Assalamualaikum.
Hari ini mau nyobain workspace sejuta umat di tengah kota Cianjur. Tempat makan mie pedas berlevel dengan dominasi warna pink keunguan. Aku berangkat duluan bersama Hana, sedangkan suami, Sina dan Bana akan menyusul nanti setelah suami menyelesaikan pekerjaannya.
Setelah memesan menu untuk berbuka puasa, aku memilih duduk di meja yang bersebelahan dengan brakiasi. Aku mengetik ini sambil sesekali melihat Hana main perosotan.
![]() |
Hana-ku |
Tadi aku memberi pilihan menu mau mie atau nasi ke suami dan anak-anak. Semuanya kompak ingin menu mie. Barusan kulihat ada menu paket bukber berempat yang kalau dihitung-hitung jatuhnya lebih murah dibandingkan beli satuan. Sayangnya hanya tersedia dua menu mie dan dua menu nasi. Tapi ujung-ujungnya kuputuskan tetap memesan paket berempat itu dengan tambahan dua menu mie lagi, clasic roll kesukaan Sina dan air mineral.
Adzan maghrib masih sekitar satu jam lagi. Aku mulai kebingungan memilih kata apa yang bisa jadi cerita. Tapi kemudian aku melihat Hana main perosotan tapi naik dari perosotan bagian depan, tidak lewat tangga di belakang. Ternyata ada seorang anak laki-laki, usianya mungkin sekitar lima tahun, duduk di bagian atas tangga sehingga menghalangi Hana dan anak lain mengakses perosotan dari tangga belakang, Dia duduk, dan main hp dengan santai nya. Aku menyayangkan orangtuanya yang tidak mengambil tindakan apapun, membiarkan saja tanpa menegur atau menyarankannya berpindah tempat. Maksudku, atuhlah kalau mau main hp mah jangan di sana, duduk aja di kursi makan di dekat orangtuanya, atau di mana lah yang tidak menghalangi anak-anak lain untuk bermain. Aku suka gemas ya ada yang begini di public space.
![]() |
Hana naik dari depan, ada anak laki-laki yang kututupi wajahnya duduk di sana main hp. |
Terus kenapa ga ditegur? Males haha. Aku lagi ga ada energi buat negur anak orang, takut malah jadi ribet sama orangtuanya. Energiku sudah cukup terkuras hari ini.
Pukul 17.27 WIB, belum ada makanan yang terhidang di meja. Aku berharap semoga makanan datang tepat waktu, bisa disantap tepat saat berbuka puasa. Resto mulai ramai, meja-meja bertuliskan reserved yang dari tadi kosong kini mulai terisi satu persatu. Suasana sudah tidak hening, mulai riuh dengan suara-suara yang mengobrol. Anak-anak yang bermain di brakiasi semakin banyak, mulai ada yang dorong-dorong tidak sabar mengantri. Hana kupanggil dan kusuruh duduk. Kukatakan padanya bahwa dia sudah cukup bermain sejak tadi. Kusuruh cuci tangan.
Pukul 17.45 suami dan dua anak lanangku datang. Di meja sudah terhidang sebagian cemilan, menu utama dan minuman belum. Aku sempat misuh-misuh karena meja depan dan belakang yang baru datang sudah terhidang lengkap pesanannya, sedangkan aku yang pesan sejak pukul 16.30 masih belum juga. Tapi aku ga sampai komplain sih. Melihat para pegawai sibuk sana-sini rasanya tak tega sampai harus komplain. Sebelum adzan maghrib, alhamdulillah semua menu pesanan kami sudah terhidang di meja. Sementara para pegawai, kulihat mereka masih sibuk mengantar pesanan ke meja-meja, mengecek setiap meja apakah pesanannya sudah lengkap atau belum, mereka kulihat belum buka puasa. Semoga sehat-sehat selalu ya Teteh Aa, lancar pekerjaannya dan banyak rezekinya.
Kami pulang tanpa sempat foto bersama. Ah masih saja lupa untuk ambil foto kalau makan di luar. Sekian.
Wasallamualaikum.
No comments:
Post a Comment