Pages

Friday, 5 September 2025

Cerita Hari Ini

Assalamualaikum.

Hari ini, 5 September 2025, di kalender tanggal merah, tapi suamiku tetap masuk kerja dan anak sulungku tetap ada kelas online. Aku tetap ke pasar untuk berbelanja sayuran dan bahan makanan. Aku hanya libur mencuci baju hari ini, yang lainnya tetap seperti biasa, memasak, berbenah rumah dan menemani anak-anak belajar dan bermain. Anak keduaku tetap membereskan sendal dan sepatu, juga mencuci piring. Anak bungsuku tetap membereskan tempat tidurnya sendiri dan membantu memotong-motong sayuran, mengisi es batu juga mengaduk minuman untuk ayahnya. 

Selesai semua pekerjaan rumah, aku sejenak duduk di sofa, menikmati segelas besar es kopi kemudian menyalakan tv dan mengarahkan kursor remot tv ke netflix. Mohon maaf aku masih subscribe netflix meski seruan boikot sudah kuketahui. Tak perlu kuceritakan alasannya ya. Untuk kebutuhan rumah, toiletris, makanan ringan, dan restoran aku sudah turut serta memboikot yang harus diboiokot dan menggantinya ke merk lain. Anak kedua dan ketiga ku biarkan bermain mandiri. Anak ketiga ku memilih menggambar dan mewarnai, anak kedua pun akhirnya memilih untuk melakukan hal yang sama, dengan menambahkan beberapa tulisan. Karena tak menemukan film atau series yang menarik, aku mengulang kembali drama korea Descendants of the Sun  untuk yang ke... berapa ya, mungkin yang ke sepuluh kali. Haha. Aku hanya menonton bagian-bagian yang menurutku memang seru saja, yang lainnya aku percepat.

Aku mengantuk. Sebenarnya semalam aku dan suami bergantian begadang karena anak ketigaku demam. Kemarin siang demamnya sudah reda dan sudah bermain seperti biasa, namun sekitar pukul sepuluh malam dia mulai mengigau. Saat aku cek, ternyata demam lagi.  Alhamdulillah pagi hari saat bangun tidur, demamnya sudah turun dan ceria seperti biasa, namun selera makannya belum kembali. Saat ke pasar tadi aku membeli bacang dan kue soes kesukaannya, namun masing-masing hanya dicicipnya segigit, sisanya disimpan, "buat bunda aja" katanya. Aku tertidur lalu kemudian terbangun saat anak sulungku selesai kelas online dan bersiap ke masjid. 

Ba'da dzuhur dan para lelaki yang shalat jumat pulang, kami makan siang bersama. Aku menghangatkan telur kuah susu yang kumasak pagi hari, suami datang membawa tumis buncit dan ayam kecap. Suami tidak kembali ke tempat kerjanya, beliau bilang sudah ijin pulang lebih cepat karena tidak tahan ngantuk setelah begadang semalam. Jadilah suamiku, ketiga anakku tidur siang. Aku ikutan rebahan namun malah sambil scroll hp. Aku merasa hari ini sangat tidak produktif. Aku tidak mengajar anak-anak, tidak menjahit padahal ada project menjahit kostum lebah yang harus ku selesaikan, aku tidak membaca buku ataupun menulis, juga tidak mengerjakan hal-hal lain yang masuk kategori produktif menurutku.

Aku berencana keluar rumah sehabis maghrib untuk mencari pompa air galon, setelah memastikan anak-anak makan malam, aku bersiap. Tapi kemudian hujan tiba-tiba turun dengan deras, aku tidak jadi pergi. Aku mengganti kembali pakaianku dengan pakaian tidur. Lalu mulai menemani anak sulungku mengerjakan soal latihan TKA, juga memberi soal latihan penjumlahan ribuan untuk anak tengahku. Anak bungsuku bermain beli-belian bersama ayahnya, namun kemudian si bungsu juga meminta challenge menulis huruf dan dipenuhi oleh ayahnya.

Pukul sembilan malam anak-anak sudah masuk kamar. Aku menyalakan laptop dan mencoba menulis ini sambil mengingat apa yang terjadi seharian ini. Saat ku baca ulang, sejauh ini, aku hanya menuliskan kronologi kejadian, bukan apa yang aku pikirkan atau apa yang aku rasakan. Padahal, katanya, salah satu cara writing for healing itu adalah menuliskan perasaan-perasaan yang muncul dan hal-hal yang berkecamuk dalam pikiran. Teorinya mudah, tapi saat praktik, ternyata aku belum bisa. Tidak apa-apa ya, besok aku akan mencoba lagi.

Wassalamualaikum. 

Wednesday, 3 September 2025

30 Ide Tulisan Untuk Jurnal Penggalian Diri

Assalamualaikum.

Tulisanku kali ini mungkin akan menjadi tulisan paling random dari banyaknya tulisan random di blog ini. Aku tak terpikir hendak menulis apa untuk setoran KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional) hari ini, namun aku tak ingin melewatkannya. Sebenarnya sejak sebulan lalu aku punya rencana untuk menggali diriku sendiri dan aku ingin menuliskan prosesnya setiap hari. Aku mencoba mencari dari banyak referensi ide-ide tulisan untuk menggali diri dan menyusunnya menjadi sebuah jurnal yang akan kutuliskan di blog ini. Tujuannya agar aku tak bingung mau menulis tentang apa setiap hari juga sebagai upaya menggali diriku sendiri. Tapi ternyata sampai saat ini aku masih saja tak tahu menulis apa padahal daftar ide tulisan itu sudah ada.
Aku mendapatkan ini berawal dari Pinterest dan berlanjut ke web-nya yang ini. Tulisan aslinya adalah 80 Insightful Journaling Prompts for Self Discovery atau terjemahannya 80 Jurnal Inspiratif untuk Penemuan Diri, namun aku memilih sebanyak 30 saja sebagai ide menulis selama tiga puluh hari ke depan. 
1. Apa kenangan masa kecil favoritmu?
2. Apa pekerjaan impianmu saat kecil? Apakah kamu masih ingin melakukannya?
3. Jika kamu bisa memberikan satu nasihat untuk dirimu di masa kecil, apa nasihat itu?
4. Apa permainan favoritmu saat kecil? Mengapa kamu menyukainya? Dengan siapa kamu memainkannya?
5. Selain keluarga intimu, siapa yang paling dekat denganmu saat kecil? Mengapa?
6. Siapa guru SD favoritmu? Mengapa kamu menyukainya?
7. Gambarlah kamar tidur masa kecilmu.
8. Kapan terakhir kali kamu tertawa terbahak-bahak? Dengan siapa? Apa alasannya?
9. Apa liburan terbaik yang pernah kamu nikmati? Mengapa kamu sangat menyukainya?
10. Apa kebaikan yang pernah dilakukan orang asing untukmu? Bagaimana perasaanmu?
11. Apa kebaikan yang pernah kamu lakukan untuk orang asing? Bagaimana perasaanmu?
12. Dalam 5 tahun terakhir, apa pelajaran terberat yang pernah kamu pelajari? Menurutmu, apa yang diajarkannya kepadamu? Mengapa itu sulit?
13. Apa hadiah terbaik yang pernah kamu terima? Mengapa? Dari siapa?
14. Jika kamu bisa mengatakan satu hal kepada dirimu saat SMA, apa yang akan kamu katakan?
15. Apakah kamu punya penyesalan? Mengapa atau mengapa tidak?
16. Jelaskan satu hari dalam hidupmu 5 tahun yang lalu dibandingkan dengan satu hari dalam hidupmu sekarang? Apa yang berbeda? Apa yang lebih baik?
17. Apakah kamu menyimpan amarah atau dendam? Terhadap siapa? Mengapa?
18. Seperti apa hari idealmu, dari awal hingga akhir?
19. Tutup matamu dan pergilah ke tempat paling bahagiamu. Di mana kamu? Apakah ada orang yang bersamamu? Apa yang kamu lihat, dengar, cium, rasakan?
20. Bayangkan kamu sedang mengerjakan pekerjaan impianmu. Di mana kamu? Seperti apa harimu dari saat kamu bangun hingga tidur?
21. Jika kamu bisa menghidupkan kembali seseorang, siapakah orangnya? Apa yang ingin kamu katakan kepada mereka?
22. Apa rasa tidak aman terbesarmu? Mengapa? Menurutmu, dari mana asalnya?
23. Apa yang membuatmu merasa tidak dihargai dalam suatu hubungan?
24. Apa arti "sukses" bagimu?
25. Apakah kamu menganggap dirimu sukses? Mengapa atau mengapa tidak?
26. Satu hal apa yang ingin kamu ubah dari dirimu jika bisa? Mengapa kamu tidak menyukainya?
27. Apa yang membuatmu merasa tenang?
28. Apa yang membuatmu merasa cemas?
29. Bagaimana caramu memulihkan diri setelah seharian/seminggu yang melelahkan? Apakah menurutmu itu sehat?
30. Kapan kamu merasa paling selaras dengan dirimu sendiri?

Besok, atau kapan-kapan, mari kita menulis dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Sekian dulu. Wassalamualaikum.

Tuesday, 2 September 2025

Ikutan Akar Ibu 2 di Ibu Profesional, yuk!

Assalamulaikum. 

Sudah lama aku berhenti mengikuti kelas belajar atau perkuliahan di Ibu Profesional. Aku bergabung di Ibu Profesional pada tahun 2017 di regional Bandung. Saat itu aku sedang hamil Bana. Aku ingat saat wisuda matrikulasi aku naik ke podium dengan perut yang sedang hamil besar. Lulus matrikulasi aku melanjutkan ke kelas bunda sayang. Lulus kelas bunda sayang aku langsung melanjutkan ke kelas bunda cekatan.

Saat perkuliahan di kelas bunda cekatan sedang berlangsung, kami pindah ke Cianjur. Saat itu aku mengajukan mutasi dari Ibu Profesional Bandung ke Ibu Profesional Cianjur. Aku lupa detail prosesnya, yang aku ingat saat bergabung di kelas bunda cekatan di Ibu Profesional Cianjur, aku kaget  karena peserta kelas hanya delapan orang, sementara saat itu di Bandung teman sekelasku seratusan orang. Aku sempat kecewa karena sungguh tidak ada dalam bayanganku kelasnya sesepi itu. Belakangan aku juga tahu kalau memang member Ibu Profesioanal Cianjur hanya sedikit, tidak sampai tiga puluh orang (saat itu).

