Pages

Monday, 31 March 2025

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H

Assalamualaikum. 

Suara bedug bertalu-talu, tanda puasa telah berlalu

Sudah datang hari lebaran, saatnya bermaaf-maafan

Bait pantun di atas adalah pantun yang kubuat untuk tugas sekolah saat SD, takjub sendiri ternyata masih ingat padahal sudah lebih dari dua puluh tahun lalu. Dulu saat aku kecil, memang ada suara bedug yang ditalu sambil takbiran semalaman. Saat ini takbirannya masih ada tapi suara bedug tak ada lagi. 

Aku terbangun pukul 03.15 WIB, alarm-ku memang masih aku set jam segitu untuk persiapan sahur selama bulan ramadhan kemarin.Aku melihat ibu dan kakakku masih sibuk menyelesaikan jahitan. Tapi di dapur sudah matang ketupat, opor ayam, sambal gorng kentang dan kerupuk. Semalam sebelum tidur, aku hanya membantu menggoreng kerupuk dan menggoreng kentang. Aku bahkan tak tahu jam berapa ibu memasak itu semua. Yang aku tahu semalaman ibu belum tidur. Aku segera membereskan dapur. Menyimpan alat masak yang kotor ke tempat cuci piring, mengelap area kompor dan mengepel lantai. Saat aku hendak mencuci piring, keponakanku datang dan langsung mengambil alih mencuci piring. Aku kemudian menyetrika pakaian suami dan anak-anak untuk shalat 'Ied sambil memanaskan air untuk mandi. 

Aku bangunkan Sina dan Bana sebelum adzan subuh, bergiliran mandi dengan sepupu-sepupunya yang lain. Sementara Hana aku biarkan, nanti aku bangunkan terakhir saja.  Sekitar pukul 06.00 WIB kami berangkat ke masjid dekat rumah ibu dan pulang kembali sekitar pukul 07.00 WIB setelah bersalaman dengan semua jamaah sholat 'Ied. Suami dan anak-anak lelakiku sudah pulang duluan. 

Di rumah, kami bersalaman, berpelukan, slaing meminta maaf dan memaaafkan. Part paling sedih adalah ketika aku memeluk ibu, meminta maaf dan tanpa perlu ku minta mengalirlah doa-doa baik dari lisannya. Ibu juga bersyukur anak-anak dan sebagian besar cucunya bisa berkumpul. Akujuga ikut bersyukur bisa mudik kali ini. TAk terbayang wajah sedih ibu andai kami tak jadi mudik. 

Selesai makan bersama kami ke makam. Ada empat makam yang kami kunjungi. Makam ayah kandungku, nenekku, ayah sambungku, dan kakek sambungku. Sementara makam kakek kandungku, kami tak bisa mengunjunginya karena beliau almarhum dimakamkan di tempat pemakaman yang berbeda, sangat jauh. Kakek sambungku dan ayah sambungku, tak pernah sekalipun aku merasa mereka almarhum seperti ayah dan kakek sambung, aku merasakan kasih sayang mereka, perilaku mereka, support mereka, sama seperti ayah kandungku. 

Pulang dari makam, kami berkeliling ke kampung sebelah, berkunjung ke saudara- saudara dari pihak ibu. Tapi kemudian aku dan suami ijin pulang duluan. Aku khawatir pinggang suamiku yang belum betul-betul pulih akan terasa sakit jika terlalu lama berjalan kaki. Kami menghabiskan siang di hari raya ini dengan tidur siang. Semuanya tidur siang. 

Aku menulis ini sambil menunggu ayah mertuaku datang. Beliau ke sini sekalian menjemput kami. Sore ini kami akan kmbali ke Bandung. Aku sebenarnya sangat sedih. Aku merasa waktu dua hari di sini sangat kurang. Aku ingin sedikit lebih lama bersama ibu. Aku ingin membantunya membereskan printilan menjahit yang belum selesai. Aku ingin membantunya membersihkan rumput di rumah kaler yang meskipun sudah disemprot obat rumput namun rumputnya masih tetap tumbuh tinggi. Aku juga belum sempat bercerita banyak. Namun, saat ini kewajibanku adalah mengikuti ajakan suami. Maka aku tetap akan ikut ke Bandung, meski dengan berat hati. 

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah, everyone. Mohon maaf lahir dan batin ya. 



Sunday, 30 March 2025

Alhamdulillah Mudik.

Assalamualaikum.

Hari jum'at pekan kemarin, suami kembali terapi. Rekannya datang menjemput sekitar pukul sembilan pagi saat aku sedang memberi makan kucing-kucing di dekat gudang workshop. Suami kembali sekitar pukul 10.30 WIB. Katanya, hari itu tak banyak pasien jadi bisa selesai lebih cepat, alhamdulillah.

Ku lihat kondisinya jauh membaik, meski masih miring tapi terlihat derajat kemiringannya berkurang. Saat kutanya apa yang beliau rasakan, beliau menjawab alhamdulillah lebih nyaman meski masih ada rasa sakit dan pegal. Mungkin melihat dan merasakan kondisinya yang jauh lebih baik dari sebelumnya, suami memtuskan kita akan mudik besok. Yeay alhamdulillah. Aku sebenarnya tak seantusias itu, aku malah berpikir berlebaran di mess juga bukan hal yang buruk. Tapi ya alhamdulillah.

Sabtu sekitar pukul sebelas siang mobil sudah terparkir di depan mess kami. Kami berencana berangkat setelah dzuhur, namun suami memang meminta supir untuk memarkirkan mobil di depan mess sejak sebelum dzuhur agar kami leluasa loading barang ke bagasi. Bawaan kami sangat banyak, bagasi penuh. 

Pukul 13.15 kami berangkat. Berharap perjalanan mudik kali ini lancar, diberikan keselamatan dan keberkahan. Berharap jalanan tidak macet  seperti yang kami lihat di live tiktok beberapa akun kreator. Tapi aku sudah pasrah, kalau harus terjebak macet ya ga apa-apa, nikmati saja. Alhamdulillah area pabrik terdekat yang biasanya merupakan titik macet saat bubaran karyawan pabrik, kali ini kosong, ga ada kepadatan kendaraan sama sekali. Hingga kami hampir sampai di perbatasan Cianjur- Bandung Barat, Hana tiba-tiba ingin ke toilet. Kami belok ke rest area tepat di sebelah jembatan Rajamandala. Setelah hajat Hana terpenuhi, kami melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah kondisi lancar cenderung sepi sampai kami lewat Situ Ciburuy, dan Bana ingin ke toilet. Oh ya, saat Hana ke toilet sebelumnya, Sina Bana tidak ikut turun karena tertidur pulas. Kami mampir ke minimarket terdekat, ijin numpang ke toilet sekaligus jajan. 

