Pages

Saturday, 15 February 2025

Bun, Sina lupa....

Assalamualaikum. 

Bu, Bun, Mak, pernah ga lihat sebuah video di reels IG atau tiktok tentang seorang anak yang bilang kepada ibunya bahwa ada tugas sekolah besok harus membawa sesuatu dan si anak baru bilang sekitar jam sembilan malam tepat mala sebelum hari-H? Kemungkinan besar pernah lihat ya. Ada beberapa versi, ada yang ibunya santai dan segera menyiapkan kebutuhan anaknya. Ada versi ibunya marah dan menjitak kepala si anak. Ada versi ibunya ngamuk lalu lempar-lempar barang. Terakhir-terakhir aku lihat  malah ada versi para mama gen Z yang menjawab "Dahlah besok ga usah sekolah, Mama nanti minta ijin ke Bu Guru." Ternyata, baru saja aku mengalaminya!

Sina ada tugas responsi dari PKBM-nya. Salah satunya adalah responsi mata pelajaran Asbabun Nuzul. Tugasnya membacakan salah satu ayat yang sudah dipelajari beserta artinya, kemudian menceritakan sebab turunnya ayat tersebut. Ustadz-nya memberikan tugas tersebut tanggal 27 Januari 2025 dan batas akhir pengumpulannya adalah tanggal 15 Februari 2025. Ada waktu sekitar dua minggu yang menurutku lebih dari cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. 

Kami memang sudah 'melepas' Sina aga mengerjakan tugas-tugasnya dengan mandiri. Dari mulai ada tugas apa saja, kapan batas akhir pengumpulannya, bahan apa yang diperlukan barangkali ada yang tidak tersedia di rumah dan perlu mencari atau membeli, hingga pengerjaannya. Sesekali kami membantu jika Sina meminta bantuan, terutama jika harus take video.  Kami sudah jarang sekali mengingatkan apakah Sina sudah mengerjakan tugasnya atau belum. Menurut kami, di usianya sekarang Sina sudah harus bisa bertanggung jawab atas tugas sekolahnya.

Nah, dari minggu lalu Sina bilang, ada tugas responsi Asbabun Nuzul, tapi dia bilang "Nanti dulu deh, tugasnya gampang. Ayatnya boleh dibacakan tidak perlu dihafal. Sina tinggal menceritakan sebab turun ayatnya aja." Dan, dia lupa sodara-sodara. 

Tadi sebelum pukul 21.00 WIB aku sudah tiduran di kasur Hana, ngadem. Hana Bana sudah tidur, sementara Sina menonton film bersama ayahnya, malam mingguan. Mataku sudah terpejam tapi aku masih bisa mendengar suara-suara. Tiba-tiba Sina mendekat dan menyentuh pundak ku. "Bun, Sina lupa belum ngerjain responsi Asbabun Nuzul, terakhir malam ini." Aku berbalik, melirik jam dinding, pukul 21.10 WIB. Ku jawab dengan santai" Ya tinggal kerjain aja sekarang, masih ada waktu kan." Padahal ya dalam hati sudah ngomel. Sina mengambil Al-Qur'an, membuka modul suhuf nya, membaca sekilas kemudian bilang bahwa dia sudah siap dan minta tolong untuk merekam videonya. Sina juga buru-buru mengganti  baju tidurnya dengan baju koko, celananya tetap celana pendek. 

Saat pengambilan video ternyata tidak semudah itu. Sina nampak gugup dan beberapa kali lupa kisahnya sehingga pengambilan video harus diulang beberapa kali. Aku sudah mulai bete, aku berusaha menahan diri agar tidak mengomel tapi sepertiny ekspresi mukaku sudah terlihat bete. Akhirnya pengambilan video selesai. Menurutku jauh dari sempurna, tapi tak apa-apa. Saat mengirimkan videonya ke form, gagal terus, file tertolak tulisannya. Aku mencoba memperkecil ukuran videonya namun masih gagal. Aku ganti sambungan  wi-fi, tetap gagal. Keluarlah semua omelanku yang dari tadi kutahan di dalam hati. 

"Makanya ngerjain tugas tuh jangan mepet-mepet, udah dikasih waktu dua minggu bla bla bla....."

Alhamdulillah file videonya berhasil terkirim setelah aku mengganti emailku dengan email Sina saat akan mengisi form. Semoga jadi pelajaran buat Sina agar lain kali bisa mengerjakan tugas-tugas sesegera mungkin, jaga-jaga ada hal-hal teknis yang tidak terduga jika dikerjakan mepet batas waktu. Pelajaran juga buat kami untuk tetap mengecek apakah Sina sudah menyelesaikan tugas-tugasnya dan mengingatkannya jika belum. Beberapa saat kemudian Sina bilang dia teringat tentang video reels/tiktok yang kuceritakan di awal tadi. Dia merasa relate. Akhirnya bunda mengalaminya, katanya. Kami tertawa bersama. 

No comments:

Post a Comment