Lulus kelas bunda cekatan, aku melanjutkan ke kelas bunda produktif. Saat itu Ibu Profesional memasuki new-chapter. Banyak perubahan dan perkembangan di segala unit, termasuk proses pembelajaran di kelas bunda produktif yang sama sekali berbeda dengan kelas-kelas sebelumnya. Gamifikasi alias ala-ala game. Aku yang pada dasarnya memang tidak terlalu suka game, jadi malas dan banyak melewatkan tugas-tugas di kelas. Aku tidak lulus kelas bunda produktif batch 1 saat itu. 

Meski off di perkuliahan, aku tetap aktif di regional Cianjur. Aku bergabung dengan kepengurusan, berkegiatan ini itu dan aku mulai merasa nyaman dan betah di Ibu Profesional Cianjur. Jumlah member yang sedikit membuat kami bisa mengenal satu sama lain dan lebih dekat. Saat ini justru aku merasa Ibu Profesional Cianjur ini adalah keluarga keduaku, satu-satunya circle-ku di Cianjur yang satu frekuensi.

Entah sudah berapa batch kelas bunda produktif terlewat namun aku masih enggan mengikuti kelasnya. Aku berencana bergabung ke Kampung Komunitas agar bisa mengikuti rumah belajar lain. Namun untuk bisa menjadi warga kampung komunitas aku harus terlebih dahulu mengikuti orientasi yang qadarullah beberapa kali aku melewatkan jadwal pendaftarannya. Kini ada Akar Ibu, sebuah program penguatan akar para ibu profesional, sinergi antara Institut Ibu Profesional dan Kampung Komunitas. Sebenarnya program baru ini diperuntukkan untuk member baru (yang baru saja lulus dari program Foundation) yang bertujuan untuk memberikan fondasi yang kuat dan esensial bagi anggota baru ibu profesional, juga untuk memastikan anggota baru memiliki semua bekal yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang dalam komunitas Ibu Profesional. Namun, member lama yang ingin menguatkan kembali akarnya, dipersilakan juga mengikuti program ini. Program Akar Ibu inilah yang menjadi pintu masuk jika ingin bergabung di Institut Ibu Profesional maupun Kampung Komunitas. Tentu saja aku tak ingin melewatkan kesempatan ini. Aku sudah mendaftar program Akar Ibu sejak hari pertama form dibuka. Setelah masuk grup dan menunggu, akhirnya hari ini ada asesmen awal dan kemudian masuk ke LMS Akar Ibu. 

Saat mengisi asesmen tadi ada pertanyaan tentang nilai-nilai utama Ibu Profesional. Aku serasa dibawa kembali ke pembelajaran dulu, dan karena core value ini sering kali diulang-ulang maka Alhamdulillah aku masih bisa mengingatnya dengan baik. Core value Ibu Profesional itu adalah belajar, berkembang, berkarya, berbagi dan berdampak. Belajar berarti menggali informasi dan memiliki ilmu. Berkembang artinya terus menerus bergerak ke arah yang lebih baik. Ilmu yang sudah diperoleh kemudian diamalkan, jika ada perubahan yang lebih baik, maka itu artinya kita telah berkembang. Ketika hal itu terjadi, maka akan muncul dorongan untuk berkarya dengan sesuatu yang kita bisa dan paling kita sukai. Berkarya artinya memberikan sumbangan karya yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat. Selanjutnya kita akan merasakan arti berbagi. Berbagi artinya membaktikan hidupnya agar bermanfaat bagi orang banyak, bisa berupa barang, jasa atau ilmu yang harus sudah dikuasai dan jalani terlebih dahulu. Dan dari perjalanan tersebut maka akan menimbulkan dampak bagi orang lain. Oleh karena itu berdampak artinya meluaskan semua proses yang telah disebutkan diatas secara berurutan kepada banyak orang.

Ada pertanyaan lain tentang karakter moral member ibu profesional dan juga tentang piramida ibu profesional. Aku pernah belajar ini tapi aku tak ingat secara lengkap dan detail. Aku menjawabnya seingatku saja.Tentang karakter moral, yang paling aku ingat adalah always ontime. Juga dont teach me, i love to learn, juga i know i can be better. Sisanya, lupa. Tentang piramida pun aku hanya ingat bahwa yang menjadi titik fokus atau tujuan utama kita adalah akhlak mulia. Piramida atas menunjukan sisi internal diri kita sendiri, harus terus belajar dan mau berkembang. Piramida bawah merupakan sisi eksternal yang berhubungan dengan orang lain. Sungguh aku rindu sekali belajar hal-hal seperti ini. Ga sabar untuk segera belajar di Akar Ibu. See ya next time.

Wassalamualaikum

Monday, 1 September 2025

Aku Pergi, Menghilang, Lalu Kembali Lagi.....
Repeat 98826635466x

Assalamualaikum.

Hai, aku kembali. Setelah lebih dari tiga bulan aku tak menyentuh blog ini, malam ini aku mencoba lagi. Aku yang berkali-kali menulis :"I'am back" lalu menghilang dan kemudian kembali lagi. Aku mencoba menyelami diriku, pikiranku penuh namun aku kesulitan mengurainya menjadi kata-kata. Isi hatiku meluap tapi aku kesulitan menyadari perasaanku sendiri. Aku kebingungan dengan banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini juga merasa asing dengan diriku sendiri. Aku seperti tertarik ke belakang dan mengulang hal-hal yang sejak dulu ingin aku hindari. Aku merasa stress dan cemas karena masalah yang sebenarnya bukan masalahku. Aku marah dan kecewa tapi aku tak bisa mengungkapkannya karena khawatir merusak persaudaraan. 

Maka aku nekad mendaftar kelas menulis lagi, mencoba lagi apakah kali ini aku bisa konsisten atau menghilang kembali di separuh perjalanan seperti yang sudah-sudah. Katanya menulis bisa jadi terapi tapi aku masih saja tak melakukannya. Ah, sebenarnya aku menulis setiap hari, menulis dengan tulisan tangan di buku jurnalku. Tapi yang rutin ku tulis adalah nominal pengeluaran harian lengkap dengan deskrispi dan lembaran struk yang ku tempel di sebelahnya. Haha.

Anak gadisku sekarang mempunyai kebiasaan yang sama, menyimpan struk belanja atau struk tarik tunai dari ATM, menempelnya di buku tulis dan menuliskan sejumlah nominal angka juga sebaris kalimat. Melihatku setiap hari melakukannya, dia pun mengikuti. Children see, children do. Tapi ternyata ini membuat kemampuan belajar membaca dan menulisnya meningkat pesat. Maka saat ini kubiarkan dia men-jurnal setiap hari. Aku malah sengaja membelikannya pensil dan pulpen warna-warni juga beberapa lembar sticker lucu untuk ditempel di jurnalnya.

Aku jadi teringat kelas menjurnal untuk homeshooler yang kuikuti beberapa bulan lalu. Lagi lagi aku berhenti di separuh perjalanan. Aku berhenti praktik, bahkan tidak membuka grup whatsapp nya hingga saat ini. Aku berniat membukanya suatu hari nanti dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Bukan untuk disetorkan, tapi untuk keperluan belajarku sendiri. Dan tahukah kalian apa yang membuatku tidak lagi mood melanjutkan kelas tersebut? Karena pengampunya selalu menulis "challange" alih-alih "challenge" untuk menggambarkan tantangan. Aku pernah punya pengalaman yang mirip tentang "challenge" ini. 

Dulu aku pernah bergabung menjadi.... apa ya namanya, mitra, seller, atau apalah istilahnya. Pokoknya di sana kami menjual buku-buku premium den gan berbagai skema pembayaran. Tunai, kredit, atau arisan. Setiap minggu atau bulan setiap tim ada tantangan seru-seruan dan leader di atasku selalu menulis "challange" bukan "challenge". Mungkin sepele ya tapi entah mengapa ini cukup menggangguku dan membuatku kehilangan minat untuk ikut mengerjakan tantangannya. Sampai akhirnya aku tidak aktif lagi dan sepertinya saat ini tim ini sudah bubar. 

Sebenarnya ada satu lagi temanku yang beberapa kali menuliskan "challange" untuk "challenge". Tentu aku masih merasa "getek" tapi karena temanku yang ini menuliskannya di updates story-nya sendiri which is tak ada hubungannya sama aku, ya sudah suka-suka dia lah.

Aku mulai ngantuk. Dadaaah.

Assalamualaikum.

#setoranhari1

#kelasliterasiibuprofesional

Saturday, 31 May 2025

Mindfullness

Bukan. Saya bukan mau ngasih tips bagaimana caranya agar bisa mindfull saat bermain dengan anak. Saya hanya ingin sedikit bercerita perjuangan sepekan ini mencoba bermain bersama anak dengan lebih sadar. 
Saya jarang sekali bermain dengan satu anak. Biasanya kami bersama-sama di satu ruangan, memainkan satu jenis mainan bersama atau berkegiatan sendiri-sendiri, kadang ditambah suara mesin cuci yang menggiling pakaian atau suara vacuum cleaner menyedot debu di karpet. 
Pekan ini saya mencoba bermain dengan satu anak saja. Bergantian one-on-one. Betul-betul hanya bermain, tidak sambil lipat-lipat jemuran atau bebikinan sesuatu. 

Hana. 
Waktu saya berduaan dengan Hana masih lebih banyak dibanding kedua kakaknya. Hana masih minum ASI sehingga tentu saja sering berduaan saat memberi ASI. Meski begitu tetap saja kami jarang sekali bermain berdua. Alhamdulillah ternyata bisa saat Sina sedang zoom bersama teman-teman di clubnya dan Bana bermain bersama anak tetangga. 
Kebetulan Hana sedang senang dengan mainan excavator. Saya ajak Hana bermain tanah di luar sambil membawa mainan excavatornya. Hana antusias sekali dan berkata :" Mau Bun ayu main sapator."
Saya duduk di teras, Hana jongkok di tanah di hadapan saya. Beberapa kali Hana mengeruk tanah dengan exca-nya, kemudian memasukkan tanah ke truk. Saya hanya memperhatikan dan menjawab jika Hana bertanya atau sekedar menunjukan hasil 'kerja'nya. 
Saat itu, meski hanya berdua, saya belum fokus sepenuhnya. Mata saya sesekali melirik sana sini memastikan Bana masih dalam jangkauan mata. 