Foto wefie, kirim ke ibu dan mamah, bilang kalau kami sudah berangkat

Ketika kami di tol padalarang, Hana kembali ingin ke toilet. Kami belok ke rest area km berapa ya, lupa. Ternyata rest area di sini penuh, kami bahkan tak dapat parkir. Aku dan Hana turun dan langsung ke toilet, sementara mobil memutar dan kembali. Keluar tol Cileunyi ada sedikit kepadatan tapi bukan yang macet sangat. Mobil masih bisa bergerak perlahan. Itupun hanya beberapa ratus meter, selanjutnya lancar kembali sampai masuk ke Garut. Dan kali ini giliran Sina, yang baru bangun tidur, ingin ke toilet. Kami mampir kembali ke minimarket. Saat itu sudah hampir pukul 17.00 dan kupikir tak akan sempat jika mengejar berbuka puasa di rumah ibu. Kami memutuskan mampir dulu ke tempat makan untuk berbuka puasa. Inginnya mie gacoan atau wizzmie. Ternyata Wizzmie belum ada di Garut, sementara mie gacoan lokasinya jauh dari kami saat itu. Setelah mencari di google maps, kami memutuskan untuk buka puasa di Mie Gamala, kedai mie lokal yang konsepnya mirip sama MIe Gacoan, kebetulan lokasinya searah jalan kami menuju rumah ibu. 

Mirip Gacoan banget, kan?

Saat pertama kali mobil masuk ke area parkir, terlihat sekali mirip dengan Mie Gacoan. Fasad depan atas berbentuk segitiga khas Gacoan. Bagian dalamnya luas, meja-meja dan kursi-kursi kayu tertata rapi. Sebelah kiri ada juga meja-meja cor-an, area outdoor. View-nya sawah dan kebun. Sore itu langit cerah, cantik sekali. Meja tempat memesan dan membayar di sisi kanan depan dan memanjang sampai ke dapur. Di meja ada tulisan Mie Gamala, sama lagi seperti Gacoan. Ada toilet yang cukup banyak juga area wudhu dan mushola yang nyaman. 

Foto diambil dari pintu masuk.

Plafon-nya. Ada burung-burung yang berterbangan juga.
Sayangnya tidak terlihat di kamera.


Saat itu kami datang sekitar pukul 17.30 sore. Pengunjung hanya sedikit, ku lihat hanya ada tiga atau empat meja yang terisi. Saat kami menunggu makanan kami datang, pengunjung mulai ramai, hampir di jam buka puasa. Harganya, di bawah gacoan. Rasanya, menurutku di bawah Gacoan juga. Tapi menurut anak sulungku, mie originalnya lebih enak dari mie suit Gacoan. Enaknya di sini, kita bisa pesan mie pedas level 1 atau level lainyya, tapi dengan cabai dipisah. Jadi kita bisa atur sendiri seberapa pedas makanan kita. Sayangnya aku lupa untuk ambil foto makanan kami. 

Area outdoor di foto dari depan mushola..

Selesai makan dan sholat maghrib, kami melanjutkan perjalanan ke rumah Ibu. Alhamdulillah kami sampai sekitar pukul 20.00 WIB. Anak-anak terlihat lelah dan ngantuk namun masih semangat karena bertemu dengan sepupu-sepupunya. Begitu pun aku, meski lelah, tapi akubahagia karena bisa bertemu Ibu. Alhamdulillah. 
Selamat mudik dan berkumpul bersama keluarga, everyone.

Friday, 28 March 2025

Kelas AHA PAUD : Kecemasan Homeschooling

Durasi Belajar Mengajar

Di sekolah, biasanya anak belajar sekitar enam sampai sembilan jam. Dengan homeschooling anak tidak perlu duduk belajar selama itu. Semuanya disesuaikan dengan karakter anak dan keluarga, kebutuhan dan keadaan. Bisa fleksibel. Tapi anak usia dini perlu keteraturan. Usahakan waktu belajarnya tetap sama tapi fleksibel. Berpatokan pada rutinitas. Misalkan jadwal belajar membaca jam 10.00 , sebelum itu anak harus sudah mandi, sudah sarapan, sudah bergerak (motorik kasar). Setiap hari tidak tepat jam 10.00 tidak apa-apa, tapi pastikan semua rutinitas sebelumnya sudah terlaksana. 

Untuk anak usia dini, tidak semua hal harus diajarkan. Kita bisa mengurangi waktu belajar untuk hal yang tidak memerlukan pengawasan seperti membaca buku atau mengeksplorasi sesuatu. Ini juga bisa sekaligus melatih kemandirian anak. 

Sesi belajar anak juga sebaiknya terbagi dalam beberapa sesi. Sesuaikan dengan rentang fokus anak sesuai usia mereka yaitu dua sampai tiga kali usia mereka. 

Fokus Kegiatan

Untuk anak usia dini, yang bisa kita lakukan adaah membersamai dalam permainan, menceritakan kisah, memberi teladan, memaksimalkan tumbuh kembang, dan membiasakan kebiasaan baik. 

Jadwal

Sebaiknya fokus kepada target, bukan jadwal. Akan ada hari-hari dimana jadwal belajar harus menyesuaikan kondisi atau proses belajar memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya, atau melah lebih cepat. Asah kepekaan tentang cara belajar anak, gaya hidup keluarga kita, kemudian evaluasi. Setiap keluarga pelaku homeschooling memiliki gayanya sendiri. Jadi tidak perlu meniru jadwal belajar keluarga homeschooler lainnya.

Menentukan standar pagi-siang-sore

Pagi setiap keluarga pasti berbeda-beda. Tapi standar pagi minimal setiap keluarga muslim adalah pemenuhan hak ibadah dan fisik setiap anggota keluarga.  Berikut contoh standar pagi-siang-sore di kelas AHA PAUD.


Biaya Homeschooling

Biaya homeschooling sangat bergantung pada usia anak, kebutuhannya dan budget. Perhatikan gaya belajar yang banyak dipilih anak sebelum memutuskan memilih program atau membeli apapun. Di keluarga kami, pengeluaran homeschooling terbesar adalah beli buku. Kemudian karena anak-anak kami mengikuti kelas online dari PKBM maka ada biaya yang harus dibayarkan setiap semester. Pengeluaran selanjutnya adalah field trip dan playdate, meski tidak rutin. Kemudian biaya belajar ibu atau ayahnya, seperti mengikuti workshop anak usia dini ini. 

Bersambung 


Thursday, 27 March 2025

Kelas AHA PAUD : Kurikulum Pendidikan Anak Muslim 0-3

Assalamualaikum.

Homeschooling adalah gaya hidup, anak belajar dari bangun tidur sampai tidur lagi bersama-sama dengan kita orang tuanya atau para pengasuhnya. Tentu saja kita pun perlu terus belajar. Ilmu pengetahuan terus berkembang, pun anak-anak kita yang setiap hari bertumbuh, mau tidak mau kita dipaksa untuk terus belajar apa yang menjadi kebutuhan anak-anak kita. Mengajar anak usia lima tahun tentu berbeda dengan anak kelas lima SD. 

