Pages

Sunday, 30 March 2025

Alhamdulillah Mudik.

Assalamualaikum.

Hari jum'at pekan kemarin, suami kembali terapi. Rekannya datang menjemput sekitar pukul sembilan pagi saat aku sedang memberi makan kucing-kucing di dekat gudang workshop. Suami kembali sekitar pukul 10.30 WIB. Katanya, hari itu tak banyak pasien jadi bisa selesai lebih cepat, alhamdulillah.

Ku lihat kondisinya jauh membaik, meski masih miring tapi terlihat derajat kemiringannya berkurang. Saat kutanya apa yang beliau rasakan, beliau menjawab alhamdulillah lebih nyaman meski masih ada rasa sakit dan pegal. Mungkin melihat dan merasakan kondisinya yang jauh lebih baik dari sebelumnya, suami memtuskan kita akan mudik besok. Yeay alhamdulillah. Aku sebenarnya tak seantusias itu, aku malah berpikir berlebaran di mess juga bukan hal yang buruk. Tapi ya alhamdulillah.

Sabtu sekitar pukul sebelas siang mobil sudah terparkir di depan mess kami. Kami berencana berangkat setelah dzuhur, namun suami memang meminta supir untuk memarkirkan mobil di depan mess sejak sebelum dzuhur agar kami leluasa loading barang ke bagasi. Bawaan kami sangat banyak, bagasi penuh. 

Pukul 13.15 kami berangkat. Berharap perjalanan mudik kali ini lancar, diberikan keselamatan dan keberkahan. Berharap jalanan tidak macet  seperti yang kami lihat di live tiktok beberapa akun kreator. Tapi aku sudah pasrah, kalau harus terjebak macet ya ga apa-apa, nikmati saja. Alhamdulillah area pabrik terdekat yang biasanya merupakan titik macet saat bubaran karyawan pabrik, kali ini kosong, ga ada kepadatan kendaraan sama sekali. Hingga kami hampir sampai di perbatasan Cianjur- Bandung Barat, Hana tiba-tiba ingin ke toilet. Kami belok ke rest area tepat di sebelah jembatan Rajamandala. Setelah hajat Hana terpenuhi, kami melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah kondisi lancar cenderung sepi sampai kami lewat Situ Ciburuy, dan Bana ingin ke toilet. Oh ya, saat Hana ke toilet sebelumnya, Sina Bana tidak ikut turun karena tertidur pulas. Kami mampir ke minimarket terdekat, ijin numpang ke toilet sekaligus jajan. 

Foto wefie, kirim ke ibu dan mamah, bilang kalau kami sudah berangkat

Ketika kami di tol padalarang, Hana kembali ingin ke toilet. Kami belok ke rest area km berapa ya, lupa. Ternyata rest area di sini penuh, kami bahkan tak dapat parkir. Aku dan Hana turun dan langsung ke toilet, sementara mobil memutar dan kembali. Keluar tol Cileunyi ada sedikit kepadatan tapi bukan yang macet sangat. Mobil masih bisa bergerak perlahan. Itupun hanya beberapa ratus meter, selanjutnya lancar kembali sampai masuk ke Garut. Dan kali ini giliran Sina, yang baru bangun tidur, ingin ke toilet. Kami mampir kembali ke minimarket. Saat itu sudah hampir pukul 17.00 dan kupikir tak akan sempat jika mengejar berbuka puasa di rumah ibu. Kami memutuskan mampir dulu ke tempat makan untuk berbuka puasa. Inginnya mie gacoan atau wizzmie. Ternyata Wizzmie belum ada di Garut, sementara mie gacoan lokasinya jauh dari kami saat itu. Setelah mencari di google maps, kami memutuskan untuk buka puasa di Mie Gamala, kedai mie lokal yang konsepnya mirip sama MIe Gacoan, kebetulan lokasinya searah jalan kami menuju rumah ibu. 

Mirip Gacoan banget, kan?

Saat pertama kali mobil masuk ke area parkir, terlihat sekali mirip dengan Mie Gacoan. Fasad depan atas berbentuk segitiga khas Gacoan. Bagian dalamnya luas, meja-meja dan kursi-kursi kayu tertata rapi. Sebelah kiri ada juga meja-meja cor-an, area outdoor. View-nya sawah dan kebun. Sore itu langit cerah, cantik sekali. Meja tempat memesan dan membayar di sisi kanan depan dan memanjang sampai ke dapur. Di meja ada tulisan Mie Gamala, sama lagi seperti Gacoan. Ada toilet yang cukup banyak juga area wudhu dan mushola yang nyaman. 

Foto diambil dari pintu masuk.

Plafon-nya. Ada burung-burung yang berterbangan juga.
Sayangnya tidak terlihat di kamera.


Saat itu kami datang sekitar pukul 17.30 sore. Pengunjung hanya sedikit, ku lihat hanya ada tiga atau empat meja yang terisi. Saat kami menunggu makanan kami datang, pengunjung mulai ramai, hampir di jam buka puasa. Harganya, di bawah gacoan. Rasanya, menurutku di bawah Gacoan juga. Tapi menurut anak sulungku, mie originalnya lebih enak dari mie suit Gacoan. Enaknya di sini, kita bisa pesan mie pedas level 1 atau level lainyya, tapi dengan cabai dipisah. Jadi kita bisa atur sendiri seberapa pedas makanan kita. Sayangnya aku lupa untuk ambil foto makanan kami. 

Area outdoor di foto dari depan mushola..

Selesai makan dan sholat maghrib, kami melanjutkan perjalanan ke rumah Ibu. Alhamdulillah kami sampai sekitar pukul 20.00 WIB. Anak-anak terlihat lelah dan ngantuk namun masih semangat karena bertemu dengan sepupu-sepupunya. Begitu pun aku, meski lelah, tapi akubahagia karena bisa bertemu Ibu. Alhamdulillah. 
Selamat mudik dan berkumpul bersama keluarga, everyone.

No comments:

Post a Comment