Bana. 
Momen berduaan dengan Bana Alhamdulillah sudah rutin setidaknya seminggu 2x. Bukan bermain biasa tapi jalan-jalan. 
Saat Hana tidur sekitar pukul 10.30 pagi, saya meminta tolong Sina untuk menjaganya. Sina biasanya sambil baca buku atau saya kasih jatah nonton film/video yang sudah saya download sebelumnya. Saya dan Bana pergi ke pasar. Alhamdulillah ada pasar dekat mess kami. Bukan pasar besar, hanya pasar desa tapi cukup lah untuk sekedar beli cemilan atau keperluan-keperluan dasar. Hari itu saya ajak Bana ke pasar seperti biasa. Berjalan berpegangan tangan (dituntun sih tepatnya), sambil ngobrol. Bana senang bercerita tentang apapun yang dilihatnya. Saat itu kami hanya membeli benang jahit dan pot bunga. Ada kios jajanan di sebelah kios pot bunga dan Bana bertanya
"Bunda, aku ga boleh jajan disitu ya?"
Sebelum-sebelumnya kami membeli jajanan di kios lain. Saat saya izinkan untuk jajan di kios itu, Bana membeli satu donat dan berterimakasih dengan manis, as always. Bana memang selalu berterimakasih, sering sekali bahkan untuk hal kecil seperti menyisir rambutnya setelah mandi. Dan kini saya sadar, selama ini saya ga bersyukur tentang hal ini. 
Pulangnya, sambil berjalan saya tanya, 
"Bana senang ga jalan-jalan ke pasar? 
Cape ga jalan kaki? ". 
Jawabannya 
" Aku ga cape, aku kan kuat Bun. Terimakasih Bun udah ajak aku ke pasar. "
Lagi-lagi berterimakasih. Saat menulis ini, tiba-tiba hati saya menghangat dan bersyukur sekali Allah titipkan Bana kepada kami. 

Sina. 
Alhamdulillah setiap hari ada momen berduaan dengan Sina, yaitu saat sesi belajar tertentu di HS kami. Tapi tidak betul-betul berdua, karena biasanya Bana dan Hana ada di ruang sebelah, sesekali memanggil sehingga saya harus menghentikan sejenak belajar sama Sina. Itupun biasanya situasinya serius, bahkan kadang saya sambil ngajarnya sambil ngomel. 
Kali ini saya coba berduaan dengan Sina bukan saat belajar. Kebetulan ada 'mainan' baru yamg datang kemarin. 300pcs puzzle pict world. 
Paketnya baru kami terima kemarin malam dan langsung disusun sama Sina, Bana dan Ayah. Katanya, mereka berhasil menyusunnya dalam waktu 2 jam. Saya sih tidur duluan bersama Hana. Pagi ini, saat Hana tidur dan Bana main di luar, saya ajak Sina menyusun kembali puzzlenya. Sina antusias sekali, dia penasaran kali ini bisa selesai dalam waktu berapa menit. 
Kami menyusun puzzle bersama sambil bercerita ini itu. Sina bilang tidak sesulit semalam, karena sudah pernah, tapi tetap perlu waktu. Sina cerita tentang video yg ditontonnya, tentang clubnya, dan cerita random lainnya. Saya meminta maaf karena akhir-akhir ini sering sekali marah-marah parah. Saya tanya perasaannya. Ada satu hal yang membuat saya terkejut, sedih dan menyesal sekali. Saya tanya, pas yg kapan Sina merasa sangat sakit hati atau sedih sekali saat bunda marah-marah. Saya coba tebak 
Pas bunda cubit Sina? Bukan
Pas bunda lempar kursi ke pintu? Bukan
Pas bunda mukul pintu kamar mandi? Bukan
Trus kapan? 
Jawabnya 
"Waktu Bunda bilang sia pas marahin Sina."
Astagfirullah. Betapa kata-kata jauh lebih menyakitkan. Saya meminta maaf lagi, dengan tulus dan sungguh-sungguh. 
Saya berjanji dalam hati, untuk lebih sering berduaan dengan Sina dan menyelami isi hatinya. 
Maafkan bunda ya Nak, dan terimakasih selalu memberi maaf meski kesalahan ini bunda lakukan berkali-kali. 

PS: Mau update cerita terkini tentang ini., soon ya

Friday, 30 May 2025

Happy 13th Anniversary

Assalamualaikum

Hari Senin, dua puluh delapan Mei tiga belas tahun yang lalu, kami melangsungkan akad nikah. Kemarin, dua puluh delapan Mei dua ribu dua puluh lima adalah anniversary kami yang ke tiga belas. Biasanya, tahun-tahun sebelumnya kami memperingati anniversary dengan  low budget staycation. Tahun lalu kami ke Sukabumi, ke sana naik kereta yang hanya Rp 3000 perorangan. Bermain di waterpark yang sedang promosi gratis untuk yang berulang tahun. Kebetulan saya dan suami sama-sama berulang tahun di bulan mei. Jadi yang bayar tiket masuk hanya anak-anak. Kemudian menginap di Vila RedDoorz Syariah yang nyaman dan murah meriah.

Tahun ini berbeda. Kami tidak menginap keluar, tidak juga jalan-jalan ke luar kota. Suami yang sedang sibuk karena di sekolah sedang pelaksanaan ASAJ sehingga hanya bisa ambil cuti satu hari, juga kondisi ku yang masih suka sakit kepala tiba-tiba membuat kami memutuskan tahun ini kita bermain di dalam kota saja. 

Rabu pagi kami beraktivitas seperti biasa. Aku dengan pekerjaan rumah standar pagi, suami juga menyelesaikan sedikit pekerjaannya. Anak-anak berkegiatan seperti biasa namun untuk si sulung aku sengaja meminta ijin kepada Ustadznya untuk tidak mengikuti kelas online. Sekitar pukul 9.30 kami berangkat. Tujuan kami playground Dino Park di City Mall. Kami sengaja datang pagi ketika playground baru dibuka agar lebih sepi. Kami membayar Rp 180.000 untuk tiga anak, pendamping gratis. Aku sengaja membawa kaos kaki agar tak perlu beli. Playgroundnya luas dan beberapa wahana bisa dipakai orang biasa. Aku pun ikut bermain. Naik ke atas untuk kemudian meluncur di perosotan, ikut loncat-loncat di tampilan, ikut main lempar bola, masukkan bola kemesin sampai penuh dan bola ya berjatuhan seperti air mancur. Aku juga beberapa kali mencoba perosotan dengan alat - yang aku tak tahu namanya- yang biasa ada di rainbow slide viral itu loh. Suami sampai bilang, ini sih aku yang menikmati playgroundnya. Haha. Emang bener sih. 

Puas bermain, aku keluar area playground dan menuju Mako Cake and Bakery. Sejak di rumah aku sudah berniat membeli slice cake keju sebagai kue anniversary kami. Setelah membayarnya, aku kembali ke playground. Karena di dalam area playground tidak boleh makan dan minum, aku menelepon suami agar suami dan anak-anak ke ruang tunggu. Kami menikmati slice cake sekejap saja. Ya iyalah cuma satu slice dimakan berlima. Haha. Setelah minumkemudian kembali ke dalam. 

Ba'da dzuhur, kami makan siang. Kami mencari tempat makan di sekitar playground agar mudah jika anak-anak masih ingin bermain kembali di playgound. Kami makan nasi ayam CFC. Sebenarnya ga sengaja, tapi ini menjadi spesial karena sesungguhnya terakhir aku ke CFC adalah tiga belas tahun lalu, bersama suami (yang saat itu masih menjadi calon) beberapa hari sebelum hari pernikahan kami. Aku bahkan menuliskan di blog ini tentang ayam goreng suami yang kecemplung ke minuman cola. 

Selesai makan dan beristirahat sebentar, kami kembali ke playground. Enaknya playground ini tuh ya ini, bisa bolak-balik keluar masuk selama gelang yang dipasang di pergelangan anak tidak hilang. Saat anak-anak bermain kerikil, aku sempat pergi ke Mr. DIY membeli beberapa keperluan di rumah. Sekitar pukul 14.30 kami pulang.

Alhamdulillah, meski hanya bermain sebentar di dalam kota, kami bahagia danpulang membawa hati yang hangat. Semoga Allah selalu karuniakan keberkahan untuk keluarga ini, membersamai kami dalam menjalankan ibadah terpanjang ini, menjaga kami agar kami menjadi keluarga yang sakinah masalah warohmah, menderaskan kan rezeki kami, menitipkan harta yang cukup untuk kami, memberi kami sekeluarga kesehatan dan umur yang panjang dan kesempatan untuk selalu beribadah dengan khusuk. Aamin Ya Rabbal Alamin. 

Thursday, 29 May 2025

Akupunktur, Ikhtiar Mengobati Sakit Kepala

Assalamualaikum.

Malam sudah larut, suami dan ketiga anakku sudah tertidur lelah. Aku sebenarnya tadi sudah menguap berkali-kali namun aku teringat bahwa setoranku di kelas Literasi Ibu Profesional baru tujuh postingan saja. Jika ingin mendapat badge bulan ini maka aku sudah tak punya kesempatan untuk bolos posting, harus setiap hari sampai akhir bulan nanti yang hanya tinggal tiga hari. 

Hari ini untuk yang kedua kalinya aku mencoba akupunktur. Yang pertama kulakukan sekitar sepuluh hari yang lalu. Aku mencoba pengobatan akupunktur untuk sakit kepalaku yang masih sering kambuh tiba-tiba. Dulu, ibuku pernah melakukan pengobatan akupunktur dua kali, dua penyakit maksudnya. Yang pertama saat ibu kena struktur tiba-tiba di usia muda, sekitar dua puluh tahunan. Alhamdulillah sembuh sampai sekarang. Yang kedua ketika beliau sakit kelenjar, entah apa diagnosisnya dulu. Saat itu aku usia SD dan beberapa kali aku ikut menemani ibu terapi akupunktur. Aku bahkan masih ingat saat ibuku pingsan di tengah proses akupunktur dan aku diminta terapisnya ke frontdesk meminta teh manis hangat. Bengkak di leher ibu pun Alhamdulillah hilang dan sembuh setelah beberapa sesi akupunktur. Maka ketika suami mengajakku mencoba terapi pengobatan aku punya keturunan ini, aku meng-iya-kan. 

Akupunktur adalah praktik pengobatan tradisional dari Tiongkok yang menggunakan jarum tipis untuk dimasukkan pada titik-titik tertentu di tubuh. Praktik pengobatan ini berfokus untuk menyeimbangkan aliran energi atau kekuatan hidup. Energi tersebut dikenal sebagai chi atau qi yang diyakini mengalir melalui 14 saluran (meridian) dalam tubuh. (Halodoc)

Aku mencoba akupunktur di Rumah Sehat Cianjur. Dokternya dr.Zoji Jazuli. Tempat ini pernah viral dan semakin hari semakin banyak pasiennya. Saat ini pendaftaran bisa dilakukan secara online namun tetap rebutan kuota. Pukul 20.00 pendaftaran dibuka untuk keesokan harinya, pukul 20.05 biasanya kuota sudah habis. Antriannya juga live di web-nya sehingga kita bisa menyesuaikan waktu datang sendiri agar tidak terlalu lama menunggu.