Untuk kurikulum pendidikan anak usia dini, sudah ada panduannya di Standar Isi Pendidikan Anak Usia Dini dari pemerintah. Ini dapat kita gunakan sebagai ceklis standar perkembangan. Tapi sebagai keluarga muslim ada beberapa prinsip pendidikan diniyah yang perlu dipertimbangkan.

  • Memilih waktu yang tepat
  • Memilih tempat yang tepat
  • Sesuai dengan usia pertumbuhan anak
  • Memanfaatkan kesempatan/ momen
  • Menyambut baik ketika anak ingin belajar (contoh: shalat)
  • Mendekati sebelum bicara kepada anak
  • Menghadap anak sebagai lawan bicara’
  • Menenangkan anak sebelum bicara (ingat: Maslow sebelum Bloom? Ini sudah diajarkan Rasulullah)
  • Menyapa dengan nama asli
  • Menyentuh secara fisik
  • Menyampaikan dengan perlahan
  • Menggunakan isyarat (mengurangi bicara/ cerewet)
  • Menjelaskan dengan ilustrasi (realia)
  • Menjadi teladan dan mencontohkan dengan perbuatan
  • Memberikan perbandingan sesuai usia anak
  • Memilih istilah yang halus untuk perbuatan tercela
  • Memberi kesempatan bertanya
  • Memberikan pujian terhadap pertanyaan yang bagus
  • Tidak menjawab jika tidak tahu
  • Terbuka ketika diingatkan
  • Lemah lembut
  • Memperhatikan respon terhadap ucapan dan perbuatan
  • Perhatian terhadap kehadiran anak
  • Memuliakan jika anak memiliki keutamaan
  • Memberikan kemudahan
  • Mempelajari sesuatu yang mudah terlebih dulu
Sumber: Bersama Rasulullah Mendidik Generasi Idaman, Dr. Fadhl Ilaihi, Pustaka Imam Syafii, 2010

Dan beberapa nasihat yang diambil dari kitab parenting Islami, Jaami’ul Ahkaami fi Aadaabi Shibyan. Sepuluh wasiat pertama di bawah adalah wasiat Utbah bin Abi Sufyan kepada Abdush Shamad, pendidik anak-anaknya. Beliau menginginkan agar sang pendidik dapat:

  • Memperbaiki diri sebelum mendidik adab.
  • Menjadi pendidik yang menyenangkan.
  • Mengajarkan Qur’an dan hadits.
  • Mengajarkan syai’r-sya’ir yang penuh hikmah, namun tidak menjauhkan dari ibadah.
  • Menggunakan kalimat yang dipahami anak.
  • Menyelesaikan pelajaran yang telah dimulai hingga benar-benar paham dan tidak terburu-buru loncat ke bab selanjutnya/ materi lain.
  • Mengajari anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
  • Melatih anak memilih tauladan/ idola yang baik adabnya.
  • Menguatkan anak untuk menjauhi ikhtilat, terutama setelah baligh.
  • Bersemangat dan menghindari bersantai-santai dalam mendidik.
Selanjutnya adalah nasihat dari Harun bin Muhammad dari Bani Abasyah
  • Membacakan Qurán kepada anak dengan bacaan yang bagus.
  • Memberikan berita-berita yang bermanfaat.
  • Meletakkan kalimat pada tempatnya (ilmu komunikasi).
Kemudian nasihat Syuraih Al Qadhi
  • Mendidik anak tepat waktu dalam mendirikan shalat. 
  • Menasehati dengan nasehat yang mendidik dan cerdas
Kemudian Muawiyah bin Abi Sufyan menyebutkan beberapa hal penting lain yang perlu diajarkan ke anak
  • Mempelajari bahasa Arab.
  • Mempelajari nasab.
  • Mengetahui ilmu tentang perbintangan.
  • Bersikap kritis dan mampu melontarkan pertanyaan kritis dan berkualitas.
  • Mendidik hati untuk berusaha memahami.

Lalu, Abdul Malik bin Marwan menekankan 2 hal yaitu:

  • Mengajari kejujuran seperti mengajarkan shalat
  • Membiasakan anak untuk berada dalam lingkungan orang-orang yang beradab baik.

Terakhir, yaitu dari Umar bin Abdul Aziz bin Umar bin Khatab

  • Latihan fisik itu sangat baik, selama waktunya tepat.
  • Hindari terlalu banyak tertawa karena mematikan hati.
  • Cerdaslah memilih mainan yang tidak melalaikan dari mengingat Allah, seperti alat musik, karena bisa menumbuhkan penyakit nifaq dalam hati. 

Wednesday, 26 March 2025

Mudik Yang Tertunda

Assalamualaikum.

Saat ini seharusnya kami sudah di Garut, mudik ke rumah ibu. Jika kami di sana, mungkin sore ini kami sedang gogoleran di rumah kaler, memilah milih koleksi buku atau sekedar ngariung  main monopoli. Mungkin juga aku sedang membantu ibu ngadedel atau pasang kancing. Anak-anak mungkin bermain bola plasti di halaman rumah ibu yang cukup luas atau main ucing sumput bersama anak-anak tetangga. Qadarullah, kami harus menunda mudik dan sementara tetap di mess di Cianjur

Ayah sudah libur sejak tanggal enam belas maret, tapi masih ada pekerjaan lain yang ber-deadline  tanggal dua puluh empat maret, namun bisa dikerjakan dimana saja. Sina masih ada kelas zoom sampai tanggal dua puluh satu, sementara bunda masih ada beberapa jadwal kelas online. Rencananya kami akan mudik setelah semua pekerjaan selesai, agar bisa mudik dan liburan dengan tenang

Tanggal dua puluh empat dini hari, sekitar pukul 02.00 suami membangunkanku. Ku kira aku terlambat menyiapkan makan sahur, tapi ternyata suami bilang kalau pinggangnya sakit. Aku kaget, takuuuut banget tulang belakangnya yang dulu pernah bergeser, bergeser lagi. Aku segera mengecek, memperhatikan postur suamiku baik-baik dari kepala sampai kaki. Selewat pun aku sudah bisa melihat, posturnya ga normal, pundak bagian kanan terlihat lebih rendah dan kaki kanan terlihat lebih pendek. Kekhawatiranku ternyata benar, pinggangnya miring dan tulang belakangnya terlihat belok. Bergeser lagi. Ya Allah

Suamiku segera menghubungi salah satu rekannya, meminta tolong diantar ke terapis tulang di warungkondang. rekannya belum merespon sampai azan subuh tiba. Suami sempat mengirim pesan ke terapisnya dan baru dibalas pagi sekitar pukul enam. Qadarullah, terapisnya pun sedang sakit sehingga hari itu tidak buka praktik. Suami teringat beberapa rekannya pernah terapi pijat atau urut di pengobatan alternatif di sebuah pesantren di Tajur Halang. Suami belum pernah ke sana sehingga belum tahu lokasinya. Beliau kemudian menghubungi rekannya yang lain dan meminta tolong diantar ke sana. Alhamdulillah sekitar pukul 10.00 rekannya menjemput

Setelah suami berangkat, aku gelisah, sedih dan sangat merasa bersalah. Malam sebelumnya aku ketiduran di sofa, aku tertidur dalam kondisi kesal dan marah. Aku marah ke anak-anak tapi semua orang aku judesin, termasuk suami. Malam itu bahkan suami yang membereskan meja makan setelah berbuka puasa. Aku menangis tersedu-sedu, aku merasa aku sedang dihukum. Astagfirullah.

