Part 1 di sini
Misi 4 : Muraqabah
Muraqabah artinya merasa diri selalu diawasi oleh Allah SWT. Sebelum sampai ke muraqabah, ada dua tahap yang perlu kita lakukan sebagai orang tua dalam keseharian bersikap dan mendidik anak, yaitu muhasabah dan musyarathah.
Muhasabah adalah melakukan introspeksi diri setelah melakukan sesuatu. Dalam hal mendidik anak, sebagai orang tua kita tidaklah sempurna, kadang (atau sering) melakukan kesalahan. Maka, ketika anak-anak melakukan kesalahan, kita mengingatkan diri bahwa anak-anak adalah manusia (sebagai mana kita). Dengan menyadari itu, kita tahu bagaimana seharusnya berekspektasi terhadap anak-anak. Tidak menganggap sebuah kesalahan itu akhir dunia. Yang penting adalah bagaimana menggiring anak-anak untuk bermuhasabah dan menyadari kesalahan-kesalahan mereka.
Musyarathah artinya saling memberi syarat. Jujur sebenarnya saya belum terlalu paham tentang musyarathah ini. Sepertinya ke arah bersungguh-sungguh menjaga pikiran, ucapan, tingkah laku agar selalu melakukan hal-hal yang baik.
Selanjutnya muraqabah, seorang muslim harus mengawasi jiwa-jiwa mereka. Seorang muslim perlu menghadirkan 'keagungan' Allah dihatinya. Harapannya dengan memahami ini kita akan menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan segala hal. Dalam mendidik anak pun, muraqabah insyaallah dapat membuat mereka takut kepada Allah dimanapun mereka berada, lebih hati-hati dalam bertindak walaupun orang tuanya tidak ada.
Misi 5 : Shalat, amar ma'ruf nahi munkar, dan sabar.
Landasan pendidikan rumah selanjutnya diambil dari surat Luqman ayat 17.
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ١٧
"Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan."
Shalat. Saat menjelaskan tentang ini, ada satu hal yang paling membekas, yaitu mengatur jadwal harian dengan berpatokan pada waktu sholat. Selama ini, kami lebih banyak berpatokan pada jadwal sekolah/kelas/zoom. Pembiasaan bangun pagi pun bisa dilakukan sejak anak usia dini. Maka, anak-anak sebaiknya dibiasakan bangun sebelum/menjelang subuh. Nah kita urut mundur, jika ingin bisa bangun sebelum subuh maka anak harus sudah tidur jam berapa, misal paling telat jam setengah sembilan. Berarti makan malam harus jam berapa, agar ada jeda waktu yang cukup dari makan terakhir ke tidur. Mundur lagi selesai main harus jam berapa, tidur siang harus jam berapa, dan seterusnya.
Ilmu melakukan shalat yang benar sebagai ibadah juga perlu diberikan sejak dini, sejak sebelum anak diperintahkan shalat. Mengajari anak rukun-rukun shalat, agar anak tahu jika rukun ini tidak dilakukan, maka shalatnya tidak sah. Meskipun anak belum diperintahkan shalat sebelum usia 7 tahun, tapi masa ini adalah masa emas untuk memberikan contoh/teladan dan ilmu yang akan dipakainya seumur hidup.
Untuk mendidik amar ma'ruf nahi munkar dan menjalani dengan kesabaran, nanti ya di post terpisah.
Misi 6 : Mendidik komunikator yang tawadhu
Landasan pendidikan rumah yang terakhir diambil dari surat Luqman ayat 18.
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ ١٨
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
(bersambung)