Pages

Saturday, 1 February 2025

Mess, Tempat Singgah Yang Bikin Betah

Assalamualaikum. 

Air cooler di kamar anak-anak menyala. Aku yang duduk di ruang tengah bisa mendengar suaranya yang seolah berbisik. Aku juga mendengar suara tv meskipun volumenya sudah paling rendah. Wajarlah, tv hanya berjarak sekitar tiga meter di depan ku. Ruang tengah yang sekaligus ruang tamu, ruang makan, ruang nonton tv, ruang belajar dan terkadang jadi tempat tidurku jika aku kegerahan di kamar kami tapi kedinginan di kamar anak-anak. 

Aku tinggal di mess salah satu sekolah berasrama di kota ini. Suami bekerja di sekolah ini, aku dan anak-anak diboyong semua ke sini. Saat wawancara terakhir dengan owner-nya lima tahun lalu, suamiku meminta waktu untuk mencari tempat tinggal dan menceritakan rencananya membawa seluruh anggota keluarga. Alhamdulillah ternyata akan disiapkan mess, katanya. Insyaallah bisa ditempati sebulan lagi.

Saat itu sekolah ini memang sudah mempunyai beberapa mess dan sedang membangun gedung mess khusus guru yang bisa menampung enam belas keluarga. Seluruh tiang dan plafon lantai 1 sudah ada, jadi tinggal meneruskan. Katanya, mereka membangun mess kami dalam waktu 26 hari saja. 

Saat kami datang, whuah, lokasi gedung mess ada di paling belakang. Alhamdulillah, mess kami ini mess no 1, jadi ga belakang banget. Lagipula masih ada workshop di ujung gedung mess yang langsung berbatasan dengan pagar. Mess kami cukup nyaman, model standar, mirip perumahan tipe 36 dengan kamar dua yang sebelahan, ruang tengah memanjang, dapur secimit dan kamar mandi. Alhamdulillah. 

Sebenarnya saat pertama kali lihat foto mess, yang dikirim oleh Bu HR saat bilang kalau mess sudah siap ditempati, aku merasa insyaallah aku bisa betah tinggal di mess, toh ga jauh beda dengan rumah kami saat itu yang memang tipe 36, beda posisi kamar mandi dan dapur saja. 

Saat itu kami bingung dimana parkir mobil. Maka suami ngide 'kavling' sebelah dijadikan tempat parkir saja. Suami sendiri yang membereskan aneka puing-puing, meratakan tanahnya agar lebih nyaman, sampe minjem itu pacul karena kami ga punya di sini.  Alhamdulillah setidaknya mobil kami ga kehujanan kepanasan.

Dan beginilah penampakan gedung mess yang nampak terbengkalai, tapi sesungguhnya bukan terbengkalai, hanya belum selesai pembangunannya. Mess kami paling depan, ke belakang itu ada 7 unit lagi. 

Selfi pertama di teras mess.

Selama beberapa bulan hanya kami yang tinggal di sini. Ada karyawan lain yang tinggal di mess, tapi mess nya berbeda gedung dengan kami. Meski ga punya tetangga, saat itu aku nyaman tinggal di sini. Setiap buka pintu, yang terlihat hijau pepohonan, sawah, dan kolam. Kami sering memetik kangkung dan genjer di depan mess, segar langsung ditumis.

Pemandangan tepat depan mess.

Pemandangan sisi kanan.
Langitnya asli loh ga di-edit.

Alhamdulillah beberapa bulan kemudian dibangun lagi tiga unit, sehingga ada 4 keluarga yang tinggal di sini. Beberapa bulan setelahnya dibangun lagi keseluruhan hingga akhirnya ada 16 unit. Alhamdulillah semakin ramai, punya tetangga, anak-anak punya teman bermain, bunda punya teman nyeblak dan ngaliwet

Saat ini kondisinya sudah jauh berbeda. Kolam tempat kami memetik kangkung sekarang sudah jadi kolam ikan, dengan pohon rambutan di depannya. Aku menyaksikan saat pohon rambutan itu di tanam (dari hasil cangkok) dan sekarang sudah berbuah, aku pun ikut menikmati buahnya. Pemandangan dari sisi kanan yang sebelumnya langsung ke AsPi, sekarang sudah terhalang bangunan Gedung Serba Guna. Nursery tempat dulu anak-anak melihat proses mengompos, memetik jambu, mengambil daun pandan untuk kolak saat ramadhan, sekarang sudah berubah menjadi Villa, tempat beristirahat para petinggi yayasan. Workshop dan gudang di belakang juga berubah. Gudangnya hilang, workshop masih ada namun lebih rapi dan tersembunyi. 

Kalau ada yang bertanya, apakah aku masih nyaman setelah lima tahun tinggal di mess ini. Aku akan menjawab nyaman-nyaman saja. Mess-nya sudah kubuat senyaman mungkin, ku dekor sesuai seleraku, ku tempatkan perabotan sesuai keinginanku. Tapi jika ada tawaran untuk pindah ke tempat lain yang lebih baik, tentu aku juga akan setuju. 



No comments:

Post a Comment