Sekitar pukul 11.30 suami mengirim pesan, beliau masih antri karena ternyata pasien di tempat itu cukup banyak. Sebenarnya aku mengajaknya ke dokter, mungkin nanti akan perlu fisioterapi atau apalah, tapi suami menolak. Beliau ingin tetap ke pengobatan alternatif saja. Sambil menunggu terapis tulangnya buka praktik lagi, suami memilih berobat dulu ke sana. Sekitar pukul 14.00 suami pulang. Beliau bercerita proses terapinya, cerita obrolannya dengan sang terapis, dan tentu saja cerita apa yang beliau rasakan. Aku melihat posturnya masih sama seperti tadi sebelum berangkat. Tapi Alhamdulillah, menurut beliau rasa sakit dan pegalnya berkurang. Beliau juga dibekali minyak herbal untuk diminum dan dibalur.

Kami menghubungi keluarga di Garut dan Bandung, mengabarkan kondisi suami dan kemungkinan kami menunda mudik. Seluruh keluarga mendoakan agar suami segera sembuh, lancar terapinya dan tidak mempermasalahkan kami yang menunda mudik atau bahkan mungkin tidak bisa mudik.

Persediaan beras dan bahan makanan kami nyaris habis, sengaja aku menyiapkannya agar cukup pas sampai kami berangkat mudik. Kardus sembako yang sudah kami kemas untuk kami bawa ke Garut, aku bongkar. Aku juga ke pasar, kembali menyiapkan stok lauk dan sayuran di kulkas. 

Meski sedih karena tidak jadi mudik kemarin, aku bersyukur kami diberi kesempatan berkumpul keluarga kecil kami lebih lama. Kami bisa bersama dua puluh empat jam, bermain board game, menonton serial bersama, masak-masak bersama. Suami bahkan tetap terlibat walaupun dengan kondisi duduk diganjal bantal atau tiduran. Aku juga bersyukur bisa dapat THR dari Aa penjual ayam di pasar, aku tidak akan kebagian jika aku sudah mudik, ya kan? Sina juga bisa menyelseaikan tilawahnya, kalau di garut biasanya sudah terdistraksi karena banyak saudara-saudara berkumpul. Bana juga bisa sempat ke tukang cukur, rambutnya ga rancung lagi saat lebaran nanti. Baju Hana yang belum selesai dijahit juga insyaallah bisa selesai terjahit. Insyaallah ada hikmah dibalik musibah.

Tapi aku merasa ada kesamaan waktu kambuhnya si tulang belakang suamiku itu. Selalu pas suami mau bepergian jauh atau lama. Yang pertama kali terjadi seminggu sebelum suami dinas ke Kuala Lumpur. Saat itu alhamdulillah langsung tertangani dan hasil rontgen juga menunjukkan tulang belakangnya sudah kembali ke tempatnya sehingga suami tetap bisa berangkat meskipun harus memakai belt  penyangga di pinggangnya. Yang kedua, aku ingat betul, kambuh empat hari sebelum suami berangkat ke Malang. Alhamdulillah saat itu juga langsung tertangani dan suami bisa tetap berangkat meski,ya, pakai  belt penyangga lagi. Nah, kali ini, kambuh tepat sehari sebelum kami berangkat mudik. Aku sempat berkomentar kenapa sih asa pas aja waktunya, seprti ada yang menghalangi rencana perjalanan suami. Tapi suami segera mengingatkanku untuk menepis pikiran-pikiran seperti itu.

Doakan suamiku ya, semoga segera pulih, tulang belakangnya kembali ke posisinya, sakitnya segera hilang, postur tubuhnya normal kembali dan bisa berkegiatan seperti biasa sehari-hari. Dan semoga kami bisa mudik, kapanpun waktunya. 

Wassalamualaikum. 


Tuesday, 25 March 2025

Kelas AHA PAUD : Meluruskan Makna Kurikulum

Assalamualaikum.
Ada berbagai versi definisi kurikulum yang dibahas Bu Mierza di kelas AHA PAUD kali ini. 
  • Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) – Kurikulum merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan . Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar mengajar.

  • Drs. Cece Wijaya, dkk – Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi keseluruhan program.
  • Harsono (2005) – Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan pendidikan yang diekpresikan melalui praktik.

  • Prof. Dr. S. Nasution, M. A. – Menjelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar mengajar

  • H. Hasan (1992) – Menurutnya kurikulum itu bersifat fleksibilitas. Yakni sebagai suatu pemikiran kependidikan bagi diklat, sehingga dalam posisi teoritik, harus dikembangkan dalam kurikulum sebagai sesuatu yang terencana dan juga dianggap sebagai kaidah pengembang kurikulum.
  • George A. Beaucham (1976) – Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang berisikan seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
  • Murray Print – Menjelaskan bahwa kurikulum ialah ruang pembelajaran yang direncanakan, diberikan secara langsung kepada peserta didik oleh sebuah lembaga pendidikan dan merupakan pengalaman yang bisa dinikmati oleh seluruh peserta didik ketika kurikulum itu diterapkan.
  • Good V.Carter (1973) – Mengatakan bahwa kurikulum merupakan sekumpulan kursus ataupun urutan pembelajaran yang sistematik.
  • Dalam Undang – Undang No.20/2003 tentang SPN, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (pasal 1 ayat 19).
Jika kita melihat semua definisi di atas, tidak ada kata waktu belajar, durasi belajar, metode belajar, ataupun keharusan menyelesaikan semuanya di usia dini. Inti dari semua definisi kurikulum itu adalah tidak ada ketetapan, keseragaman. Semua tergantung kebutuhan anak, dan yang menentukan apa saja kebutuhan anak adalah kita, orangtuanya. Kebutuhan anak satu dengan anak yang lainnya jelas berbeda. 

Reminder
Pada anak-anak usia dini, karena anak kita anak muslim, kita memiliki tanggung jawab unntuk mendidik adab sebelum ilmu. Seperti yang disampaikan oleh Sufyan bin Uyainah, seorang ulama besar guru Imam Syafii
"Langkah awal belajar ilmu adalah DIAM, kemudian mendengarkan, kemudian menghafal, kemudin mengamalkannya, kemudian menyebarkannya."
Tapi kita juga perlu berhati-hati dengan semangat menanamkan adab atau perintah untuk anak usia dini. Karena adab belajar ditentukan usia. "Duduk tenang" pun perlu disesuaikan dengan usianya. Ibadah pun perlu disiapkan fisik, pemahaman dan mentalnya. 