Banyak orang di area masuk, area ruang tunggu lebih banyak lagi.
Saat pertama datang, aku merasa agak aneh karena dokternya tidak bertanya keluhannya apa atau memeriksa layaknya dokter umum. Beliau mengeceknya lewat nadi, kemudian menusuk jarum di beberapa titik. Aku jadi teringat para tabib di drama korea sageuk yang melakukan pengobatan persis seperti ini. Saat itu aku mendapatkan lima jarum di lengan kiriku. Saat akan dilepas, aku bertanya beberapa hal ke asistennya yang melepas jarum. Karena aku baru pertama datang, jadi syaratnya baru dibuka, akupunktur bisa dilaksanakan lagi setelah minimal tujuh hari. Teteh asistennya juga menebak "Teh, sakit lambung ya?" Mungkin melihat dari titik-titik yang ditusuk jarum. Ku jawab saja iya. Padahal tujuanku waktu itu ingin mengobati sakit kepalaku, tapiiiii Saat itu aku memang sedang sering merasa mual dan perut pegah. Jadi mungkin yang diobati lambung dulu. Alhamdulillah mualku hilang dan perut begahku juga tak terlalu terasa. Sakit kepalaku ku pun tak seberat biasanya. Minggu itu aku bebas dari minum obat sakit kepala. Karena efeknya kerasa, maka suami memutuskan bahwa aku harus ke sana lagi.

Nomor antrian
Tadi siang aku ke sana untuk yang kedua kalinya. Seharusnya hari Senin lalu, namun aku lupa daftar online. Hari selasa aku tak dapat kuota padahal sudah stand by buka web dari sebelum pukul 20.00. Hari rabu tutup. Jadi aku baru ke sana tadi. Kali ini aku mendapatkan empat tusukan di lengan kiri dan satu di kening. Tiga titik di lengan sama dengan titik yang sebelumnya, yang satu berbeda. Mungkin ini menargetkan sakit kepalaku yang kebetulan pas tadi di sana pas kambuh. Rencanaku, seminggu sekali aku ke sana. Bismillah semoga sakit kepalaku bisa sembuh total juga penyakit -penyakit lain yang ada di tubuhku ikut tersingkirkan. 

Sampai jumpa.

Thursday, 22 May 2025

Overwhelmed

Assalamualaikum.

Lebih dari dua pekan aku tak menulis, baik di blog ini maupun blog sebelah. Aku sedang merasa overwhelmed, bukan dengan kegiatanku tapi dengan segala yang memenuhi pikiranku. Aku kesulitan mengontrol pikiranku yang tentu saja berujung ke kegiatan sehari-hari ku yag berantakan. Ada kelas yang sedang ku ikuti dan aku bebrapa kali melewatkannya, aku tak mengerjakan tugasnya bahkan sejak dua pekan lalu sampai saat ini aku belum membuka chat di grup WA. Beberapa rekaman kelas sebelumnya juga belum selesai u tonton dan ku buat resumenya. Aku masih mengerjakan Tamyiz dan HSI meski tidak rutin setiap hari, banyak rapelan.

Kadang aku tak bisa tidur, gelisah, padahal badan sudah rebahan dan lampu sudah dipadamkan, aku simpan hp jauh-jauh agar tak tergoda buka hp saat kesulitan tidur. Aku gelisah untuk sesuatu yang aku tak tahu itu apa. Tapi terkadang ada masanya aku merasa terus mengantuk padahal tidur malamku cukup, bahkan sempat tidur siang juga. Aku merasa malas sekali bangun, maunya tiduran, selimutan. Sendiri. Aku malas sekali untuk bangun bahkan sekedar rasa ingin pipis pun, ku tahan saking malasnya bangun dari tempat tidur. Ada kalanya aku juga merasa energiku penuh. Ku kerjakan semua pekerjaan rumah mulai dari mencuci baju (plus sikat-sikat beberapa yang bernoda), menjemur, lanjut memasak dan mencuci peralatan bekas masak. Masih bisa kuteruskan dengan sapu pel dan mencucui piring. Aku bahkan sempat beberes pindah-pindah posisi barang. Menggeser lemari, rak buku, sofa  dan meja. Juga memindahkan tv dari tembok, memasang kaki-kakinya dan menempatkannya di meja. SEtelah selesai dan merasa posisinya tidak terlalu bagus menurutku, aku mengembalikannya ke posisi semula. Lepas kaki-kaki tv beserta semua baudnya, memasangnya kembali ke tembok, menggeser furnitur dan kemudian aku akan kelelahan dan lapar. 

Aku sering merasa ada yang salah denganku tapi aku tak tahu apa, tak tahu dari mana mulainya. Emosiku juga masih naik turun terutama jika berhadapan dengan anak-anak. Sakit kepalaku sesekali masih menyerangku. Kadang aku kuat hanya dengan duduk diam beristirahat atau rebahan, kadang rasanya sangat menyakitkan sehingga membuatku menangis dan minum obat. Oh ya, BPJSku sudah aktif, aku sudah mencoba konsultasi ke klinik faskes satu tentang sakit kepalaku. Aku juga menceritakan saat aku ke IGD. Aku dirujuk ke dokter spesialis mata, karena menurut dokter di klinik itu, sakit kepalaku kemungkinan besar karena kacamataku yang sudah tidak sesuai. Aku juga dibekali obat untuk mengatasi sakit kepalaku. Sayangnya obat itu sama sekali tidak berpengaruh di aku. Saat serangan kemarin, aku meminum obat itu, rasa sakitnya tidak berkurang. Aku akhirnya meminum obat yang diberikan dokter IGD dan rasa sakitnya perlahan berkurang dan menghilang. 

Sekian dulu ya. 

Friday, 2 May 2025

Kelas Literasi Ibu Profesional sesi 2 DIMULAI!

Assalamualaikum. 

Ini adalah tulisan pertamaku semenjak keluar rumah sakit. Aku ingin cerita tentang sakit kepalaku tapi nanti saja kapan-kapan. Hari ini perdana aku menulis lagi sekalian untuk setoran KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional) sesi dua. Sesi satu kemarin berlangsung dari awal Januari sampai pertengahan April. Meskipun dengan tertatih dan tulisan seadanya, alhamdulillah aku bisa melewatinya dengan menyetorkan empat puluh postingan dan mendapatkan empat badge, yang merupakan syarat minimal agar lulus sesi ini terpenuhi. Alhamdulillah. Jumlah kata rata-rata 530 kata dengan status You're Good, posisi peringkat lima puluh tiga dari enam puluh peserta yang lulus (53/60), dari dua ratus empat puluh enam (53/246) peserta. Aku cukup berpuas diri.

Saat pertama kali memutuskan untuk mengikuti kelas ini, aku berencana untuk menulis catatan harian homeschooling keluarga kami. Namun seiring berjalannya waktu, aku banyak menuliskan tentang materi seputar homeschooling yang kuperoleh dari kelas Bu Mierza di klastulistiwa. Tulisan tentang curahan hatiku yang mood swingnya parah juga tak kalah banyak. Maka aku merasa tak layak menyusun tulisanku menjadi skripsi KLIP / karya tulis. Meski memang tak wajib, tapi sesungguhnya aku sangat ingin bisa mengumpulkan karya tulis. Mungkin akan ada kebanggaan tersendiri jika melihat tulisanku dipajang di rak buku KLIP.

Untuk sesi dua ini, aku harap aku bisa menulis dengan konsisten dan bisa mengumpulkan karya tulis di akhir sesi. Aku tak lagi menargetkan bisa setor tulisan full setiap hari tanpa bolong (karena faktanya aku sudah bolong setor hari pertama kemarin), tapi aku ingin bisa menulis dengan konsisten, menulis dengan bahasa yang baik yang enak untuk dibaca. Aku juga ingin memperbaiki kualitas tulisanku yang selama ini sering mengabaikan aturan kepenulisan yang baik dan benar. Kata berbahasa asing yang seharusnya ditulis dengan mode italic, sering kubiarkan saja. Bahkan kata-kata yang typo sering tak sempat ku perbaiki karena mengejar setoran. Penggunaan huruf kapitalpun sering tak ku perhatikan. Aku tahu, tapi aku biarkan. Sementara untuk mengeditnya lagi setelah tulisan disetorkan aku pun terlalu malas. Aku juga akan berusaha mengatur waktuku dengan lebih baik. Aku ingin memindahkan rutinitas menulis blog yang biasanya di malam hari setelah anak-anak tertidur (sehingga seringkali setor di jam Cinderella, mepet batas akhir) ke setelah subuh sebelum memulai kesibukan di dapur. 

Bismillah ya, semoga tak hanya wacana. Menyemangati diri sendiri memang tak mudah, tapi mengingat bahwa tulisan bisa menjadi warisan berharga untuk anak-anak kelak, aku meyakini apa yang kulakukan kali ini layak untuk kuperjuangkan. Sekian. 

Wassalamualaikum. 


Saturday, 19 April 2025

Kita punya rencana, Takdir Alllah yang menentukan

Hari ini adalah hari terakhir tantangan penulisan blog, sesuatu yang sedang saya seriusi untuk mengasah ketinggalkan terampilan menulis yang sudah saya  beberapa tahun ke belakang. 

Ternyata memulai menulis lagi itu sangat berat, apalagi dituntut konsistensinya. Bayangkan saja dalam 3,5 bulan harus menyelesaikan 40 tulisan yang kalau kita hitung secara sederhana bisa diselesaikan hanya dalam waktu 40 hari kalau setiap hari konsisten menulis. Setidaknya nulis dulu saja sebelum upload tugasnya, karena sebenarnya untuk lulus tantangan ini hanya perlu menulis 10 tulisan saja per bulan. 

Dengan segala godaan yang datang untuk konsisten menulis, awalnya sudah pasrah saja karena deadline waktu yang sudah menghampiri sedangkan tantangan menulis blog menyisakan dua tulisan saja. Ya hanya tinggal dua. Qodarullah panitia memberikan tambahan waktu 4 hari sebelum penutupan. Serasa dapat syafaat saja atau tambahan waktu penebus dosa kemalasan berhari - hari sebelumnya. 
Dasar manusia yang selalu digoda rasa malas, tulisan ke 39 saja baru saya selesaikan kemarin malam. Ya H-1 deadline penulisan. Entah masih terbawa gaya sewaktu jadi mahasiswa dulu yang doyan deadliner, tapi rasa - rasanya otak bekerja lebih optimal karena dipicu adrenalin yang tinggi kalau batas waktu pengumpulan tugas sudah menyeringai seperti iblis yang tertawa puas menggoda buruannya. 

