahanku pada suami. Suami sih, memang sejak dulu tak pernah update-update apapun, kecuali yang berupa pengumuman atau sesuatu yang terkait pekerjaannnnya. Saat itu beliau bertanya, apa sesungguhnya yang diinginkan ketika kita update status itu. Bukankah memang ingin dilihat orang lain, ingin orang lain tahu kita sudah melakukan apa, kita punya pencapaian apa, rencana apa. Ya itu flexing kan, menurut beliau. Jika tujuannya ingin mendokumentasikan sesuatu, menurut beliau cukup di galeri hp kemudian back up ke drive atau cloud atau semacamnya, jika khawatir hilang. 

Kupikir-pikir, suamiku benar juga. Dan keinginanku untuk update pun semakin lama semakin hilang, semakin nyaman dengan kehidupan yang private. Sesekali aku masih update untuk keperluan pekerjaanku, tapi tidak dengan kehidupan sehari-hari keluarga kami.  Kami sempat liburan seminggu ke Yogya, dan aku berhasil tidak update status satupun, apalagi suami. Bahkan rekan kerja suami bilang, suami tuh 'cuma' kurang flexing aja dalam menghadapi hari-harinya di tempat kerja. Haha.

Tapi biarlah kali ini aku flexing di sini, toh ga ada yang baca juga. Somehow aku bersyukur blog ini sepi pengunjung. Kembali ke postingan seseorang tentang flexing paling mahal, ternyata yang dia tulis, biidznillah aku memilikinya.  Alhamdulillah terimakasih Ya Allah, atas segala karunia, kemudahan, kebahagian yang Engkau berikan kepada kami. Aku bahagia, aku bangga, dan aku akan menjaga semuanya tetap tersembunyi. Aku flexingnya di sini saja, sekali saja. 


No comments:

Post a Comment