Monday, 24 March 2025

Tulisan Yang (Mungkin) Tak Akan Pernah Selesai

Assalamualaikum.

Hari itu, kami pulang dari Garut setelah beberapa hari keliling nyari info dan survey-survey peternakan domba. Akang sih yang keliling, saya nunggu sambil liburan di rumah Ibu. Dari rumah Ibu sekitar jam 10 pagi. Saat bersiap-siap, entah kenapa Sina yang biasa saya gendong erat menggunakan baby wrap tiba-tiba menolak untuk digendong. Mau duduk aja katanya. Ibu pun sampai nanya : "Itu Sina ga digendong?" Saya pun menjawab ya karena Sina-nya ga mau. Berangkatlah kami. Saat Sina dadah-dadah sama Ibu sebenarnya saya ada feeling ga enak. Ga tau lah apa, saya ga ngerti. Tapi saya seperti melihat wajah sedih ibu. 
Biasanya kami lewat jalur Nagreg, atau lewat Cijapati, itu pun sangat jarang. Boleh dikatakan selalu lewat Nagreg lah. Hari itu saya iseng lihat di waze kalau lewat Monteng ternyata lebih dekat, selisih jaraknya sekitar 25km. Kami sering dengar tentang jalur Monteng ini, jalur yang banyak titik ekstrimnya. Turunan tajam dan berkelok. Bahkan dulu sebagian jalannya pun masih tanah. Nah, dua hari sebelumnya kami ngobrol dengan saudara yang hampir seminggu 3x lewat jalur tersebut. Beliau bilang sekarang semua jalannya sudah diaspal, ga ada lagi jalan tanah. Jalur-jalur yang ekstrim juga sudah lebih baik karena banyak dipangkas dan ada jalan-jalan baru yang lebih aman. Jadilah kami sepakat untuk mencoba jalur tersebut.
Kami mengisi bensin di daerah Samarang atas, ga taulah nama pastinya. Yang pasti sudah masuk jalan arah atas dari Samarang. Disana juga Akang ngecek ulang ban dan rem dan kami yakin semuanya normal. Masuk area kamojang kami masih ngobrol cerita kesana kemari. Melihat pipa-pipa panas bumi, menghitung mamang-mamang yang jualan, berpapasan dengan bus dan banyak kendaraan lain. Saat mulai memasuki jalur yang turunan terus, saya banyak-banyak berdoa dan beberapakali bilang : "Hati-hati Yah, pelan-pelan. Entah berapa turunan kami lalui. Kemudian kami melihat banyak motor-motor yang berhenti di pinggir jala, di beberapa titik. Kalau dipikir lagi sekarang, ternyata motor-motor itu berhenti di titik setelah turunan curam. Kami? Lanjut aja terus ga istirahat dulu. 
Sampai akhirnya kami melewati jalan yang dianggap paliiing ekstrim. Alhamdulillah. Kami lega karena semua titik rawan berhasil kami lewati. Selanjutnya jalan masih turun tapi ga ekstrim. Turunannya landai dan sedikit saja. Di bagian sini ternyata jalan dibuka tutup karena sedang ada pengecoran ulang. Tiba-tiba Akang bilang pelan:" Bunda, remnya ga bisa. Blong, Bun. Astagfirullah astagfirullah astagfirullah." Di sana banyak bapak-bapak yang kerja memperbaiki jalan. Saya sempat teriak tolong tahan motor kami, remnya blong. Dan Akang langsung menabrakkan motor ke tumpuhan batu coral. Kebetulan di sana ada tumpukan batu coral, tumpukan pasir, beberapa drum aspal. Motor nabrak tumpukan batu tapi entah bagaimana kami semua terlempar. Saya dan Akang terlempar ke jurang sedalam 4 atau 5 meter dari jalan. Sementara Sina terlempar ke sawah yang banyak lumpur, melewati jurang. Sialnya, entah bagaimana, drum aspal yang dipinggir jalan itu menggelinding dan tepat mengenai kepala Akang. Astagfirullah. Saya tidak melihat. Ketika saya bangun, dengan baju kotor dan basah, yang saya ingat adalah Sina. Saya panggil-panggil Sina dan melihat sekeliling. Saya mendingar suara tangisan Sina yang menangis sambil memanggil: "Buuuundaa....." Saya melihat Sina. Seluruh badannya penuh lumpur termasuk wajahnya. Saya berusaha mendekat ketika saya melihat seorang Bapak menolong Sina, menggendongnya, dan berjalan ke arah saya. Ketika saya melihat ke arah lain, Saya melihat Akang, dengan baju kotor dan darah mengalir, ya mengalir, bukan hanya menetes, dari sekitar telinganya. Allah. Degh. Posisinya duduk, lalu kemudian oleng dan pingsan.
Seorang Bapak segera mengangkat Akang dan menggendong di punggungnya. Alhamdulillah ada sebuah mobil yang bersedia memberi tumpangan untuk membawa kami ke fasilitas kesehatan terdekat. allahuakbar, jalan macet karena di depan sana ada perbaikan jalan. Mobil sama sekali ga bergerak, akhirnya Akang di bawa naek motor, di tengah, Di belakang Bapak yang tadi mendampingi. Akang duluan, saya menunggu ada ojeg lain yang bisa membawa saya dan Sina menyusul Akang ke fasilitas kesehatan.
Sampai di puskesmas Ibun, saya lihat Akang sudah sadar. Sedang dibersihkan luka-lukanya. Saya mendekat, beliau bertanya : "Bun, ga apa-apa? Sina gimana?"

*bersambung

Tulisan ini saya tulis lebih dari delapan tahun yang lalu, namun sampai hari ini saya masih belum sanggup menuliskan kelanjutannya. 

Saturday, 22 March 2025

Kelas AHA PAUD : Pijakan

Assalamualaikum.

Melanjutkan cerita tentang prinsip pendidikan anak usia dini, kali ini tentang pijakan yang harus kita berikan kepada anak-anak, menyesuaikan usianya. 

KKO (Kata Kerja Opersional)

KKO (Kata Kerja Operasional adalah kata kerja yang dapat diukur ketercapaiannya, dapat diamati perubahan tingkah laku atau tindakannya, dapat diuji dan digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran. KKO ini adalah kuncian dalam mendidik karena ini mempermudah anak dalam mengetahui apa yang orang dewasa inginkan. Semakin lugas kalimat yang kita pakai, semakin anak paham apa yang harus dilakukan dan semakin sedikit kemungkinan salahnya. Tentunya harus sesuai sama usia tumbuh kembangnya.

Misal saat kita ingin membacakan buku, kita katakan : "Nak, ayo sini DUDUK, SIMAK Bunda ya." KKOnya di sini adalah duduk dan simak. 