Dan sungguh rencana hanya rencana, niat menyelesaikan tulisan malam hari setelah anak-anak tidur ditemani musik dan segelas kopi di malam minggu, harus berakhir karena serangan sakit kepala hebat khususnya di bagian belakang mata. Kata dokter sih itu sakit kepala tipe kluster yang menyerang sebagian bagian saja di kepala. Penyebabnya macam-macam dari alergi, debu, dipicu sakit organ lain, dan lain lain, pokoknya yang berhubungan syaraf. 

Awalnya cukup rebahan setelah minum obat pereda sakit juga mempan. Qodarullah hari ini sakit makin hebat dan tidak tertahankan. Rencana malming menulis ditemani segelas kopi pun pupus, diganti rebahan diruang IGD. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan dan paling anti apalagi harus sampai dirawat. 
Dan tulisan ini pun adalah celotehan dengan suami di ranjang IGD dengan infus terpasang dan selang oksigen tersandar di hidung. Kita memang punya rencana, tapi takdir Allah untuk menyelsaikan tulisan ini di ruang IGD sudah tertulis di lauhul mahfudz. Sekian.

Update : Tulisan ini adalah celotehanku saat terbaring di bed IGD, suami menuliskannya di notes hp nya kemudian mengirimkannya ke WA ku, aku posting dari apk blogger di hp. Katanya, sayang kalau sampai ga lulus karena kurang satu tulisan. 

Friday, 18 April 2025

Jurnal Penggalian Diri (2)

Assalamualaikum.

Aku lanjutkan jurnal penggalian diriku ya.

Keyakinan negatifku

  • Aku tidak bisa mengelola emosi dengan baik
  • Masakanku tidak enak
  • Aku tidak bisa melanjutkan homeschooling anak anak
  • Homeschooling itu melelahkan. Aku jadi tidak bisa mempunyai waktu untuk diriku sendiri. 
Kayakinan baruku
  • Kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan cara sehat adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan bisa dilatih
  • Memasak merupakan basic skill yang harus dikuasai. Kemmapuan memasak bisa dilatih dengan terus praktik, bereksperimen, belajar dari berbagai sumber dan meminta umpan balik dari suami dan anak anak. Selama suami dan anak-anak tidak komplain, berarti aman.
  • Homeschooling bisa jadi menyenangkan jika kita bisa mengelolanya dengan baik dan tersedianya support system yang memadai. 
  • Tugas kita hanya berusaha sebaik-baiknya dan selalu meminta pertolongan Allah. Apapun hasilnya, Allah paling tahu apa yang terbaik untuk kita. 
Kebiasaan baik yang ingin kulakukan
  • Baca buku selain novel. Aku ingin memperluas pengetahuan, mengembangkan imajinasi dan kreatifitas, juga menambah sumber inspirasi.
  • Mandi sebelum subuh. Selain membuat tubuh lebih segar dan menghilangkan rasa kantuk, mandi subuh juga memiliki efek baik untuk kesehatan tubuh.
  • Workout empat kali seminggu. Tujuannya adalah agar tubuh lebih bugar dan mendukung program penurunan berat badan.
Kebiasaan buruk yang ingin dihilangkan
  • Scroll social media kelamaan. Niat awalnya rebahan sebentar setelah mengerjakan house core, eh kebablasan sampai pekerjaan lain tertunda. 
  • Baca novel sambil memasak. Sambil menunggu matang saat menggoreng atau sambil menunggu air mendidih, tapi sering lupa hingga masakan gosong. Haha. 
Kebiasaan baik yang ingin ditambah
  • Memulai kembali hafalan Al-Quran, barengan dengan Sina. 
Alhamdulillah. Selesai sudah jurnal penggalian diri. Meski aku tidak bisa mengisinya dengan maksimal, tapi lumayan lah ya ada beberapa prompt yang membuatku merefleksikan beberapa hal. Beberapa prompt kurasa agak mirip mirip dan tumpang tindih. Aku menjawabnya dengan hal yang sama sehingga aku tidak menuliskannya dua kali. Tapi mungkin sebenarnya aku saja yang kurang memahami prompt yang dimaksud. Akupun mengisinya tidak dengan kesadaran penuh karena dikejar deadline. Ya siapa suruh menunda nunda ya kan. 
Sekian dulu. Wassalamualaikum. 




Tuesday, 15 April 2025

Jurnal Penggalian Diri (1)

Assalamualaikum.

Sudah dua hari aku tidak menulis, bukan karena tak ada yang ingin ku tulis, tapi karena aku kesulitan menemukan waktu yang pas untuk menulis. Menulis saat anak-anak masih bengun itu ga bisa foks, tapi saat mereka sudah tidur akupun ngantuk dan tertidur. Subuh sebelum anak-anak bangun biasanya aku sudah sibuk di dapur. Akau perlu mengatur ulang prioritas kegiatan agar energi-ku cukup untuk melakukan semua hal yang aku ingin lakukan. 

Kali ini aku ingin menuliskan draft jurnal penggalian diri, sebgai salah satu tugas yang harus disetorkan besok di kelas Menjurnal Bersama Teman.

Mengenali Diri

Hal/value yang aku anggap penting dalam hidupku adalah tanggung jawab, kejujuran, empati dan ketenangan batin. 

Hal yang menjadi keunikan dan kekuatanku adalah analysing. Aku bisa dan senang dengan aktivitas seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu secra metodologis untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu, kemudian di cari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Sederhananya aku seorang yang berpikiran logis dan analitis, aku cepat belajar, dan memiliki pertimbangan seksama. 

Hal yang membuatku semangat menjalani hidup adalah menata dan menghias ruangan, bermain dengan angka, kucing, berjalan-jalan (traveling), dan suara rintik hujan. 

Hal yang menjadi motivasi dan inspirasiku dalam hidup adalah suamiku. Suamiku memotivasi dan menginspirasiku bagaimana menjalani hidup yang tenang, tak peduli apa kata orang, family man, santai tapi ter-organize, dan sabar tak ada batas. 

Sukses buatku adalah melihat ibuku tersenyum bangga, mengetahui suamiku bangga padaku dan anak-anak bangga memiliki aku sebagai ibunya. Mandiri, tidak bergantung kepada orang lain. Bisa memeberi manfaat kepada orang lain. 

Sepuluh hal yang aku sukai tentang diriku adalah cerdas, cepat belajar sesuatu, teguh pendirian, bisa "menolak", bisa dipercaya, dan tidak gengsi meminta maaf jika salah.

Hidup yang berkualitas buatku adalah beribadah tepat waktu, sehat fisik dan mental,  tidur cukup, makan makanan yang enak (buat lidahku), melakukan hal-hal yang kusukai, bahagia bersama keluarga, menjalani keseharian dengan tenang. Hidup yang setiap harinya lebih baik dari hari kemarin. 

Saturday, 12 April 2025

Aki, Sang Penyayang Yang Telah Berpulang (1)

Assalamualaikum.

Tiba-tiba teringat sama almarhum aki, namanya Aki Kiman, lengkapnya Sukiman bin Daelami. Saat hari raya Idul Fitri kemarin kami ke makam aki dan makam aki tanahnya turun sehingga temboknya rata dengan tanah sekitarnya. Aku khawatir jika ada hujan deras tanahnya akan semakin turun. Tapi saat ini kami belum ada budget untuk memperbaiki makamnya. 

Aki ini sebenarnya aki sambung. Aki menikah dengan Emak (Ibunya Bapak) entah berapa tahun sejak Aki Wiria (Ayahnya Bapak) meninggal. Aku hanya tahu Aki Wiria dari foto, karena beliau sudah meninggal sebelum aku lahir. Maka Aki yang aku kenal hanya Aki Kiman. 

Aki Kiman dan Emak tidak memiliki anak. Tapi Aki sangat penyayang kepada anak kecil. Kata orang-orang, dulu aki sangat sayang kepada kakak perempuanku, juga kepadaku. Kami diperlakukan seperti cucu kandungnya sendiri, bahkan saat aku kecil aku merasa orang yang paling menyayangiku adalah Aki. Begitupun ketika kakakku punya anak, Aki memperlakukan cicit-cicitnya dengan penuh kasih. Aku sering mengasuh, mengajak bermain, menyuapi, membelikan jajan, membuatkan mainan dan lain-lain. Sayangnya, saat aku punya anak, aki sudah sakit-sakitan dan beliau meninggal saat anak pertamaku masih bayi. Anakku tidak sempat merasakan betapa penyayangnya Aki, tapi Alhamdulillah aku sangat merasakan kasih sayangnya, bahkan hingga aku dewasa. 

Aku ingat dulu aku lebih suka tidur di rumah Aki dan Emak daripada di rumah Ibu Bapak. Kadang dulu Ibu manyun, mungkin Ibu inginnya saya ga terus-terusan tidur di rumah Aki Emak. Hehe. 

Aki dulu seorang bandar buah. Aki mencari dan membeli buah dari pemilik pohon, kemudian Aki menjualnya kembali ke bandar besar atau langsung ke pasar. Aku paling senang kalau Aki sudah membawakan nangka dan alpukat. Kalau pulang dari kota menjual buah-buahnya, Aki selalu membawa sesuatu. Dulu pernah aku ingin Chitato, keripik kentang yang ada iklannya di tv dan belum ada yang jual di kampungku, Aki yang pertama membelikan itu. Begitu juga makanan-makanan "mewah" lainnya. JIka aku bilang "mau itu" sambil menunjuk iklan di tv, maka aki akan mencari dan membelikannya saat beliau ke kota. 

Nanti dilanjut ya...

Friday, 11 April 2025

Random : My Daily Activity

Assalamualaikum. 

Sudah lebih dari pukul 21.00 WIB, aku dan suami baru selesai print materi-materi workshop homeschooling , persiapan besok kelas online Sina sudah dimulai kembali. Ada kelas pengganti sebelum libur yang diselenggarkan besok, sehingga Sina masuk lebih awal, dijadwal sih seharusnya lusa hari Senin tanggal empat belas April 2025. Aku tak ada ide untuk bahan menulis di blog, maka aku coba menulis kegiatanku seharian ini.

Semalam aku kurang tidur, Hana batuk-batuk beberapa kali terbangun dan sempat muntah. Sekitar pukul tiga dini hari Hana terus-terusan minta dipijat perut atau kakinya. Setiap tanganku berhenti memijit atau mengusapnya, dia terbangun. Aku sudah terlanjur terbangun ya sudah sekalian ga tidur lagi. Menjelang subuh aku pindah ke kamar sebelah, gogoleran, tiba-tiba Bana menghampiri dan tiduran di sebelahku. SEkalian saja kusuruh untuk ke kamar mandi untuk pipis, cuci muka dan wudhu. Beberapa menit kemudian terdengar suara yang loncat ke kasur bawah, Sina sudah pasti, Sina terbangun juga. Saat adzan shubuh berkumandang mereka berdua sudah siap sholat. 