Kata kerja yang kita ucapkan harus spesifik. Misal saat ingin mengajak anak menempel stiker, contoh kalimat yang salah adalah "Nak, ayo kita kerjakan ini." Kerjakan apa, anak akan bingung apa yang harus dilakukan. Harusnya "Nak, Bunda punya buku stiker nih. Ayo kita MENCABUT stikernya dari buku stiker dan MENEMPELKANnya di sini." Sini ini sambil menunjuk benda yang akan ditempel ya. KKOnya mencabut dan menempel. 

Contoh lain, kalimat yang kurang tepat "Ayo kita bereskan ruangannya sampai rapi ya". Sampai rapi itu gimana, apa patokannya rapi. Sebaiknya "Ayo kita MASUKAN mainannya ke kotak mainan.", "Sekarang KUMPULKAN sampahnya, kemudian MASUKAN ke tempat sampah." Untuk anak yang lebih kecil misal usianya masih satu tahun, KKOnya lebih sederhana lagi. Misal "TARUH sini, Dek" sambil kita mencontohkan memasukkan mainan ke kotak mainan. 

Fakta

Untuk anak yang sudah lebih besar, sekitar 4-5 tahun bisa kita beri pijakan fakta. Maksudnya adalah kita mengatakan keadaan saat itu, apakah anak peka dan tahu apa yang harus dilakukan. 

Misal kita bilang "Wah tiga puluh menit lagi snack time nih." Apakah anak paham dengan rutinitas yang sudah biasa dilakukan. Kalau mau snack time berarti mainannya sudah harus dibereskan. Jika ternyata anak belum paham, boleh diberikan kalimat fakta lain misal "Mainannya masih banyak di lantai tuh."

Pertanyaan

Jika dengan penyampaian fakta anak masih belum bergerak, selanjutnya kita beri kalimat pertanyaan " Mainannya sudah masuk ke kotak mainan semua belum?". Jika ternyata anak hanya menjawab "belum' tanpa melakukan apa-apa maka kembali lagi ke KKO.

Gesture

Pijakan yang terakhir adalah gesture, fisik, kita langsung mencontohkannya. Gesture ini bisa berdiri sendiri atau bisa juga bersamaan dengan KKO. 

Reminder : Prinsip PAUD harus berjalan beriringan, dibungkus dengan 1 visi + 6 misi. 

Thursday, 20 March 2025

Kelas AHA : Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini (Umum)

Assalamualaikum.

Post sebelum ini, rencananya akan menuliskan materi prinsip paud, tapi baru prolognya aja udah bikin berlinang air mata dan bisa jadi tulisan random curhat tentang homeschooling. Kali ini, aku akan benar menuliskannya di blog sebagai sarana mengikat ilmu yang mudah diakses kapan saja dimana saja. 

Berorientasi Pada Perkembangan Anak

Prinsip pendidikan anak usia dini yang pertama adalah berorientasi pada perkembangan anak. Kita sediakan apa yang dibutuhkan oleh anak, bukan apa yang digariskan di kurikulum. perkembangan setiap anak berbeda, maka cukup fokus pada perkembangan anak sendiri apakah sudah sesuai usianya atau belum. 

Ketika mengintip STTPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak) kemudian membandingkan dengan kemampuan Hana (4-5 tahun) saat ini, aku cukup tertohok. Ternyata masih banyak yang belum meemnuhi standar. Aku sudah memiliki STTPA ini sejak jaman dahulu kala, tapi masih belum rutin mengecek perkembangan anak-anak. Di aspek perkembangan moral dan nilai-nilai agama, PR Hana cukup banyak. Aku belum mengenalkannya agama-agama lain yang ada di Indonesia, tempat ibadahnya, hari besarnya. Selama ini hanya agama sendiri lah yang dikenalkan. Aku cukup puas di aspek sosial, emosional dan kemandirian. Semuanya terceklis. Toilet training bagian bisa membersihkan sendiri (cebok) setelah buang air besar baru saja lulus. Sebulan lalu Hana masih berteriak memanggil ketika selesai, dan masih aku yang membersihkan. PRnya ketika di luar rumah yang toiletnya tidak ada bidet atau shower karena belum bisa pakai gayung. Bana pun masih kesulitan jika harus menggunakan gayung. 

Berorientasi Pada Kebutuhan Anak (Fisik dan Psikis)

Contoh yang sering disebutkan adalah ketika seorang anak berusia empat tahun diminta duduk tenang selama tiga puluh menit, misalnya untuk belajar Iqra, apakah bisa? kalau bisa, alhamdulillah. Kalau ga bisa? ya ga apa-apa, wajar. Karena rentang konsentrasi anak itu 2 sampai 3 kali usianya. Jadi anak usia empat tahun, normalnya bisa duduk tenang, fokus selama delapan sampai dua belas menit saja. Anak yang ga bisa duduk tenang bukan berarti anak itu memiliki kecerdasan kinestetik, mungkin ya memang sesuai dengan usianya saja. Anak-anak punya hak untuk bergerak. Katanya, hak otot untuk bergerak sama seperti hak anggota tubuh untuk bertasbih. 

Belajar Melalu Permainan.

Hati-hati, belajar melalui permainan tidak sama dengan belajar sambil bermain. Apalagi sebagai seorang muslim, tidak direkomendasikan belajar sambil bermain. Karena kita perlu mengajarkan adab sebelum ilmu. Ketika akan belajar, anak perlu dilatih untuk duduk tenang, menyimak, diam. Kalau sudah bisa, baru dilatih untuk mencatat, dan lainnya. Belajar tidak sambil bermain.

Berbeda dengan belajar melalui permainan. Misalkan anak bermain balok. Dengan bermain balok, kognitifnya dapat, nuerasi pasti, motorik halus pasti, motorik kasar juga didapat jika baloknya berat misalnya. 

Berpusat Pada Anak

Pengaturan di rumah untuk yang menjalankan homeschooling seharusnya berpusat pada anak. Tata letak perabot, penyimpanan barang-barang sebaiknya bisa membuat anak menjangkau apa yang dibutuhkannya, bisa mrapikannya sendiri jika telah selesai menggunakan, dan membuat anak menyadari sendiri kebutuhannya. 

Pengaturan jadwal juga berpusat pada anak. Anak tidur jam berapa, bangun jam berapa, kapan makan, kapan bermain di luar, kapan belajar dan sebagainya.

Lingkungan yang Kondusif

Tidak sederhana, tapi perlu diusahakan. Anak-anak usia dini nalarnya baru bisa sebatas melihat, mencontoh, meniru, mengikuti. Bayangkan lingkungan seperti apa yang akan kita kenalkan ke anak, yang anak lihat, tiru, dan ikuti. 

Kalau tidak kondusif, apakah bisa? Bisa, tapi perlu usaha lebih keras.

Menggunakan Pembelajaran Terpadu.

Anak usia dini sebaiknya belajar berdasarkan tema agar pembelajaran lebih bermakna dan relate dengan kehidupan sehari-hari.  Tidak harus selalu mengikuti tema yang disiapkan kurikulum pemerintah, tema sendiri seperti tema Ramadan, tema Idul Adha, dan sebagainya juga bisa. 

Mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup

Salah satu contoh sederhana kecakapan emosinya berkembang adalah misalkan ketika bundanya sedang sibuk di dapur, dia bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Atau untuk anak yang lebih kecil misal tiga tahun, tiba-tiba peluk, tiba-tiba ambil sesuatu pengen bantuin. 

Intinya adalah ajak dan dampingi mereka dalam keseharian kita. Mereka akan melihat bagaimana cara kita berbicara dengan orang lain, cara kita berjalan, cara kita membawa diri, atau cara kita mempersiapkan segala sesuatu. 

Ada sebuah pepatah : Membayar di depan lebih mudah dari pada membayar di belakang. Caranya adalah kita harus mau berlelah-lelah mengajak anak-anakmelakukan apa yang kita lakukan sebagai seorang muslim. Ini juga menjadi saatnya kita re-parenting, bagaimana kita sebagai seorang muslim memberi contoh, mengajak, dan mengajari. 

Menggunakan Berbagai Media Edukatif dan Sumber Belajar

Saat ini banyak sekali sumber belajar bertebaran di ruang digital. Pilih sesuai kebutuhan, jangan fomo ikut-ikutan. Penting juga untuk belajar langsung dari guru.

Dilaksanakan Secara Bertahap dan Berulang-ulang

Secara fitrah anak-anak usia dini akan mengulang-ulang melakukan apa yang dia suka dan ingin bisa. Misal jika anak suka sama satu buku, buku itu terus diulang minta dibacakan. Tubuhnya, otaknya jiwanya secara fitrah membutuhkan sesuatu itu dilakukan bertahap dan berulang-ulang agar dia mampu melakukannya dengan baik.

Aktif, Kreatif (Inovatif), Efektif, dan Menyenangkan

Kita bisa mencari referensi kegiatan anak dengan kata kunci yang tepat, tapi pastikan kita memberi pijakan saat membersamai. 

Wednesday, 19 March 2025

BukBer Keluarga Pertama 2025

Assalamualaikum.

Hari ini mau nyobain workspace sejuta umat di tengah kota Cianjur. Tempat makan mie pedas berlevel dengan dominasi warna pink keunguan. Aku berangkat duluan bersama Hana, sedangkan suami, Sina dan Bana akan menyusul nanti setelah suami menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah memesan menu untuk berbuka puasa, aku memilih duduk di meja yang bersebelahan dengan brakiasi. Aku mengetik ini sambil sesekali melihat Hana main perosotan. 

Hana-ku
Sebenarnya kami sering ke sini, tapi hanya untuk makan. Kali ini aku sengaja bawa tab, rencana mau menyelesaikan pekerjaan yang sudah hampir di batas waktu, tetapi setelah kucoba sinyalnya kurang bagus. Loading terus, aku malas juga kalau harus pakai koneksi hotspot dari hp. Maka kuputuskan ngedraft aja lah, lumayan jadi punya random post buat setoran. 

Tadi aku memberi pilihan menu mau mie atau nasi ke suami dan anak-anak. Semuanya kompak ingin menu mie. Barusan kulihat ada menu paket bukber berempat yang kalau dihitung-hitung jatuhnya lebih murah dibandingkan beli satuan. Sayangnya hanya tersedia dua menu mie dan dua menu nasi. Tapi ujung-ujungnya kuputuskan tetap memesan paket berempat itu dengan tambahan dua menu mie lagi, clasic roll kesukaan Sina dan air mineral. 

Adzan maghrib masih sekitar satu jam lagi. Aku mulai kebingungan memilih kata apa yang bisa jadi cerita. Tapi kemudian aku melihat Hana main perosotan tapi naik dari perosotan bagian depan, tidak lewat tangga di belakang. Ternyata ada seorang anak laki-laki, usianya mungkin sekitar lima tahun, duduk di bagian atas tangga sehingga menghalangi Hana dan anak lain mengakses perosotan dari tangga belakang, Dia duduk, dan main hp dengan santai nya. Aku menyayangkan orangtuanya yang tidak mengambil tindakan apapun, membiarkan saja tanpa menegur atau menyarankannya berpindah tempat. Maksudku, atuhlah kalau mau main hp mah jangan di sana, duduk aja di kursi makan di dekat orangtuanya, atau di mana lah yang tidak menghalangi anak-anak lain untuk bermain. Aku suka gemas ya ada yang begini di public space. 

Hana naik dari depan, ada anak laki-laki yang kututupi wajahnya duduk di sana main hp.

Terus kenapa ga ditegur? Males haha. Aku lagi ga ada energi buat negur anak orang, takut malah jadi ribet sama orangtuanya. Energiku sudah cukup terkuras hari ini. 

Pukul 17.27 WIB, belum ada makanan yang terhidang di meja. Aku berharap semoga makanan datang tepat waktu, bisa disantap tepat saat berbuka puasa. Resto mulai ramai, meja-meja bertuliskan reserved yang dari tadi kosong kini mulai terisi satu persatu. Suasana sudah tidak hening, mulai riuh dengan suara-suara yang mengobrol. Anak-anak yang bermain di brakiasi semakin banyak, mulai ada yang dorong-dorong tidak sabar mengantri. Hana kupanggil dan kusuruh duduk. Kukatakan padanya bahwa dia sudah cukup bermain sejak tadi. Kusuruh cuci tangan. 

Pukul 17.45 suami dan dua anak lanangku datang. Di meja sudah terhidang sebagian cemilan, menu utama dan minuman belum. Aku sempat misuh-misuh karena meja depan dan belakang yang baru datang sudah terhidang lengkap pesanannya, sedangkan aku yang pesan sejak pukul 16.30 masih belum juga. Tapi aku ga sampai komplain sih. Melihat para pegawai sibuk sana-sini rasanya tak tega sampai harus komplain. Sebelum adzan maghrib, alhamdulillah semua menu pesanan kami sudah terhidang di meja. Sementara para pegawai, kulihat mereka masih sibuk mengantar pesanan ke meja-meja, mengecek setiap meja apakah pesanannya sudah lengkap atau belum, mereka kulihat belum buka puasa. Semoga sehat-sehat selalu ya Teteh Aa, lancar pekerjaannya dan banyak rezekinya. 

Kami pulang tanpa sempat foto bersama. Ah masih saja lupa untuk ambil foto kalau makan di luar. Sekian.

Wasallamualaikum.

Tuesday, 18 March 2025

Reminder Niat Homeschooling

Assalamualaikum.

Akhir-akhir ini aku sedang banyak berkeluh kesah tentangbetapa lelahnya menjadi ibu homeschooler yang 24 jam bersama anak terus menerus. Lelah fisik tak seberapa tapi lelah psikis cukup terasa. Yang biasanya cukup terobati dengan jalan-jalan sore berdua suami, sekedar jajan siomay atau belanja kebutuhan rumah, kini itu menjadi kurang. Sepulang jalan-jalan, sampai di rumah lelahnya terasa lagi. Keadaan ini tentu sangat mempengaruhi mood-ku, bagaimana aku berbicara dan berekspresi terhadap anak-anak. Hari ini setelah subuh aku mendengarkan rekaman materi workshop PAUD yang ku ikuti, baru empat menit pertama aku langsung berlinang air mata. 