Selesai sholat aku langsung ke dapur. Merendam beras ketan untuk dijadikan ketan susu keju nanti siang, mencuci beras dan memasak nasi, juga membuat bubur untuk Hana yang sedang sakit. Aku sebenarnya kurang suka memasak bubur manual di panci. Dulu saat masih punya magic com digital yang ada menu membuat bubur, rasanya simple sekali. Tinggal masukin beras yang sudah dicuci, tambahkan air, garam dan bumbu aromatik. Atur menu dan mulai memasak. Tingg menunggu matang. Sementara memasak dengan panci aku harus sering-sering mengaduk juga sesekali menambahkna air. Aku juga memasak sayur kacang merah permintaan suami dua hari lalu namun baru sempat ku masak hari ini. 

Kami sarapan, ada yang makan nasi plus sayur kacang marah, ada yang memilih bubur plus abon ayam dan bawang goreng. Aku sendiri memilih sarapan bubur plus bawang goreng dan kecap. Selesai sarapan, aku mencuci baju di mesin cuci sambil sesekali menemani Hana yang sedikt-sedikit memanggil. Membereskan bekas sarapan, mencuci piring dan membuang sampah dilakukan oleh suamiku. Sina dan Bana juga mencuci piring mereka sendiri. Aku kemudian memandikan Hana, dan menonton Preman Pensiun di Youtube. Saat suami dan anak-anak sholat Jum'at, aku memasak untuk makan siang, hanya menggoreng tahu dan ikan asin sepat. Nasi putih dan sayur kacang merah yang tadi pagi masih ada. 

Sore hari ba'da Ashar, aku keluar sekejap bersama suami, ke supermarket membeli Kiranti karena tamu bulananku datang hari ini. Juga melengkapi beberapa bahan makanan yang sudah habis. Pulangnya, kami mampir jajan ubi Cilembu panggang. Pas sampai rumah, pas hujan. Alhamdulillah ga kehujanan di jalan. 

Aku baru teringat ada beras ketan yang kurendam sejak subuh, lupa belum ku masak. Aku juga baru teringat tadi lupa mengambil daun pandan di nursery, juga lupa membeli keju saat di supermarket. Sepertinya aku oleng karena tak tidur siang. Abis Maghrib, aku naik motor sebentar ke minimarket sebelah bersama Bana. Pulangnya langsung memasak beras ketan di magic com. 

Setelah shalat isya kami sibuk. Aku memilih beberapa file materi workshop homeschooling dan suami menge-print-nya. Aku juga sambil ngoprek Canva mencoba membuat cover journal. Hana yang masih batuk-batuk tiduran di sofa sambil menonton tv, sementara Sina Bana main gasing. Sekitar pukul 20.30  kami memulai rapat keluarga. Biasanya dilakukan setelah sholat Isa, namun karena kami ada kesibukan jadi kami mundurkan tepat sebelum tidur. Saat aku ke dapur, aku melirik magic com dan tenyata dari tadi posisi tombolnya di 'warm' dong. Beras ketan yang sudah kucbayangkan akan ku nikmati setelah analk-anak tidur ternyata masih berbentuk beras. Hehe. 


Thursday, 10 April 2025

Aku Kecil, Dipeluknya

Assalamualaikum

Salah satu yang wajib aku syukuri dari suamiku adalah bagaimana caranya memeluk anak kecl di dalam diriku. Banyak hal-hal di masa lalu, yang aku inginkan tapi aku belum sempat memilikinya, yang aku sukai tapi aku tak bisa mempunyainya, yang aku benci tapi aku tak bisa menghindarinya, saat ini satu persatu tanpa sadar diwujudkan oleh suamiku. 

Aku waktu kecil tak pernah punya kamar sendiri, sekamar berdua dengan kakakku. Aku selalu iri melihat kamar-kamar anak di sinetron yang ku tonton. Punya kamar sendiri dengan kasur yang empuk, selimut tebal motif kartun, boneka kecil yang banyak dan boneka besar yang bisa dipeluk. Aku tak punya itu semua. Pernah suatu waktu, saat liburan Idul Fitri, saudara-saudara berkumpul di rumah nenek kami di kampung. Banyak orang, beratus orang kalau hadir semua. Sebagian besar mereka adalah the have yang datang menggunakan mobil pribadi dan membawa segala kebutuhannya di dalam mobilnya. Salah satu sepupuku, membawa boneka beruang besar berwarna coklat. Aku iri sekali, ssepupuku baik bersedia meminjamiku boneka itu, aku diperbolehkan memeluk dan menggendongnya. Sampai saat mereka akan pulang, boneka tersebut ada di salah satu kamar di atas tumpukan bantal-bantal. Aku tahu, tapi aku sengaja tak memberi tahu bahwa bonekanya masih di kamar. Mereka pergi, boneka sepupuku tertinggal. Aku bahagia sekali. Malam itu dan besoknya aku serasa memiliki boneka itu, ku bawa tidur, ku peluk-peluk. Dua hari kemudian boneka itu dibawa sepupu yang lain untuk diantarkan ke pemilik aslinya. Aku sedih tapi ga terlalu, aku sudah cukup bahagia bisa 'memiliki' bonka itu selama dua hari. Saat ini, saat aku sudah memiliki anak seusiaku waktu itu, aku punya boneka beruang besar warna coklat muda. Alhamdulillah.

Aku waktu kecil, aku senang sekali ke toko buku. Melihat-lihat alat tulis yang lucu-lucu, buku diary, kertas surat dan lain-lain. Aku selalu ingin memiliki penghapus wangi bentuk buah berwarna-warni, stabilo, tempat pensil unik, tapi saat itu keuangan keluarga kami terbatas, Ibu Bapak tetap membelikanku secukupnya. Aku pernah dibelikan buku diary, aku memilih diary hijau bergambar boneka dan kakakku memilih buku diary warna pink bergambar wanita berambut panjang. Aku sayang-sayang, aku jarang menulis di buku diary tersebut karena takut kertasnya cepat habis. Untuk menulis curhat-curhatan aku memilih di buku biasa. Dulu aku juga senang mengoleksi kertas surat. Ada satu dua yang sengaja dibelikan, sisanya ada yang ngasih. Saat ini, aku sering diajak suamiku ke toko alat tulis. Saat di Bandung, bahkan ke borma aja yang kutuju adalah bagian stationery. Di Cianjur ada toko buku AA yang stationery nya cukup lengkap. Suamiku hanya butuh membeli kertas A4 untuk printer, tapi beliau membiarkanku berkeliling dan memasukkan apapun yang kumu ke dalam keranjang. Aku mengambil pulpen, correction pen, kertas binder yang bergaris, kotak, polos dan titik. Aku juga mengambil pensil warna 48 warna yang pernah aku inginkan sewaktu kecil dulu. Bahkan saat Idul Fitri kemarin, aku mengusulkan untuk membagikan alat tulis lucu-lucu ke keponakan-keponakan sebagai pengganti angpau, dan suami setuju. Aku bahagia sekali memilih notes book mini, pulpen berwarna pastel, penggaris, penghapus berbentuk buah, pensil  bergambar karakter anak, rautan pensil dan pouch untuk kemasannya. Di lain waktu aku juga bebas belanja online, membeli stiker lucu-lucu, lem, washi tape, dan lain-lain. Sekarang aku punya sekotak alat-alat tulis khusus milikku, yang berbeda dari milik anak-anak.  Alhamdulillah. 


Wednesday, 9 April 2025

Sebuah Puisi

Assalamualaikum. 

 Halaman Jurnal, Selembar Kertas Tak Ternilai



Di antara baris-baris tak terisi

Aku mencoba menemukan ruang untuk bermimpi

Merencanakan langkah-langkah kecil

Menuju tujuan yang besar, yang dimulai di bulan April


Setiap hari aku akan mencatat

Keseharian yang penuh warna akan terlihat

Senyum, tangis, suka dan duka

Juga dokumentasi kegiatan mereka


Menjurnal, mengikat kenangan

Merefleksi diri, bukan sekedar cerita karangan

Bukti perjalanan waktu

Bagaimana aku di rumah sebagai seorang guru


Jika saatnya evaluasi membuat gundah

Aku bisa melihat kembali jejak jejak langkah

Apa yang telah kulakukan dengan baik

Apa yang perlu diperbaiki tanp harus putar balik


Semoga dengan rutin menjurnal

Aku bisa menjadi ibu yang handal

Sekaligus seorang pendidik yang profesional

Dengan lebih bijak, tanpa harus keteteran jadwal

 

Cianjur, 9 April 2025

Puisi ini dibuat dalam rangka setoran tugas pertama kelas Menjurnal Bersama Teman. Kelas ini diselenggarakan oleh seorang mama homeschooler bernama Mbak Nely. Beliau memang sering sharing tentang jurnal homeschooling dan kesehariannya. Aku yang kadang merasa masih susah mengatur waktu dan menyusun prioritas, tertarik bergabung dengan kelasnya. Sebelumnya aku pernah beberapakali mencoba menjurnal, namun masih kurang konsisten. Semangat di awal namun lama-lama makin jarang dan kemudian berhenti. Di kelas ini banyak sesama praktisi homeshooler yang juga belajar menjurnal. Insyaallah kami akan bisa saling menginspirasi dan memotivasi. 

Tugas pertama kemarin sebenarnya adalah menuliskan niat dan tujuan mengikuti kelas Menjurnal Bersama Teman. Tapi aku iseng-iseng membuatnya dalam bentuk puisi. Aku tidak mengerjakannya sendiri, aku dibantu suami dan anak-anak. Beberapa kali aku bertanya apa kata-kata yang tepat di akhir kalimat agar puisiku berima. Setelah selesai, aku meminta suamiku membaca dan mengoreksinya. Beliau menyarankan kata 'ratu' di bait ke tiga diganti dengan 'guru', karena bagaimanapun aku memang seorang guru untuk anak-anakku. 

Aku bukan seorang yang suka membuat puisi, tapi entah mengapa kemarin tiba-tiba ingin menuliskannya dalam bentuk puisi. Justru suamiku yang dulu sering membuat puisi, bahkan sejak SMP beliau memiliki satu buku tulis khusus untuk menulis karya puisinya. Aku masih menyimpannya hingga kini, sesekali ku buka. Entah kapan beliau terakhir menulis puisi. Mungkin saat ini fokusnya adalah bagamana kami sekeluarga bisa hidup nyaman tanpa kekurangan sesuatu apapun. 




Monday, 7 April 2025

Just Wondering ... (2)

Assalamualaikum.

Aku mau lanjut cerita tentang teteh X dan aa Y ya...

Selain masalah makan yang dibeda-bedakan, ternyata anak-anak teteh X juga mengalami KDRT, terutama anaknya yang paling kecil. Suatu waktu, teteh X meminta tolong adiknya yang tinggal beda kota untuk mengirimkan obat. Teteh X mengirimkan foto anak bungsunya dengan mata bengkak memar keunguan. Saat itu teteh X bilang kalau anaknya jatuh kejedug sudut meja. Berbulan kemudian saat si an bunsu bertemu dangan tantenya (adiknya teteh x), si anak tersebut cerita bahwa waktu itu dia tidak jatuh kejedot meja, tapi dipukuli sama ayah tirinya alias teteh X. Ketika ditanya alasannya, katanya aa Y hanya bilang "ga suka aja lihat muka kamu, bibir kamu jelek." Jika teteh X sedang bekerja ( saat itu teteh x menjadi buruh cuci gosok di komplek perumahan dekat tempat tinggal mereka), maka si anak bungsu selalu disiksa. Kadang dipukul punggungnya tiba-tiba. Pernah juga ditendang ketika sedang tidur. Bahkan kaki dan tangannya ditusuk-tusuk jarum. Sang anak menceritakan ini sambil menangis kepada tantenya, dan menurut tantenya terlihat jelas si anak memiliki trauma.

Lama kelamaan teteh X mengetahui apa yang terjadi pada anak-anaknya dan memutuskan untuk ngontrak, tapiii meminta bantuan anak sulungnya menemani di kontrakan, karena teteh X akan tetap tinggal bersama suaminya. Katanya, ingin menyelamatkan anak-anaknya tapi juga ingin menyelmatkan rumah tangganya. Saat kekerasan terparah terjadi kepada anak bungsu, semua orang di sekitar teteh X sudah meminta teteh X untuk pergi menjauh dan lapor polisi. Adiknya teteh X sudah meminta bantuan rekannya yang satu kota dengan teteh X untuk membantu melaporkan ke komnas perlindungan perempuan dan anak juga laporan ke polisi. namun teteh X meminta menghentikan semuanya dengan alasan kasihan anak-anak kandung aa Y kalau sampai aa Y di tangkap polisi atau apalah.

Singkat cerita teteh X mengontrak rumah untuk anak-anaknya, bersama anak sulung yang sengaja didatangkan dari kampung halaman. Untuk biaya transport anak sulung dari kampung halaman ke kota itu dan untuk bayar kontrakan, teteh X meminjam dari adiknya dengan kesepakatan dicicil selama 4 bulan (yang ternyata sampai dua tahun). Pernah adiknya mengirimkan makanan via ojeg online karena teteh X dan anak-anak sudah dua hari tidak makan. Beberapa bulan kemudian anak-anak teteh X kembali ke rumah aa Y karena sudah tidak bisa lanjut bayar kontrakan. Si anak sulung kembali ke kampung halaman.

Teteh X berusaha tidak meninggalkan anak-anaknya bersama aa Y, tapi tetap saja KDRT itu kembali terjadi. Entah apa yang ada di pikiran teteh X hingga tetap bertahan bersama aa Y setelah semua hal yang terjadi. 

Hingga anak kedua teteh X mendapat beasiswa di sebuah boarding school ternama di kota tempat tinggal adiknya teteh X. Teteh X dan kedua anaknya yang selama ini ikut bersamanya pindah ke kota itu, tinggal dekat adiknya. Kepada adiknya teteh X menceritakan sudah lepas dari aa Y, adiknya menganggap mereka bercerai. Teteh x masih tetap pergi ke kota sebelumnya setiap weekend karena ada kerjaan menjahit, dan itu menjadi satu-satunya penghasilan teteh X karena di kota baru belum mendapat pekerjaan. 

Namun, suatu waktu teteh X pergi ke kota lama untuk menjahit, bos nya mengubungi adik teteh X dan menceritakan bahwa selama ini teteh X masih menemui aa Y, sering terlambat datang bekerja dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Bahkan sudah kembali tidur bersama. Sang adik menghubungi teteh X dan menanyakan hal itu, ternyata benar. Tentu sang adik kecewa sedalam-dalamnya, menegurnya dan mengingatkan apa yang telah teteh X dan anak-anaknya lalui selama ini. Namun teteh X tidak terima, merasa adiknya menggurui dan terlalu ikut campur. Mereka bertengkar hingga tak saling berhubungan beberapa minggu. Yang membuat adiknya memutuskan untuk berhenti menghubungi teteh X adalah karena sebuah pesan yang dikirim aa Y. Sang adik dimaki-maki, dibilang jangan ikut campur, disumpah serapahi dengan kata-kata terkasar yang pernah sang adik dengar, bahasa-bahasa kebun binatang bahkan kata terkasar yang sangat menyakitkan hati.  Anak-anak teteh X yang kalau weekend biasanya dititipkan di rumah sang adik selama teteh X ke kota lama, saat itu tidak lagi. Mereka di tinggal berdua di rumah kontrakan, sampai suatu hari suami sang adik mendapatkan foto bahwa kedua anak teteh X ang dikontrakan sedang makan di rumah tetangga. Meski sangat benci dengan keputusan teteh X begitu, sang adik tidak tega kepada anak-anaknya. Sang adik rutin mengirimkan makanan setiap teteh X pergi. 

Beberapa bulan berselang, teteh X dan sang adik mulai berkomunikasi kembali meski agak canggung. Namun sang adik sudah memutuskan untuk tak bertanya apapun, tak ikut campur apapun, tidak berkomentar apapun mengenai status teteh X dengan aa Y. Sang adik sudah tidak peduli. Sang adik tetap rutin mengirimkan makanan, sesekali membayarkan tagihan listrik atau mengisi kuota. Tak jarang pula meminjami sejumlah uang tunai. Mesin jahit teteh X satu persatu dijual, untuk mencukupi bayar kontrakan. Tak ada nafkah dari aa Y atau apalah istilahnya. Teteh x pusing sendiri. Sampai kemudian teteh X pindah kontrakan dengan masih menyisakan sisa hutang ke pemilik kontrakan, salah satu mesin jahitnya menjadi jaminan.

Bersambung lagi ya.


Sunday, 6 April 2025

Just Wondering....

Assalamualaikum.
Cerita yang kutulis kali ini mengandung ghibah, silakan di skip. 
Tadi pagi sambil menunggu mesin cuci menggiling pakaian, aku pegang hp, baca-baca threads dan tanpa sengaja aku membaca tentang bagaimana suami memuliakan istri dan istri memuliakan suami, tentang bagaimana hak dan tanggung jawab keduanya, bagaimana seharusnya suami dan istri saling membantu dan memudahkan urusan satu sama lain.
Aku tiba-tiba teringat seseorang yang ku kenal, seorang perempuan berusia menjelang empat puluh tahun (sudah empat puluh tahun pada tahun ini) yang menjalani pernikahan teraneh menurutku. Mereka berkenalan lewat sosial media, aku kurang tahu entah berapa lama mereka saling mengenal sampai akhirnya memutuskan menikah. Si perempuan janda dengan empat orang anak, sebut saja Teteh X. Si laki-laki duda dengan dua anak, sebut saja Aa Y. Sebelum pernikahan, teteh X mengetahui bahwa aa Y mempunyai pekerjaan tetap, sudah memiliki rumah meski rumah yang sederhana. Menurutnya aa Y ini juga sangat sholeh, aktif di suatu jamaah, relawan janaiz, tipe-tipe lelaki berjenggot dan bercelana ngatung. 
Singkat cerita mereka menikah dengan wali hakim. Ayah si Teteh X sudah meninggal, ada uwa nya beda kota yang baru dihubungi (untuk meminta izin dan minta tolong jadi wali) di H-3. Uwa nya yang sudah sepuh tentu saja tidak bisa hadir mendadak keluar kota. Jadi beliau menyerahkan hak wali nya ke wali hakim. Mereka menikah di tempat si laki-laki tanpa ada satupun keluarga si Teteh x hadir. Ibu si Teteh x sebetulnya belum ridho si Teteh x menikah karena calonnya belum terlalu kenal dan menimbang riwayat pernikahan si Teteh x. Namun ibunya hanya bilang terserah saja karena menghindari konflik dengan teteh X. Tak ada pertemuan keluarga, tak ada lamaran, mereka menikah. Acara sangat sederhana di rumah si laki-laki dengan memanggil petugas KuA. Nikah agama saja dengan bukti pernikahan foto-foto dan selembar kertas. Tak ada buku nikah. 
Beberapa hari setelah menikah mereka kembali ke tempat ibu si Teteh x. Ibunya sengaja mengadakan syukuran kecil-kecilan, mengabarkan ke para tetangga bahwa teteh X telah menikah aa Y agar tak ada fitnah, tentu dengan seluruh biaya ditanggung oleh sang Ibu.
Teteh X kemudian membawa kedua anaknya pindah ke rumah aa Y, yang dua lagi tetap tinggal bersama Ibu si Teteh. Tentu saja mereka harus pindah sekolah. Pindahan sekolah semua diurus si aa Y. Namun belakangan baru tahu sekolahnya sangat jauh, alasannya karena itulah sekolah termurah di wilayah sana.
Dari sini penderitaan anak-anak si Teteh X dimulai....
Mereka tinggal di rumah ayah tiri mereka yang hanya memiliki satu kamar. Tak ada kamar lain. Ada ruangan depan yang dijadikan ruang tamu, ruang duduk, ruang jahit (teteh X adalah seorang penjahit, dia membawa mesin-mesin jahitnya dan semua peralatan menjahit saat pindah ke sana). Dua anak teteh X usia sebelas dan sembilan tahun, keduanya perempuan. Tak ada tempat tidur yang layak, mereka tidur di kolong meja potong kain. Di rumah itu juga tak ada kamar mandi. Jadi keperluan mandi cuci kakus ikut ke rumah mertua teteh X. Belakangan anak teteh X cerita kalau mereka sering ditegur agar tidak lama-lama menggunakan kamar mandi dan boros air, padahal baru masuk kamar mandi. 
Jarak tempuh yang jauh dari rumah ke sekolah, membuat anak-anak teteh X harus berangkat pukul lima pagi. Menempuh perjalanan sekitar 7km dengan BERJALAN KAKI. Di awal-awal sang ayah tiri sempat mengantar beberapa kali, pulangnya naik angkutan umum. Sesekali dipesankan ojeg online. Tak sampai sebulan anak-anak teteh X harus berjalan kaki, karena tak diantar dan tak ada uang juga untuk naik angkutan umum atau ojeg online. Mereka tak pernah punya uang jajan. Ayah tiri mereka bekerja serabutan, kalaupun ada uang hanya anak-anak kandungnya yang dikasih uang jajan, mereka tidak. Begitupun dengan makan, jika anak kandung si ayah tiri bisa makan dengan telur dadar atau goreng tahu, anak-anak teteh X hanya makan nasi sisa dengan garam. Teteh X berusaha mencari pekerjaan agar dia dan anak-anaknya bisa makan, karena ternyata suaminya tidak menafkahi dengan layak.