Di awal kelas/workshop Bu Mierza selalu mengingatkan tentang niat, meluruskan niat, mengembalikan niat. Kata beliau tadi, homeschooling ini perjalanan yang tidak sederhana, capek banget. Orang lain yang memilih jalan sekolah formal juga capek, tapi ada jeda untuk tidak ketemu anak. Kita yang memilih HS, jangan lupa tujuan kita, jangan sampai kalimat-kalimat yang menjadi harapan berubah menjadi keluh kesah. Meluruskan kembai niat. Kelelahan yang sedang/akan kita jalani nanti adalah sesuatu hal yang lebih tinggi, lebih agung, bukan sekedar validasi dari masyarakat bahwa "nih,anakku homeschool lho", "lihat deh anakku begini dan begitu", bukan. Minta kemudahan kepada Allah agar dijauhkan dari perasaan-perasaan demikian.  Tapi ingat...

"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan kepadanya" (H.R. Muslim no 1631)
"Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak adalah hasil jerih payah orang tua." (HR. Abu Daud no. 3528, An-Nasa'i dalam Al-Kubra 4:4, 6043, Tirmidzi no. 1358, dan Ibnu Majah no 2290. Al-hafidz Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Niat bisa berubah-ubah, sebagaimana hati yang terbolak-balik. Selalu minta kepada Allah ntuk meluruskan niat kita menjalani pilihan yang lelah ini.

Ada sebuah komentar di kolom chat yang cukup menyentuh bagiku, ketika kami ditanya kenapa sih mau berlelah-lelah memilih jalan ini, ketika ada jalan lain yang lebih sederhana, lebih mudah. Jawaban beliau "Saya ingin ambil semua pahalanya, Bu. Saya ingin rakus dalam hal ini. Semoga mendatangkan kenikmata dan semoga Allah mudahkan."

Sekian dulu, wassalamualaikum. 

Sunday, 16 March 2025

Wardah Color Expert Class

Assalamualaikum.
Aku menulis draft ini menggunakan hp. Duduk di sebuah coffe cafe di tengah kota Cianjur. Mba-mba wardah dan para panitia masih sibuk menata cermin dan berbagai tools make up di meja. 
Aku yang datang sendiri, cukup gabut menunggu kelasnya dimulai. First impression ku sedikit kecewa ya. Lebih dari lima puluh persen peserta sudah hadir tapi tempat belum siap. Memang belum waktunya acara dimulai sih, jika melihat di rundown, masih ada waktu tiga puluh menit sampai acara dimulai. Tapi, di grup tempat kami para peserta dikumpulkan, diinfokan open registration pukul 14.00 (satu jam sebelum kelas dimulai) dan dipersilakan mencoba personal color analysis. Saat aku menuliskan ini, jam di hpku menunjukan pukul 14.38. Registrasi? Hmmm ada kertas hvs kosong yang dikelilingkan untuk mengisi daftar hadir. Personal color analysis gimana? I dont know, kulihat belum ada satu pun yang mencoba. Let see yaaa.
Selagi menunggu.
Update
Pukul 15.15 semua meja sudah siap, lengkap dengan makeup dan aneka toolsnya, juga cermin, kapas dan tisu. Teteh MC belum membuka acara, tapi mempersilakan delapan orang pertama yang hadir sejak pukul 14.00 untuk mengangkat tangan dan mencoba personal color analysis. Yang lainnya, sambil menunggu dipersilakan untuk shalat ashar.  Aku mengangkat tangan. Teteh MC juga mempersilakan dua orang untuk maju ke depan lebih dulu. Salah satunya aku. Sudah maju, ternyata alat-alat untuk melaksanakan personal color analysisnya belum siap, cermin dan lampu-lampu baru dikeluarkan. Aku (dan salah satu peserta lain)  yang sudah berdiri di depan kembali ke kursi. Beberapa waktu kemudian, setelah siap, aku kembali maju dan duduk di kursi yang disediakan. Teteh berseragam wardah menjelaskan bahwa apa yang akan kita lakukan saat itu adalah personal color analysis basic, hanya menentukan undertone kita warm atau cool. Teteh wardah memasangkan cap putih di dada tapi tidak cap di kepala, jadi tetap menggunakan kerudungku yang berwarna abu. Kemudian beliau mengatakan agar aku fokus melihat dark circle di bawah mata, area hitam sekitar bibir dan dark spot. Perhatikan warna kain yang mana yang membuatku lebih cerah dan menyamarkan dark circle di bawah mata dan area sekitar bibir tadi. Setelah mengganti beberapa warna kain, akhirnya disimpulkan bahwa undertone ku adalah WARM. Sejujurnya saat itu aku ga terlalu melihat jelas perbedaannya, aku yang harus melepas kacamata tapi lupa memakai softlens tidak bisa melihat dengan baik. Maka aku percaya aja lah sama teteh wardah. Tidak sampai 5 menit selesai.
Sedikit selfie.
Sekitar pukul 16.00 Teteh MC resmi membuka acara. Dimulai dengan perkenalan setiap peserta kemudian lanjut make up class. Tema makeupnya yang saat ini sedang viral yaitu makeup segar seperti habis mandi. Alhamdulillah kami bisa mencoba cushion berbagai shade, memilih yang mana yang paling cocok. Begitupun dengan makeup lainnya seperti concealer, blush, eyeshadows, contour, hingga lipstik. Yang paling aku suka adalah mencoba berbagai lip product aneka tekstur aneka warna. Tanpa ragu tanpa malu-malu. Kami diajarkan makeup step by step. Cukup detail. Selain ada teteh yang mendemonstrasikan proses makeup ke model, ada juga beberapa teteh lain yang berkeliling, memastikan setiap peserta bisa mengikuti step nya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta. Sesi ini, aku cukup puas. 
Setelah selesai kelas makeup, kami foto bersama dan tentu saja, ngonten. Sebenarnya ada sesi foto sendiri-sendiri, menunjukkan hasil makeupnya, tapi aku menolak. Hehe.

Selanjutnya, sambil menunggu waktu berbuka, kami menukarkan voucher wardah ke booth wardah. Kami mendapat voucher seratus ribu dan aku menukarkannya dengan satu lip glasting dan satu lipcream, nambah dua puluh ribu sih, tapi ya gapapa. 
Menu buka puasanya es teh leci dan nasi soto. Enak, puas. 

Kesimpulanku, meski sedikit kecewa di awal, aku cukup puas dengan dengan kelasnya. Dengan membayar 188k, aku mendapatkan
- personal color analysis basic
- kelas makeup
- voucher wardah 100k
- hijab dari rilufa hijab
- menu buka puasa es teh leci dan nasi soto
Alhamdulillah. 
Wassalamualaikum.