Bersambung

Monday, 31 March 2025

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H

Assalamualaikum. 

Suara bedug bertalu-talu, tanda puasa telah berlalu

Sudah datang hari lebaran, saatnya bermaaf-maafan

Bait pantun di atas adalah pantun yang kubuat untuk tugas sekolah saat SD, takjub sendiri ternyata masih ingat padahal sudah lebih dari dua puluh tahun lalu. Dulu saat aku kecil, memang ada suara bedug yang ditalu sambil takbiran semalaman. Saat ini takbirannya masih ada tapi suara bedug tak ada lagi. 

Aku terbangun pukul 03.15 WIB, alarm-ku memang masih aku set jam segitu untuk persiapan sahur selama bulan ramadhan kemarin.Aku melihat ibu dan kakakku masih sibuk menyelesaikan jahitan. Tapi di dapur sudah matang ketupat, opor ayam, sambal gorng kentang dan kerupuk. Semalam sebelum tidur, aku hanya membantu menggoreng kerupuk dan menggoreng kentang. Aku bahkan tak tahu jam berapa ibu memasak itu semua. Yang aku tahu semalaman ibu belum tidur. Aku segera membereskan dapur. Menyimpan alat masak yang kotor ke tempat cuci piring, mengelap area kompor dan mengepel lantai. Saat aku hendak mencuci piring, keponakanku datang dan langsung mengambil alih mencuci piring. Aku kemudian menyetrika pakaian suami dan anak-anak untuk shalat 'Ied sambil memanaskan air untuk mandi. 

Aku bangunkan Sina dan Bana sebelum adzan subuh, bergiliran mandi dengan sepupu-sepupunya yang lain. Sementara Hana aku biarkan, nanti aku bangunkan terakhir saja.  Sekitar pukul 06.00 WIB kami berangkat ke masjid dekat rumah ibu dan pulang kembali sekitar pukul 07.00 WIB setelah bersalaman dengan semua jamaah sholat 'Ied. Suami dan anak-anak lelakiku sudah pulang duluan. 

Di rumah, kami bersalaman, berpelukan, slaing meminta maaf dan memaaafkan. Part paling sedih adalah ketika aku memeluk ibu, meminta maaf dan tanpa perlu ku minta mengalirlah doa-doa baik dari lisannya. Ibu juga bersyukur anak-anak dan sebagian besar cucunya bisa berkumpul. Akujuga ikut bersyukur bisa mudik kali ini. TAk terbayang wajah sedih ibu andai kami tak jadi mudik. 

Selesai makan bersama kami ke makam. Ada empat makam yang kami kunjungi. Makam ayah kandungku, nenekku, ayah sambungku, dan kakek sambungku. Sementara makam kakek kandungku, kami tak bisa mengunjunginya karena beliau almarhum dimakamkan di tempat pemakaman yang berbeda, sangat jauh. Kakek sambungku dan ayah sambungku, tak pernah sekalipun aku merasa mereka almarhum seperti ayah dan kakek sambung, aku merasakan kasih sayang mereka, perilaku mereka, support mereka, sama seperti ayah kandungku. 

Pulang dari makam, kami berkeliling ke kampung sebelah, berkunjung ke saudara- saudara dari pihak ibu. Tapi kemudian aku dan suami ijin pulang duluan. Aku khawatir pinggang suamiku yang belum betul-betul pulih akan terasa sakit jika terlalu lama berjalan kaki. Kami menghabiskan siang di hari raya ini dengan tidur siang. Semuanya tidur siang. 

Aku menulis ini sambil menunggu ayah mertuaku datang. Beliau ke sini sekalian menjemput kami. Sore ini kami akan kmbali ke Bandung. Aku sebenarnya sangat sedih. Aku merasa waktu dua hari di sini sangat kurang. Aku ingin sedikit lebih lama bersama ibu. Aku ingin membantunya membereskan printilan menjahit yang belum selesai. Aku ingin membantunya membersihkan rumput di rumah kaler yang meskipun sudah disemprot obat rumput namun rumputnya masih tetap tumbuh tinggi. Aku juga belum sempat bercerita banyak. Namun, saat ini kewajibanku adalah mengikuti ajakan suami. Maka aku tetap akan ikut ke Bandung, meski dengan berat hati. 

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah, everyone. Mohon maaf lahir dan batin ya. 



Sunday, 30 March 2025

Alhamdulillah Mudik.

Assalamualaikum.

Hari jum'at pekan kemarin, suami kembali terapi. Rekannya datang menjemput sekitar pukul sembilan pagi saat aku sedang memberi makan kucing-kucing di dekat gudang workshop. Suami kembali sekitar pukul 10.30 WIB. Katanya, hari itu tak banyak pasien jadi bisa selesai lebih cepat, alhamdulillah.

Ku lihat kondisinya jauh membaik, meski masih miring tapi terlihat derajat kemiringannya berkurang. Saat kutanya apa yang beliau rasakan, beliau menjawab alhamdulillah lebih nyaman meski masih ada rasa sakit dan pegal. Mungkin melihat dan merasakan kondisinya yang jauh lebih baik dari sebelumnya, suami memtuskan kita akan mudik besok. Yeay alhamdulillah. Aku sebenarnya tak seantusias itu, aku malah berpikir berlebaran di mess juga bukan hal yang buruk. Tapi ya alhamdulillah.

Sabtu sekitar pukul sebelas siang mobil sudah terparkir di depan mess kami. Kami berencana berangkat setelah dzuhur, namun suami memang meminta supir untuk memarkirkan mobil di depan mess sejak sebelum dzuhur agar kami leluasa loading barang ke bagasi. Bawaan kami sangat banyak, bagasi penuh. 

Pukul 13.15 kami berangkat. Berharap perjalanan mudik kali ini lancar, diberikan keselamatan dan keberkahan. Berharap jalanan tidak macet  seperti yang kami lihat di live tiktok beberapa akun kreator. Tapi aku sudah pasrah, kalau harus terjebak macet ya ga apa-apa, nikmati saja. Alhamdulillah area pabrik terdekat yang biasanya merupakan titik macet saat bubaran karyawan pabrik, kali ini kosong, ga ada kepadatan kendaraan sama sekali. Hingga kami hampir sampai di perbatasan Cianjur- Bandung Barat, Hana tiba-tiba ingin ke toilet. Kami belok ke rest area tepat di sebelah jembatan Rajamandala. Setelah hajat Hana terpenuhi, kami melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah kondisi lancar cenderung sepi sampai kami lewat Situ Ciburuy, dan Bana ingin ke toilet. Oh ya, saat Hana ke toilet sebelumnya, Sina Bana tidak ikut turun karena tertidur pulas. Kami mampir ke minimarket terdekat, ijin numpang ke toilet sekaligus jajan. 

Foto wefie, kirim ke ibu dan mamah, bilang kalau kami sudah berangkat

Ketika kami di tol padalarang, Hana kembali ingin ke toilet. Kami belok ke rest area km berapa ya, lupa. Ternyata rest area di sini penuh, kami bahkan tak dapat parkir. Aku dan Hana turun dan langsung ke toilet, sementara mobil memutar dan kembali. Keluar tol Cileunyi ada sedikit kepadatan tapi bukan yang macet sangat. Mobil masih bisa bergerak perlahan. Itupun hanya beberapa ratus meter, selanjutnya lancar kembali sampai masuk ke Garut. Dan kali ini giliran Sina, yang baru bangun tidur, ingin ke toilet. Kami mampir kembali ke minimarket. Saat itu sudah hampir pukul 17.00 dan kupikir tak akan sempat jika mengejar berbuka puasa di rumah ibu. Kami memutuskan mampir dulu ke tempat makan untuk berbuka puasa. Inginnya mie gacoan atau wizzmie. Ternyata Wizzmie belum ada di Garut, sementara mie gacoan lokasinya jauh dari kami saat itu. Setelah mencari di google maps, kami memutuskan untuk buka puasa di Mie Gamala, kedai mie lokal yang konsepnya mirip sama MIe Gacoan, kebetulan lokasinya searah jalan kami menuju rumah ibu. 

Mirip Gacoan banget, kan?

Saat pertama kali mobil masuk ke area parkir, terlihat sekali mirip dengan Mie Gacoan. Fasad depan atas berbentuk segitiga khas Gacoan. Bagian dalamnya luas, meja-meja dan kursi-kursi kayu tertata rapi. Sebelah kiri ada juga meja-meja cor-an, area outdoor. View-nya sawah dan kebun. Sore itu langit cerah, cantik sekali. Meja tempat memesan dan membayar di sisi kanan depan dan memanjang sampai ke dapur. Di meja ada tulisan Mie Gamala, sama lagi seperti Gacoan. Ada toilet yang cukup banyak juga area wudhu dan mushola yang nyaman. 

Foto diambil dari pintu masuk.

Plafon-nya. Ada burung-burung yang berterbangan juga.
Sayangnya tidak terlihat di kamera.


Saat itu kami datang sekitar pukul 17.30 sore. Pengunjung hanya sedikit, ku lihat hanya ada tiga atau empat meja yang terisi. Saat kami menunggu makanan kami datang, pengunjung mulai ramai, hampir di jam buka puasa. Harganya, di bawah gacoan. Rasanya, menurutku di bawah Gacoan juga. Tapi menurut anak sulungku, mie originalnya lebih enak dari mie suit Gacoan. Enaknya di sini, kita bisa pesan mie pedas level 1 atau level lainyya, tapi dengan cabai dipisah. Jadi kita bisa atur sendiri seberapa pedas makanan kita. Sayangnya aku lupa untuk ambil foto makanan kami. 

Area outdoor di foto dari depan mushola..

Selesai makan dan sholat maghrib, kami melanjutkan perjalanan ke rumah Ibu. Alhamdulillah kami sampai sekitar pukul 20.00 WIB. Anak-anak terlihat lelah dan ngantuk namun masih semangat karena bertemu dengan sepupu-sepupunya. Begitu pun aku, meski lelah, tapi akubahagia karena bisa bertemu Ibu. Alhamdulillah. 
Selamat mudik dan berkumpul bersama keluarga, everyone.